Chapter 28

1.1K 241 15
                                    

Mereka menyeberangi perairan menggunakan sebuah perahu yang didayung dengan cara manual tanpa mesin oleh salah satu penduduk kawasan itu.

Dia mengatakan sengaja mengambil rute yang terdapat kabut untuk menutupi kehadiran mereka.

Kakashi mulai mengancam Tazuna. Jika dia tidak menceritakan sebenarnya, maka seketika setelah sampai ke dataran misi mereka akan dibatalkan.

Tazuna yang terdiam lama, akhirnya mulai menjelaskan bahwa dia ingin dilenyapkan oleh seseorang bernama Gato.

Kakashi mengingat bahwa Gato adalah seseorang dari perusahaan Gato. Salah satu orang terkaya didunia.

Cale yang mendengar itu merasa tertarik.

Sepertinya aku akan mendapat jackpot.

-Hahaha... Uang kami datang.

Pelit terlihat sinkron dengan pemikiran Cale.

"Dari penampilan luar, dia kepala eksekutif dari perusahaan ekspedisi.

Namun, dibalik itu, dia menyelundupkan obat-obatan dengan menggunakan jasa dari para bandit dan shinobi.

Terlebih, dia menjalankan bisnis keji, merebut perusahaan dengan kejam dan menguasai negara.

Dan sekitar setahun yang lalu, itu pertama kalinya dia menginjakkan kaki dinegara Ombak.

Dia menggunakan kekayaan dan kekejamannya untuk masuk ke negara ini, dan sebelum kami menyadarinya, dia sudah menguasai penuh atas transportasi laut dan ekspedisi pulau.

Menguasai laut ini dia bisa mengendalikan keuangan, pemerintah, rakyat, dan semua yang ada.

Dan ketakutan Gato adalah selesainya pembangunan jembatan ini."

"Jadi, bagi dia kau tampak seperti penghalang baginya."

"Lalu kenapa kau harus berbohong mengenai permintaan itu."

Cale yang memperhatikan itu akhirnya mulai berbicara.

"Kau bilang dia menguasai negara ini bukan?

Sudah jelas keuanganmu maupun negaramu tidak mencukupi untuk menyewa shinobi pada tingkat B atau lebih dari itu.

Dan jika kita menghentikan misi ini kau mungkin juga akan dibunuh."

Tazuna dan yang lainnya terkejut mendengar deduksi dari pemuda cantik itu.

"Ternyata tak hanya penampilanmu, tapi daya pikirmu mengejutkanku...

Kau memang menebaknya dengan tepat."

Wajah Cale masih terlihat datar, berbanding terbalik dengan Naruto yang matanya berbinar mendengar kakaknya yang dipuji.

"Tentu saja itu Nii-chanku, ttebayo!"

Cengiran khas muncul diwajah Naruto. Dia juga merasakan tepukan hangat dikepalanya.

"Tapi kalian tak perlu cemas. Jika aku mati cucuku yang manis berumur delapan tahun hanya akan menangis sepanjang hari!"

"Hmm?!"

"Lalu putriku hanya akan menyalahkan ninja Konoha sepanjang hidupnya dan berduka cita sendirian!"

"Hmm?!?!"

"Tentu saja itu bukan salah kalian!"

Semua orang terlihat berpikir keras kecuali Cale yang terus melihat kabut. Lagipula dia tetap mengetahui keputusan yang akan diambil.

Seandainya On ada disini. Itu akan lebih mudah.

"Kita hampir sampai!"

Mereka melewati terowongan dan sampailah mereka di sebuah pemukiman desa yang terlihat damai.

Kehidupan Ketiga Cale HenituseWhere stories live. Discover now