Chapter 15

2.1K 354 28
                                    

Suara kunai yang saling beradu mengiringi dipagi hari di kediaman Uchiha.

Terlihat kedua bocah penuh semangat mencoba unjuk kekuatan yang dimiliki.

Cale masih terlihat mengantuk dan mencoba melihat latihan kedua bocah yang kelebihan energi.

Fugaku yang duduk disampingnya juga melihat kedua bocah itu.

"Aku mendengar bahwa seorang bocah membantu keluarga Hyuuga mengatasi permasalahan klan mereka. Apa itu kau?"

Cale yang terlihat malas untuk berbicara hanya menganggukkan kepala.

"Mungkin klan kami juga tak jauh berbeda dari mereka. Tapi kami memiliki integritas yang tinggi terhadap klan kami.

Meski kami mendapat tuduhan klan pengkhianat sekalipun. Kami tetap mengangkat kepala kami tanpa adanya rasa takut. Itulah yang membentuk kami para Uchiha."

'Yah, aku tahu mengenai sejarah klan Uchiha karena keegoisan seseorang yang mendambakan dunia yang ingin di bentuk sendiri olehnya.'

"Fugaku-san kenapa kau menceritakan klanmu pada orang luar sepertiku? Kau tahu aku bisa saja menyebarkan hal yang buruk pada orang lain?"

"... Aku juga tidak tahu. Tapi auramu terasa seperti berbicara dengan teman sebayaku.

Lagipula kau berbau seperti rumah."

Alis Cale nampak berkedut.

'Apa dia mengejek atau menyindirku karena belum mandi?!'

"Aku tidak mengerti apa yang Fugaku-san bicarakan. Ada satu hal yang lebih jelas untuk diperbaiki mulai dari hal kecil, mungkin!"

Fugaku tidak memberi pertanyaan tapi dari sorot matanya terlihat jelas mempertanyakan maksud tertentu dari bocah disampingnya.

"Jika ingin lebih memajukan kesejahteraan klanmu dari awal pertama kau harus lebih peduli pada keluargamu terlebih dahulu.

Yang kulihat kau lebih condong kearah putra sulung daripada putra bungsumu.

Seperti tanaman jika kau mencabut satu akar maka tanaman yang berada diatasnya juga akan layu.

Kau juga harus memposisikan mereka berdua setara tanpa membandingkan dengan lainnya. Dimulai dari memupuk ikatan dengan anak-anakmu dari sekarang bukankah masih belum terlambat?"

Fugaku mendengar jawaban yang diberikan bocah merah itu tertawa lepas.

'Ini menyegarkan.'

Dia tidak pernah merasa perasaan bebas ini. Simpul hati yang diikat erat olehnya saat ini seakan terlepas dan memberi rasa kebebasan darinya.

Kedua bocah juga menghentikan latihannya.

Sasuke tidak pernah melihat ayahnya tertawa lepas segera terpana.

Ayahnya yang terkenal dingin dan terlihat dengan wajah tegas yang biasa dilakukan saat ini bisa tertawa begitu keras tanpa beban.

"Cale Nii-chan melakukannya lagi." Sorot mata bocah kuning terlihat senang dan bangga dengan tindakan kakaknya.

Sasuke langsung menolehkan kepalanya kearah bocah kuning.

"Apa maksudmu?"

Naruto menggaruk pipinya dengan jari telunjuk terlihat kebingungan memulainya darimana.

"Kau tahu masalah yang dialami klan Hyuuga saat itu. Nii-chanlah yang mengambil keputusan untuk pergi ke desa Kumogakure.

Walau tahu perjalanan itu berbahaya dia tetap melangkah ke garis depan tanpa rasa takut.

Kehidupan Ketiga Cale HenituseWhere stories live. Discover now