Chapter 07

2.5K 398 32
                                    

Di kediaman Hyuuga



Hiashi saat ini mengintip melalui celah pintu kamar sang bocah berambut merah yang saat ini bersama si bocah berambut pirang beserta anaknya Hinata.

Mereka duduk bersama melihat pemandangan taman di teras kamar.

Hiashi sempat terpana melihat Hinata  yang selalu pemurung terlihat ceria bersama mereka.

Dirinya sempat teringat kejadian semalam yang membuatnya bingung sekaligus penasaran tentang kehadiran sang bocah berambut merah.



Flashback


Terlihat tiga bocah dan dua ninja pingsan yang terikat disamping para bocah.

"Apa yang terjadi?" Hiashi hanya bisa tercengang.

"Ayah!" Hinata segera berlari ke arah Hiashi.

"Siapa kalian?" Hiashi melihat bocah berambut merah yang duduk bersandar dalam pelukan bocah pirang.

'Bukankah itu bocah jinchuriki lalu siapa bocah berambut merah itu?'

'Tunggu? Berambut merah mungkinkah?'

Dia melihat desahan bocah merah dengan jari yang menunjuk ke arah dua ninja yang terikat.

"Lebih baik kalian membawa dua ninja ini terlebih dahulu."

"Ah, dan jangan bunuh mereka karena mungkin akan membahayakan klanmu. Aku anjurkan untuk menyiksanya saja."

Hiashi sempat bingung dengan ucapan si rambut merah.

Tak berselang lama seruan terdengar dari salah satu anggota klannya.

"Bukankah mereka adalah ninja utusan tadi pagi?"

Mata Hiashi menyipit tajam ke arah dua ninja yang pingsan.

'Sepertinya desa Kumogakure merencanakan sesuatu.'

Teriakan salah satu bocah memotong pikirannya.

"Nii-chan!"

Hinata yang sejak awal berada di samping Hiashi segera menghampiri kedua bocah itu.

"Da...darah!" Tanpa sengaja perkataan Hinata menarik semua pasang mata untuk melihat kedua bocah itu.

"Nii-chan!! bertahanlah. Paman kumohon tolong Nii-chanku!"

Mata bocah pirang itu nampak berkaca-kaca dengan kondisi kakaknya.

"Lebih baik kalian ikut ke kediamanku."


End Flashback





Hiashi segera teringat mencari Hinata untuk latihan rutin biasanya dan mulai memanggilnya.

Hinata yang mendengar suara ayahnya tersentak kaget dan hanya mengiyakan ajakan sang ayah. Tangan mungilnya tanpa sadar mengerat diujung bajunya.

Sekilas semua orang tampak tak menyadari kegugupan Hinata. Tapi semua itu tak luput dari mata coklat kemerahan Cale yang menatap lekat perilaku Hinata.

Hinata merasakan seseorang menepuk kepalanya. Dirinya menoleh dan mendapati Cale Nii-chan yang tersenyum lembut padanya.

'Tangan Cale Nii-chan hangat.'

Pipinya merona malu dan membalas senyumnya.

"Jangan gugup percaya pada dirimu sendiri. Kau mengerti?"

"Semangat Hinata-chan." Tak lupa Naruto juga ikut menyemangati dengan senyum lebarnya.

"Terima kasih Cale Nii-chan! Naruto-kun!"



Tanpa mereka sadari seorang bocah mengintip dari kejauhan melihat pandangan itu dengan kerutan didahi yang tertutup perban.

Kehidupan Ketiga Cale HenituseWhere stories live. Discover now