Chapter 22

1.9K 307 38
                                    

Seorang pemuda terlihat melayang di sebuah tempat putih yang tidak berpenghuni satupun.

Membuka mata perlahan memperlihatkan bola mata orange yang terlihat tidak fokus.

Mencoba mengedipkan matanya sekali lagi.

Dia dihadapkan dengan ruangan yang luas.

Mengetahui bahwa dirinya sudah tewas melindungi teman-temannya.

'Ku harap kalian akan tetap baik-baik saja disana.'

Dia hanya berharap rekan dan teman-temannya dapat menghadapi apapun setelah kematiannya.

"Kau ingin bertemu dengan teman-temanmu, bukan?"

Sebuah suara terdengar di tempat itu.

"Aku bisa mewujudkannya. Mari kita buat kesepakatan."



***



Setelah perdebatan panjang akhirnya Itachi dan bocah berambut abu-abu itu setuju untuk memeriksa diri mereka.

Dan hasil itu mengejutkan beberapa orang kecuali satu orang yang sudah menduga akan hal ini.

Itachi terkejut mendengar dirinya mengidap penyakit Poliangiitis mikroskopis (MPA) adalah kondisi langka yang disebabkan oleh peradangan pembuluh darah yang dapat menyebabkan kerusakan pada sistem organ.

Sedangkan bocah berambut abu-abu itu mengalami penyempitan pada aliran cakra.

Sasuke serta bocah berambut hitam yang lain tampak mulai menangis melihat saudara mereka menderita penyakit berat.

Petugas medis yang menangani kedua orang itu segera menjelaskan bahwa mereka berdua beruntung menemukan penyakit sedini mungkin dan masih bisa ditangani dengan baik.

Jika tidak ditangani dari awal akan berakibat fatal dalam beberapa tahun.

Semua pandangan akhirnya tertuju pada bocah cantik berambut merah itu.

'Kenapa mereka menatapku seperti itu?

Apakah mereka curiga padaku karena mengetahui penyakit mereka?'

Walau ekspresi Cale terlihat tenang. Tapi pikirannya kacau saat ini.

Terlihat jelas kedua alisnya yang mengernyit dan tangan yang gemetar memegang selimutnya.

Naruto yang melihat tangan Cale gemetar segera menggenggam tangan  itu dengan kedua tangan kecilnya.

'Apa Nii-chan masih kedinginan?'

Sedangkan Cale tidak menyadari kedua tangan mungil Naruto yang masih menggenggam tangannya dengan cemas.

Sebelum Naruto mengatakan sesuatu seseorang perlahan mendekati mereka.

Mikoto perlahan mendekati ranjang yang ditempati oleh Cale.

'A-apakah dia akan menghajarku?!'

Sebuah pelukan hangat menyelimuti dirinya.

"Huh?"

Cale nampak terkejut dengan hal tak terduga yang dialaminya saat ini.

"Terima kasih.... Terima kasih untuk semuanya Cale."

Bahu Cale terasa basah namun hangat.

Mikoto memeluknya dan menangis.

Kehidupan Ketiga Cale HenituseWhere stories live. Discover now