Chapter 08

2.5K 390 15
                                    

Cale terbangun ditengah malam dirinya merasa haus. Disampingnya masih terlihat Naruto yang terlihat lelap dengan pose yang tidak elitnya. Meraih gelas di samping tempat tidurnya yang ternyata isinya sudah kosong.

Karena merasa malas untuk keluar, akhirnya mencoba tidur kembali. Namun suara yang berulangkali terdengar mengganggu tidur indahnya.

Bugh!!

Bugh!!

Bugh!!

Tidak bisakah aku istirahat sebentar saja!

Cale hanya bisa menghela napas kasar. Ingin menegur orang tersebut, tapi dirinya dan Naruto masih berada di kediaman Hyuuga.

Mencoba menutup telinganya dengan bantal tapi tetap saja masih terdengar.

Bugh!!!

Bugh!!!

Bugh!!!

"Ugh!!!"

Cale segera bangun dari tempat tidurnya. Keluar dari kamar dan mencari asal suara.

Terlihat seorang bocah berlatih memukul batang kayu di taman belakang.

Dia mendekati bocah itu dengan langkah tenang. Seakan bocah tersebut tidak menyadari kehadirannya.

"Kenapa kau belum tidur?  Ini sudah larut malam!"

Bocah itu terlihat terkejut dengan kehadirannya. Mengerutkan kening tidak suka dengan wajah cemberut.

"Untuk apa orang luar mencampuri urusanku?"

"Baiklah! Tapi bisakah kau kecilkan volumenya sedikit aku tidak bisa tidur kau tahu?"

Belum sempat Cale tiga langkah meninggalkannya dia mendengar bocah itu berteriak padanya.

"Kalian senangkan melihat kami layaknya budak. Kau yang orang luarpun bahkan tidak mengerti penderitaan dan rasa malu kami kalangan bawah!"

'Omong kosong apa yang dia bicarakan. Apakah aku terlihat seperti orang masokis?'

Cale memutar badannya, berjalan dua langkah didepan bocah itu. Dia melihat mata anak itu nampak berkaca-kaca menahan isakan yang keluar dari mulutnya.

Cale yang tidak pernah pandai berurusan dengan seorang anak yang menangis hanya bisa menepuk kepala bocah itu.

"Kau tahu terkadang menghadapi musuh yang lebih kuat darimu lebih baik lari."

Bocah itu terlihat tidak mengerti apa yang dibicarakan anak berambut merah itu, tapi dirinya tidak menolak tepukan hangat yang diberikannya.

"Apa kau pengecut?"

Sebelah alis Cale terangkat mempertanyakan pertanyaan bocah itu.

"Lari bukan berarti kau pengecut. Tapi setelah kau menjadi kuat kau bisa memukul belakang kepala musuhmu."

"Lagipula kau tahu aku lemah?"

Bocah itu mendengar nada bangga dari bocah berambut merah itu.

'Kenapa dia terlihat bangga atau aku salah dengar?'

Bocah itu tidak habis pikir dengan pemikiran bocah berambut merah itu. Dan dirinya teringat sewaktu bocah berambut merah dan adiknya yang berisik melihat pertandingan latihan hari ini.




Flashback

Terlihat dua bocah beradu pukulan dan tangkisan.Teriakan berisik dari bocah berambut kuning itu juga mengganggu bocah lelaki itu.

Kehidupan Ketiga Cale HenituseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang