Hari ini adalah hari yang spesial buat aku.
Maka dari itu aku bakal upload dua chapter sekaligus.
“Kebanyakan cewek itu bodoh! Hanya bermodalkan sayang, mereka rela melakukan apa saja.”
~~Imam Ardani~~
Happy reading...
# # # # # # # # # #
“Abi... jangan ngomong gitu sama Rajes. Soalnya, dia itu anak sahabat aku.” Bisik Bu Utami kepada suaminya.
“Iya... om maafin.” Pak Yasa terpaksa memperlihatkan senyumannya. Karena pinggangnya terasa sakit. “Tapi, lain kali kabarin om dulu yah. Biar om gak khawatir sama kalian.” Lanjut Pak Yasa kepada Rajes.
“Iya om, pasti.” Balas Rajes tersenyum menghormati.
“Loh... hari ini abi kok aneh banget yah? Biasanya kalau ada cowo di rumah pasti dimarahin. Kayak Imam pas waktu itu.” Batin Putri heran melihat abinya.
“Yuk, masuk yuk!” Ajak Pak Yasa.
“Gak usah repot-repot, om. Aku langsung pamit pulang aja.”
“Kok langsung pulang? Baru juga dateng.” Protes Bu Utami.
“Besok udah mulai ulangan semesteran, tante.” Jelas Rajes.
“Ouh, ya udah.”
Kemudian, Rajes pun pamit mencium punggung tangan ayah dan ibu Putri.
“Hati-hati yah.” Pak Yasa melambaikan tangannya.
“Salam juga buat ibu kamu.” Sambung Bu Utami, mengikuti melambaikan tangannya seperti yang suaminya lakukan.
Setelah melihat mobil yang Rajes kendarai sudah tidak terlihat lagi. Mereka bertiga pun berjalan masuk ke dalam rumah.
Tapi... saat diambang pintu. Bu Utami bertanya kepada anak kandungnya, “baju kamu kenapa kotor gitu?”
“Ouh, ini...” Ucapan Putri menggantung. Karena dia baru ingat kalau hodie milik Imam tertinggal di kamar Kiano. “Astaga, kok gue sampai lupa sih.”
Melihat anaknya bengong. Bu Utami melambai-lambaikan tangannya di depan wajah anak kandungnya, “put.”
“Iya bu.” Putri tersadar dari lamunannya. Ia kemudian berpikir mencari alasan apa yang cocok buat ibunya.
“Kamu gapapa?” Tanya Bu Utami memegangi satu pundak anaknya.
“Iya gpp.” Akhirnya Putri sudah menemukan alasan yang cocok. “Ini tadi Putri teledor pas beli es coklat di kantin.”
“Ya udah. Lain kali jangan suka teledor.” Tutur Bu Utami yang langsung dijawab dengan gerakan hormat dari putrinya.
“Kalau gitu, Putri mandi dulu yah.”
Muuaaacchh
Putri mencium pipi uminya, dan langsung berlari masuk ke dalam kamarnya.
“Umi... cowok yang nganter Putri tadi, sebenarnya siapa sih?” Tanya Pak Yasa lirih. Agar tidak terdengar oleh Putri.
“Cowok itu namanya Rajes. Anak dari sahabat aku, yang sering aku ceritain ke kamu.” Jawab Bu Utami menjelaskan secara lembut kepada suaminya.
“Ouh... yang kata kamu mau di jodohin sama Putri kan?” Tebak Pak Yasa yang langsung dijawab anggukan oleh istri tercintanya.
* * * * *
Tak terasa, hari demi hari cepat berlalu. Terlihat Putri sedang menikmati hari wekendnya dengan seharian tidur di kamarnya, melepaskan lelah. Setelah dua minggu ia menggulati soal-soal ujian semester satu.
Tiba-tiba... Putri mendengar suara notifikasi chat, membuat dirinya terbangun dari tidur cantiknya.
Kemudian dia pun membuka room chat dari nomer yang tak ia ketahui.
+62 859 **** *****
Putri
Keluar yuk
Aku udah ada di depan rumah kamu
Seketika mata Putri terbelalak kaget melihat isi chat tersebut. Setelah itu dia bangkit dari tempat tidurnya, dan melihat keluar rumah dari balik jendela kamarnya.
Dan benar saja. Ia melihat Imam sudah berdiri tegak di depan rumahnya. Kemudian dia pun membalas chat tersebut, dan langsung berlari menuju kamar mandi.
Iya, aku siap-siap dulu
* * * * *
Setelah sekitar kurang lebih satu jam bersiap-siap. Putri pun keluar dari kamarnya dengan berpenampilan sederhananya. Hanya memakai crewnek hijau army, celana jeans pendek, dan balutan make up yang seadanya.
Tiba-tiba, Putri mendengar suara desahan dari seseorang. Karena kepo, Putri pun menyelusuri asal dari suara tersebut.
“Aah.. aah.. aah.. aah..” Suara tersebut semakin lama semakin kencang. Dia sekarang berada di depan pintu kamar kakak tirinya. “atau jangan-jangan kak Niken?” Batin Putri.
Putri menarik nafasnya dalam-dalam. Menyiapkan mental dengan apa yang akan ia lihat dari balik pintu ini. Kemudian dia pun membuka pintu tersebut dan memperlihatkan...
ilustrasi
“ASTAGHFIRULLAH HALADZIM!” Putri terbelalak kaget melihat kakaknya yang sedang bersetubuh dengan pacarnya.
“Hahh!??” Kak Niken dan si Prince-prince tersebut pun juga ikut terkejut melihat Putri yang tiba-tiba masuk ke kamarnya. Seketika mereka menutupi tubuh mereka yang terlihat tidak memakai apa-apa dengan selimut.
“Ngapain kamu kesini, put?” Tanya Kak Niken dengan suaranya yang parau.
“NGAPAIN?? HARUSNYA GUE YANG NANYA SAMA LU!!” Amarah Putri meledak-ledak. Dia tidak bisa menahan emosinya lagi, saat melihat pelecehan di depan matanya. “KALIAN NGAPAIN, HAHH!!!” Lanjut Putri melemparkan pakaian yang tergeletak di atas lantai, kepada mereka berdua.
“Kenapa pintunya gak dikunci?” Bisik Prince kepada kekasihnya.
“Pintu aku rusak. Jadinya gak bisa dikunci.” Jawab Niken.
Setelah itu, tiba-tiba Prince merasakan ada yang mencengkeram kedua bahunya. Kemudian tubuhnya pun dipaksa memutar menghadap ke arah Putri yang terlihat menyeramkan, dengan tatapan amarahnya.
“PASTI INI SALAH LU KAN?” Tanpa basa-basi, Putri melayang satu tamparan mentah ke pipi mulus si Prince-prince tersebut.
Pllaaakk
Melihat kekasih yang ia sangat cintai di tampar oleh adik tirinya. Niken pun tersulut emosi dan langsung mendorong tubuh Putri, “GILA LU YAH?! NGAPAIN LU NAMPAR PRINCE, HAHH!!?” Bentak Kak Niken kepada Putri yang tak tau sopan santun.
“LU GAK PUNYA SOPAN SANTUN APA?!! PRINCE ITU LEBIH TUA DARI LU!!” Lanjut Kak Niken menunjuk-nunjuk adik tirinya itu.
“Gue, gila?” Putri tersenyum miring mendengar kata-kata kakak tirinya tersebut. “YANG GILA ITU LU!! BUKTINYA... LU MASIH BELAIN SI HIDUNG BELANG!!”
Mendengar suara ribut-ribut dari dalam rumah. Imam pun berlari masuk ke dalam rumah dan menuju ke sumber suara.
“Ada apa ini?” Tanya Imam bingung melihat kakak beradik yang saling menatap penuh kebencian, dan seorang pria yang hanya diam kikuk.
# # # # # # # # # #
n
ext....