Halo para Devil Lovers....
“Cewek alien adalah cewek yang paling resek yang pernah gue kenal.”
~~Rajes Maula~~
Happy reading...
# # # # # # # # # #
“Kenapa kamu bohong sama Abi?” Tanya Pak Yasa melihatkan wajah emosinya yang tak pernah Putri lihat sebelumnya.
“Aku gak bohong abi. Tadinya aku sama kak Intan. Tapi ----”
“GAK USAH BOHONG!!” Ucap Pak Yasa memotong penjelasan anak tirinya tersebut. Dan tangan ringan Pak Yasa pun langsung....
Plaakkk
Pipi Putri seketika merasakan kebas, saat Pak Yasa menampar pipi mulus tersebut. Setetes air mata yang ia tahan sejak tadi seketika jatuh tanpa permisi.
Melihat hal itu. Bu Utami, yang sebagai ibu kandungnya hanya bisa diam mematung. Hatinya sangat teriris, saat melihat lagi anak kandungnya di tampar oleh suaminya sekarang. Seperti kejadian mantan suaminya terdahulu, yang suka menampar dan memukul Putri saat kecil.
Setelah itu, Pak Yasa menarik lengan Putri lagi. Dia lemparkan tubuh ringan Putri ke dalam kamar mandi. Kemudian dia kunci pintu kamar mandi tersebut sambil berkata, “DUDUK DIAM-DIAM DI SITU! SAMPAI KAMU SADAR!!”
Air mata yang ia bendung pun seketika runtuh, dan berjatuhan dengan derasnya. Seperti air hujan yang turun dengan deras di luar.
“Bii... tolong keluarin aku, bi...” Isak Putri lemah.
* * * * *
Keesokan harinya, Putri terlihat sedang memakai masker berwarna hijau hasil ramuannya, serbuk spirulina yang dicampur bubuk coklat, putih telur, dan bengkoang yang sudah di blender. Dia juga tidak lupa memakai dua potong timun yang ia letakkan di kedua matanya, yang terlihat sembab. Karena ia menangis semalaman, membuat kantung matanya menjadi hitam.
Kenapa abi bisa semarah itu yah? Atau karena ada sangkut pautnya dengan masa lalu abi? Batin Putri bingung. Tadi malam dia melihat Pak Yasa seperti bukan ayah tirinya yang selama ini dia kenal.
Beberapa menit kemudian, Putri teringat dengan buku novel yang pernah dibelikan oleh ayah tirinya. Seketika dia langsung beranjak dari kasurnya, dan meraih tas sekolahnya yang tergantung di samping pintu kamar.
“Kenapa gak ada?” Ucap Putri sambil mengacak-acak isi tasnya, mencari buku novel kesayangannya. Kemudian dia baru ingat dengan ucapan kak Intan waktu itu, “tadi ada siswi yang nganterin tas kamu.”
Putri langsung mengambil handphonenya yang bermerek apel yang digigit ujungnya. Dia mencari kontak teman sebangkunya.
Bestie Kelas 😘
Amel
Iya
Kenapa sayang?
Kamu kemarin yang nganter
tas aku ke UKS kan?
Iya
Terus kamu lihat buku
novel aku gak?
Enggak tuh
Emangnya kenapa, put?
Buku novel aku gak ada
di tas😢
Hilang?
Aku juga gak tau 😭
Jangan-jangan masih di Rajes
Soalnya terakhir aku lihat dia
kayak pegang buku warna ungu
gitu pas kamu masih pingsan
di UKS
Iya, cover buku novel aku
juga warnanya ungu
Saat Putri ingin membalas chat Amel lagi, tiba-tiba ada suara yang memanggil dia dari ruang tamu.
“Putri”
“Iyah.” Jawab dia sedikit teriak.
Dia pun meletakan kembali hpnya di atas kasur, dan berjalan keluar menuju ruang tamu.
“Kenapa, mi?” Tanya Putri melihat uminya yang sedang duduk dengan seorang tamu.
“Tolong buatin minum buat Bu Sinta dong.” Suruh Bu Utami kepada anak kandungnya.
“Ini Uti anak kamu kan, jeng?” Tanya Bu Sinta heran, melihat Putri dari atas hingga ke bawah.
“Iya.” Jawab Bu Utami diakhiri dengan kekehan lirih.
“Cantik banget, jeng.” Puji Bu Sinta.
“Terimakasih.” Ucap Putri tersenyum menghormati.
“Ouh iya, kamu mau minum apa jeng?” Tawar Bu Utami kepada sahabatnya tersebut.
“Gak usah repot-repot. Seadanya aja.”
“Ya udah. Put, tolong siapin teh buat Tante Sinta yah.”
Mendengar suruhan uminya. Putri pun langsung berjalan menuju dapur meninggalkan mereka berdua.
“Sekarang anak kamu udah gede banget yah, jeng.” Ucap Bu Sinta, yang sekarang menghadap ke sahabatnya. “Dulu aku inget banget, anak aku sering usilin anak kamu.” Lanjut Bu Sinta diakhiri tawa lirih.
“Iya.”
“Sekarang gimana kabarnya anak kamu, si Jejes?” Lanjut Bu Utami tanya balik.
“Alhamdulillah, baik. Makanya aku disini kan aku habis jenguk anak aku.”
“Hahh... anak kamu tinggal disini? Dia gak ikut kamu pindah ke Surabaya, jeng?”
“Pas pertama dia ikut kita pindah. Tapi, kemarin dia katanya pengin ngelanjutin SMA di sini aja.”
“Emang kamu gak khawatir dia tinggal disini sendirian?”
“Gak lah. Disini kan masih ada orang tua aku sama adik aku yang bisa jagain Jejes.”
“Mending disini, daripada di rumah. Kalau di rumah selalu ribut mulu sama bapaknya.” Lanjut Bu Sinta menjelaskan.
Terlihat Putri berjalan menghampiri mereka, sambil membawa nampan yang berisikan dua cangkir teh dan setoples kue kering di tangannya.
Setelah meletakkan toples dan cangkir tersebut. Putri pun pamit untuk kembali ke kamarnya.
“Kamu masih ingat janji kita gak, jeng?” Tanya Bu Sinta setelah melihat Putri masuk kedalam kamarnya.
“Janji yang mana?” Tanya balik Bu Utami bingung.
“Janji, mau ngejomblangin anak-anak kita.” Jawab Bu Sinta terlihat senang.
“Nanti kalau udah lulus. Dia aja baru kelas satu.”
* * * * *
Putri turun dari atas angkot, dan berjalan menuju gerbang sekolah yang tak jauh dari halte tersebut. Kemudian dia mendengar suara bising knalpot yang tidak asing di telinganya.
Dia melirik dan melihat Rajes dari kejauhan, sedang mengendarai motor ninjanya. Seketika dia langsung menghadang laju jalan motor Rajes yang berkecepatan sedang.
Cciiitttt
“WOII.... LU MAU CARI MATI YAH?” Bentak Rajes dari balik helm full facenya.
“Pakai motor pelan-pelan dong!” Ucap Putri memarahi balik Rajes.
Mendengar hal itu, Rajes langsung membuka helmnya dan memperlihatkan wajah garangnya.
# # # # # # # # # #
See you next time....