Pulang sekolah Aryan mengendarai motornya dengan kecepatan yang lumayan tinggi. Kali ini ia tidak pulang ke apartemennya melainkan kerumahnya.
Tadi saat jam istirahat, Kinara mengirim pesan bahwa dirinya pergi ke rumah Aryan untuk bertemu Snora. Sudah 2 hari Kinara tak bertemu bayinya itu membuatnya rindu setengah mati kepada bocah kecil itu.
Setelah sampai, Aryan memarkirkan motornya di depan rumah kemudian masuk ke dalam rumah yang terlihat seperti istana itu. Di sana ia mendapati Kinara sedang bercanda dengan Snora di sofa.
Laki-laki itu tersenyum melihat pemandangan di depannya. Kemudian Aryan berjalan mendekat kearah Kinara.
"Eh suami gue udah pulang?" tanya Kinara saat menyadari kedatangan Aryan. Laki-laki itu mengangguk tanpa mengeluarkan kata-kata. Kedua tangannya bersiap untuk mengangkat tubuh bayi mungil itu.
Aryan menggendong Snora sambil menciumi pipinya. Wangi bedak dan minyak telon tercium jelas di hidung Aryan.
"Papah udah pulang, Snora kangen Papah gak?" tanya laki-laki itu.
"Oh iya Ra, Bunda kemana?"
"Oh Bunda tadi pergi Ar." jawab Kinara.
"Gue mau ajak kalian berdua keluar." ucap Aryan.
"Kapan?"
"Sekarang."
Setelah selesai bersiap-siap, Aryan mengeluarkan mobilnya dari garasi kemudian membuka pintu mobil itu untuk Kinara.
Kinara masuk ke dalam mobil sambil menggendong Snora di susul oleh Aryan. Keduanya memasang sabuk pengaman dan perlahan mobil itu meninggalkan rumah Aryan.
Tujuan Aryan adalah mengajak kedua bidadarinya itu ke mall yang ada di kota jakarta. Aryan dan Kinara turun dari mobil lalu masuk ke dalam mall itu.
Sebelum turun dari mobil seperti biasa, tak lupa Kinara memakai masker dan kacamata berwarna hitam. Kinara melakukan itu hanya karena takut ada yang mengenalinya. Jangan lupakan bahwa keluarga Kinara membuat hoax bahwa Kinara bersekolah di luar negri padahal tidak.
"Kita mandi bola yuk!" Ajak Aryan.
Snora seolah mengerti apa yang di ucapkan Papahnya. Bayi mungil itu tersenyum kearah Aryan menampilkan giginya yang belum tumbuh.
Kinara setuju dengan ajakan Aryan, sebelum pergi ke tempat mandi bola, Aryan meminta Kinara menunggunya untuk pergi ke salah satu supermarket untuk membeli beberapa makanan dan minuman. Setelah selesai Aryan langsung menemui Kinara dan memesan tiket untuk mereka bertiga.
Setelah mendapatkan tiket, Aryan dan Kinara masuk ke dalam. Laki-laki itu mengambil Snora dari Ibunya lalu membawa bayi mungil itu masuk ke dalam kolam bola warna warni. Snora nampak ketakutan dengan banyaknya bola warna warni itu, namun perlahan tapi pasti rasa takut itu hilang menjadi senang.
Kinara tak ikut menyeburkan diri ke dalam kolam bola itu. Wanita itu memilih duduk di pinggiran sambil memangku kantong plastik yang berisi roti, susu, dan beberapa minuman kaleng yang tadi di beli Aryan.
Kinara tersenyum dari balik maskernya memperhatikan suami dan anaknya. Mereka tak memiliki hubungan darah, tapi Aryan terlihat sangat menyayangi Snora seperti anak kandungnya sendiri.
Mata Kinara berkaca-kaca mengingat hal yang dulu sempat ingin ia lakukan. Yaitu menggugurkan kandungannya. Dulu usia kandungan Kinara baru 1 bulan, sempat ada niatan untuk melenyapkan janinnya namun Kinara sadar, bahwa itu adalah perbuatan yang salah dan dosa.
Kini bayi itu menjadi penyemangat bagi Kinara. Tak bertemu Snora 2 hari sudah sangat membuat dirinya rindu setengah mati.
Kinara bahagia atas kehadiran anaknya, di tambah kehadiran Aryan di hidup Kinara membuat gadis itu menjadi wanita paling bahagia.
Setetes bulir nening mengalir tidak sengaja. Buru-buru Kinara mengusapnya takut Aryan melihatnya.
Wanita itu kembali tersenyum lalu ikut menyeburkan diri ke dalam kolam bola warna-warni itu setelah Aryan memintanya.
Keduanya nampak bahagia.
Setelah puas bermain, Aryan mengajak Kinara pergi ke salah satu restoran cepat saji yang masih berada di dalam mall itu. Mereka makan siang untuk mengisi perut yang kosong.
"Abis ini kita pulang aja yah, lo pasti capek banget, tadi kan pulang sekolah lo belum istirahat tapi udah ngajak gue sama Snora ke sini." ucap Kinara setelah menghabiskan makanannya.
"Gak Le, gue gak capek kok, gue pengen buat kalian berdua seneng meski dengan hal sederhana kayak gini."
Kinara tersenyum mendengarnya, wanita itu mencium lembut punggung tangan Aryan.
Tak sampai di situ, setelah acara makan siang selesai, Aryan mengajak kedua bidadarinya itu ke toko mainan.
"Nah, Snora bebas beli apapun yang Snora mau. Nanti Papah bayarin!" ucap laki-laki itu.
"Ar, anak lo masih 2 bulan, belum bisa milih mainan." Kinara terkekeh.
Benar, mana mungkin anak dua bulan bisa memilih mainan yang mereka inginkan? Ah yang benar saja.
"Hehe yaudah gue pilihin aja yah?" kata Aryan seraya masuk ke dalam toko itu lebih dalam di ikuti oleh Kinara yang tengah menggendong Snora.
"Le sini deh." panggil Aryan.
Mendengar itu, Kinara langsung menghampiri Aryan.
"Kenapa?"
"Ini namanya boneka Barbie kan? Kita beliin 5 ya buat Snora."
Mata Kinara terbuka lebar mendengarnya.
"Hah? Buat apa banyak-banyak?" tanya wanita itu.
"Beliin satu atau dua aja." ucapnya lagi.
Aryan mengangguk, lalu menaruh kembali 3 box boneka barbie itu ke tempatnya semula.
Setelah mengambil dua buah boneka barbie, kini Aryan berjalan kearah tempat boneka. Ada banyak sekali boneka yang terpajang di sana. Mulai dari ukuran kecil, sedang sampai ukuran besar.
Ada boneka hello kitty, teddy bear, panda, kucing, minons, boneka booba dan masih banyak lagi.
Aryan terlihat bingung memilih boneka tersebut. Kemudian ia meminta pendapat Kinara.
"Terserah lo aja Ar, pilih yang mana yang menurut lo bagus." ucap Kinara.
Aryan nampak berpikir sejenak, kemudian laki-laki itu menjentikan jarinya. Aryan mengambil boneka hello kitty dengan ukuran sedang. Aryan memilih boneka itu karena mengingat istrinya yang sangat menyukai hello kitty.
"Hello kitty?" tanya Kinara.
"Iya Le, ini aja, lucu." ucapnya.
Cukup lama mereka berada di toko mainan itu sebelum akhirnya Aryan pergi ke kasir untuk membayar belanjaanya. Setelah itu mereka keluar dari mall kemudian masuk ke dalam mobil.
Hari sudah hampir maghrib, mereka masih dalam perjalanan menuju rumah. Snora pun sudah tertidur lelap di dalam pelukan hangat sang Mamah.
Kemudian mobil itu berhenti mendadak membuat Kinara mengerutkan keningnya.
"Kok berhenti?" tanya Kinara.
"Itu lo liat Le, bukannya itu sahabat lo ya?" tanya Aryan memastikan.
Kinara mengikuti jari telunjuk Aryan yang mengarah ke seorang gadis yang tengah duduk di pinggir trotoar dan pandangannya lurus ke depan. Ia tak salah liat, itu benar Mecca.
"Gendong Snora dulu Ar, gue mau samperin Mecca." ucap Kinara seraya memberikan putrinya pada Aryan. Kinara keluar dari mobil berwarna putih itu, sedangkan suaminya masih berada di dalam.
Kinara berjalan menghampiri gadis yang terlihat sedang melamun itu.
"Mecca?"
Suara Kinara membuyarkan lamunan gadis yang sedang menatap kosong ke depan, gadis yang masih mengenakan seragam sekolah.
Gadis itu berdiri menatap Kinara heran.
"Lo ngapain, hei?"
"Ngapain di pinggir jalan kayak gini?" Serbu Kinara.
Mecca menunduk kemudian mengangkat wajahnya kembali sambil tersenyum.
"Gak apa-apa Ra." balasnya singkat.
Tidak, Kinara tahu ada yang di sembunyikan oleh Mecca. Gadis itu terlihat palsu senyumnya dan Kinara benci itu.
"Ikut gue." Tanpa menunggu persetujuan dari Mecca, Kinara langsung menarik pergelangan tangan gadis itu menuju mobilnya. Kinara menyuruh Mecca masuk ke dalam mobil.
Sesampainya di dalam mobil suasana tiba-tiba hening.
"Kita ke apart, Ar." Putus Kinara.
Sesampainya di apartemen, Kinara dan Aryan mengajak Mecca masuk. Gadis itu sangat berbeda sekali, tidak seperti Mecca yang Kinara kenal.
"Duduk Mec, gue tidurin Snora dulu di kamar." ucap Kinara sambil menggendong Snora masuk ke dalam kamar. Beberapa detik kemudian ia kembali ke ruang tamu.
"Minum dulu Mec." Kinara memberikn segelas air dingin untuk Mecca, gadis itu mengangguk lalu meminumnya.
Aryan memilih untuk duduk diam.
"Sekarang ceritain ke gue, kenapa lo berada di sana hm? Ada masalah lo?" tanya Kinara.
"Masalah apa Ra? Gak ada kok." Jawab Mecca.
"Mec, tiga tahun kita sahabatan, dan lo masih nutupin sesuatu dari gue?"
"Selama ini lo yang selalu bilang ke gue kalau gak ada yang boleh di tutupin di antara kita berdua."
"Dan berhenti buat nunjukin senyum lo itu Mec, gue benci senyum fake lo."
Mendengar ucapan Kinara membuat Mecca menunduk. Aryan juga menenangkan istrinya agar bisa mengontrol diri.
"Gue gak ada masalah apa-apa Ra, tadi di sekolah ada ujian, nilai gue kecil."
"Lo tau kan sebelumnya sahabat lo yang smart ini gak pernah dapet nilai kecil? Jadi saat gue dapet nilai yang di luar ekspektasi gue itu buat gue kaget dan pastinya down banget."
"Mangkanya tadi gue duduk di pinggir jalan buat nenangin diri." Ucap Mecca sambil terkekeh pelan.
Kinara menghela napas lega, ia kira Mecca ada masalah yang di sembunyikan darinya.
"Oh karena itu?" tanya Kinara. Mecca langsung mengangguk.
"Tapi lo gak lagi boongin gue kan Mec? Gue benci lho sama orang yang bohong." tanya Kinara sekali lagi.
Rasanya ia sulit percaya dengan penjelasan yang di berikan oleh sahabatnya.
"Bener Ra, suer deh." Mecca mencoba meyakinkan sahabatnya.
"Oh yaudah kalau gitu, berarti lo harus belajar lebih giat lagi supaya nilai lo gak turun." Mecca mengangguk.
"Eum ya udah Ra, gue izin pulang ya? Gak ada yang jaga Ibu." ucapnya sambil berdiri.
Kinara dan Aryan pun ikut berdiri.
"Tunggu Mec, biar di anter Aryan aja." Ucap Kinara.
"Iya, biar gue anter aja, ayok." Ajak Aryan. Kemudian kedua orang itu keluar dari apartemen.
Kinara menutup pintu itu kembali, lalu merapikan barang-barang yang di beli Aryan untuk Snora tadi. Banyak sekali, Aryan sangat mencintai dan menyayangi Snora.
Kinara merasa beruntung memiliki suami seperti Aryan.
Next? Spam comments dulu😏😛