Pagi itu sekitar pukul 5.35 a.m. Aryan terbangun dari tidurnya. Laki-laki itu mengulet di ranjangnya.
Aryan memposisikan dirinya menjadi duduk. Laki-laki itu mengucek kedua matanya sambil sesekali menguap. Di lihatnya Kinara yang masih tertidur lelap dengan posisi miring ke arah Aryan. Aryan menyingkirkan beberapa helai rambut yang menutupi wajah istrinya kemudian ia tersenyum.
Aryan beranjak dari tempat tidurnya menuju dapur, membuka lemari es kemudian mengambil dua buah telur. Rencananya ia ingin membuatkan sarapan untuk Kinara pagi ini. Sebelumnya Aryan itu tak pernah memasak, ini untuk pertama kalinya.
Aryan membuka aplikasi bernama YouTube kemudian ia mengetik kata
"Cara membuat telur dadar" di pencarian.
Aha! Ketemu. Lalu Aryan memecahkan kedua telur itu ke dalam mangkuk kaca dan menambahkan sedikit garam ke dalamnya lalu mengocok telur itu. Setelah itu Aryan memanaskan minyak di penggorengan, dan setelah panas laki-laki itu langsung menuang kocokan telur ke dalam penggorengan.
Sambil menunggu telur matang, Aryan pergi ke balkon untuk menghirup udara pagi banyak-banyak. Pagi itu sangat dingin membuat Aryan yang tak mengenakan baju itu memeluk tubuhnya sendiri.
Kinara membuka matanya saat mencium bau tak sedap dari luar.
"Kayak bau...gosong!" Dengan kecepatan kilat Kinara berlari menuju dapur dan benar saja, buru-buru wanita itu mematikan kompor.
Kinara mengamati telur dadar yang kini berwarna hitam itu. Siapa yang membuatnya?
"Ale?"
Suara itu lantas membuat Kinara menoleh. Aryan nampak kebingungan melihat wajah panik sang istri.
"Kenapa mukanya? Kok kayak panik gitu?" Tanya Aryan dengan polosnya.
"Tuh liat! Lo kan yang masak telur?" Kinara menunjuk penggorenan gosong itu. Aryan mengikuti jari telunjuk Kinara, matanya melebar melihat telur dadar yang di buatnya dengan sepenuh hati seperti malika kini berwarna hitam alias gosong.
"Kok gosong ya Le?" Tanyanya. Nadanya terdengar sedih.
"Ya lagian apinya kegedean, terus lo tinggal. Kalau lagi masak tu, jangan di tinggal-tinggal." Omel Kinara seraya membuang telur gosong itu ke dalam tempat sampah.
"Maaf." Ucap Aryan sambil menunduk. Aryan terlihat seperti bocah kecil yang habis di marahi oleh Ibunya.
"Tadi pengen bikin lo seneng sama gue dengan gue bikinin sarapan buat lo, eh malah gosong jadinya." Katanya lagi.
Kinara maju beberapa langkah mempertipis jarak antara keduanya. Tangan kanan Kinara mengelus halus pipi Aryan. Ah sial! Wajah suaminya sungguh tampan.
"Gak apa-apa kok." Kata Kinara.
"Jangan sedih ya." Ucapnya lagi.
Aryan tersenyum lalu memeluk Kinara erat. Aryan sungguh mencintai Kinara, Aryan sungguh menyayangi Kinara. Tak perduli seberapa buruknya masalalu Kinara, gadis itu akan selalu menjadi yang terbaik dan teristimewa di Aryan.
"Le." Panggil Aryan masih dengan posisi memeluk Kinara.
"Hmm?"
"Makasih udah mau jadi istri gue, gue janji gak bakal ngecewain lo. Gue janji bakal lindungin lo dan Snora." Ucap Aryan. Kinara mengangguk sambil mengelus punggung Aryan.
"Gak di lepas pelukannya?" Tanya Kinara.
"Gak mau, gue nyaman begini." Jawab Aryan.
Sejujurnya Kinara juga nyaman saat berada di pelukan Aryan. Di sana Kinara merasa aman dan hangat.
"Nanti pokoknya mandi berdua." Pinta Aryan.
"HAH?!"
***
Setelah selesai berias, Kinara keluar dari kamar. Di ruang tengah Aryan sudah menunggunya sambil menonton televisi.
"Udah?" Tanya Aryan.
"Udah, yuk." Jawab Kinara sambil menggandeng lengan Aryan.
Siang ini rencananya mereka berdua akan pergi ke rumah Aryan untuk bertemu Bunda dan Snora. Teman-teman Aryan yang lain juga sudah menunggu pasangan pengantin baru itu di sana.
Keduanya berjalan beriringan masuk ke dalam rumah megah itu. Di sana rupany sudah ramai. Kedatangan Aryan dan Kinara di sambut meriah oleh orang-orang di sana.
"Weh pengantin baru udah dateng nih!" Celetuk Galang.
"Gak nyangka ye, sekarang sobat kita yang satu ini udah berganti status." Kata Venus.
"Jelas dong, lo kapan nyusul?" Tanya Aryan.
"Tenang aja gue mah, gue nunggu jandanya Kinara aja." Balas laki-laki itu dengan entengnya.
"Sialan lo!" Aryan menekuk wajahnya kesal yang mana itu membuat orang-orang di sana tertawa termasuk Kinara.
Kinara menghampiri Bunda yang tengah duduk di sofa sambil menggendong Snora. Kinara sangat rindu dengan Snora.
"Hai anak Mamah, Snora gak nakal kan sama Nenek?" Tanya Kinara sambil mencubit pelan pipi chubby Snora.
"Enggak dong Mah, aku kan anak baik." Zarra yang menjawab.
Kemudian Zarra memberikan Snora pada Kinara. Membiarkan wanita itu menggendong anaknya. Sementara Aryan tengah asik mengobrol bersama para sahabatnya, entah apa yang di bicarakan kelima cowo tampan itu. Sepertinya topik yang di bahas asik sekali, sampai-sampai mereka tertawa geli.
"Ra, Aryan gimana?" Tanya Zarra tiba-tiba. Kinara yang tak paham dengan pertanyaan Zarra pun mengerutkan kening.
"Gimana apanya Bun?" Wanita itu balik bertanya.
"Aryan itu sebenarnya manja Ra, Bunda kan sering keluar kota dan nginap selama beberapa hari di sana, jadi waktu untuk Aryan itu sedikit. Kadang Aryan malem-malem suka telepon Bunda sebelum dia tidur, kamu tau apa yang di minta anak itu sebelum tidur?" Tanya Zarra. Kinara menggeleng.
"Dia minta di nyanyiin Ra, ya ampun."
"Padahal saat itu Aryan udah SMA, tapi tidur aja masih minta di nyanyiin. Dan kadang kalau ada Bunda, Aryan tidurnya minta sambil di dongengin. Kayak anak kecil deh Ra." Ucap Zarra sambil tertawa lepas. Kinara yang mendengar itupun sontak tertawa.
Jadi Aryan itu anaknya manja? Ya maklum saja, Aryan itu anak satu-satunya, gak punya Adik dan gak punya Kakak.
"Tapi kamu jangan bilang-bilang yah sama Aryan kalau Bunda ngomong gini, nanti dia ngambek sama Bunda" ucap Zarra sambil terkekeh. Kinara mengangguk. "Iya Bun, tenang."
Kinara juga menceritakan tentang kejadian tadi pagi kepada Zarra. Zarra yang mendengar cerita Kinara pun tertawa geli.
Aryan yang mendengar suara tawa kedua wanita itu langsung berdiri dan menghampiri mereka berdua. Saat Aryan datang, Zarra dan Kinara kompak menghentikan tawa mereka.
"Kok Aryan dateng langsung diem?" Tanya laki-laki itu.
"Maksudnya?" Tanya Zarra.
"Tadi Bunda sama Kinara ketawa geli banget tu kenapa? Terus pas Aryan dateng kenapa tiba-tiba langsung diem?"
"Kalian berdua ngomongin Aryan ya?" Tanya laki-laki itu penasaran.
"Hih kamu ini PD banget orangnya, siapa juga yang ngomongin kamu. Iyakan Kinara?"
"Iya bener, gak ada yang ngomongin lo." Kinara dan Zarra berbohong. Sejujurnya Kinara tak kuasa menahan tawanya.
"Bunda mau ke atas dulu ah." Zarra bangkit dari duduknya lalu berjalan kearah tangga. Aryan duduk di sofa tepatnya di samping Kinara.
"Yakin bukan ngomongin gue?" Tanya laki-laki itu. Sepertinya Aryan kepo sekali ingin tahu.
"Bukan." Jawab Kinara berbohong.
Tiba-tiba Snora menangis, Kinara langsung berdiri sambil menggendong Snora. Menenangkan putri kecilnya namun tangis bocil itu belum juga berhenti.
"Udah sini gue yang gendong" pinta Aryan. Kinara memberikan Snora pada Aryan dan benar saja, belum ada 1 menit tangis Snora sudah berhenti.
"Kan, dia langsung diem kalau sama Papahnya." Ucap Aryan.
"Ihhh Snora kok gitu sih Nak? Kalau sama Mamah susah banget berhenti nangisnya, tapi kalau sama Papah langsung diem."
"Snora kan Mamah yang ngandung, yang lahirin, yang nyusuin. Tapi Snora gak sayang Mamah." Ucap Kinara sambil pura-pura sedih.
"Soalnya Mamah au beyum mandi sih." Aryan yang menjawab.
Mendengar itu membuat Kinara memutar kedua bola matanya malas.
Keempat cowo itu berjalan menghampiri Kinara dan Aryan. Mereka berpamitan untuk pulang karena sudah mulai sore. Aryan dan Kinara mengantar mereka sampai di depan pintu.
"Snora, Om Venus pulang dulu ya. Nanti kapan-kapan kita main lagi, okeh?" Ucap Venus.
"Iya Snora, Om-om kamu yang ganteng-ganteng ini balik dulu ya." Tambah Libra.
"Snora cepet gede ya, biar jadi pacar aku." Kata Galang sambil menoel pipi Snora.
"Pedo!" Ucap Cakra sambil menepak kepala Galang.
"Ahaha yaudah, Kita balik dulu ya."
"Iya hati-hati." Ucap Aryan.
Setelah keempat laki-laki itu pergi, Aryan dan Snora kembali masuk ke dalam lalu menutup pintu itu.
Cuma mau ngingetin, buat yang belum follow akun aku follow dulu yaaa!!! Dan biasakan untuk selalu tinggalkan jejak setelah membaca.
Pls bgt buat kalian yang baca PUS dari pertengahan, aku saranin bacanya dari part pertama deh, biar ngerti sama jalan ceritanya.
Dan aku juga mau bilang makasii buat yang selalu nunggu aku up hehe, semoga bulan depan cerita PUS udah end ya.
Kawal PUS sampe end!😏🙏