Papah Untuk SNORA [End]

GUEACHAA tarafından

4.5M 373K 12.4K

"Hah? Menikah sama lo?!" -Kinara Alecya Hamid "Iya, kenapa? Jangan sok nolak deh, anak lo itu butuh Papah. D... Daha Fazla

01. Flashback
02. Ngidam rujak
03. Siksaan
04. Kesempatan untuk keluar
05. Apartemen Aryan
06. Pergi ke sekolah
07. Membeli perlengkapan baby
08. Ke rumah mecca
09. Tentang kinara
10. Pacar-pacar Aryan
11. Kinara dan Keisya?
12. Welcome baby
13. SNORA
14. Pulang ke rumah
15. Bertemu seseorang
16. Tangisnya Kinara
17. Reaksi mereka
18. Katakan putus
19. Ke rumah keisya
21. Telur gosong aryan
22. Kembali bersekolah
23. Menyenangkan istri dan anak
24. Balapan
25. Hilang ingatan?
26. Asi
27. Niat jahat keisya
28. Dia terlihat lucu
29. Papah jahat!
30. Permintaan maaf yang di tolak
31. Dia pergi
32. Aryan?
33. Sakit
34. Tamu tak di undang
35. Positif atau negatif?
36. Masa lalu
37. Aku salah, aku minta maaf
38. Rasa peduli
39. Baikan?
40. Wisuda
41. Pengakuan
42. Jangan salah paham
43. two years later
44. Teman baru snora
45. Mengantar Snora ke sekolah
46. Dia siapa?
47. Si ulat bulu
48. Kumpul untuk Nobar
49. Balon berbentuk hati
50. Snora dan Galang
51. Hari duka
52. Dia dan segala kenangannya
53. Ulang tahun Bunda
54. Amarah Aryan
55. Ke rumah sakit
56. Selesai
Extra part
Infooo!!!
Extra part 2
Info update!!!
Just info!

20. Menikah

89.1K 7.1K 21
GUEACHAA tarafından

Tepat pada hari ini, Aryan dan Kinara akan melangsungkan pernikahan. Gedung itu di dekor sangat bagus.

Kinara di dampingi oleh Zarra dan Mecca berjalan menuju tempat dimana Aryan akan melakukan ijab kobul.

Semua mata tertuju kaearahnya. Kearah seorang wanita berusia 18 tahun yang hari ini terlihat begitu anggun dan cantik. Tubuhnya terbalut gaun putih yang terlihat sederhana namun membawa kesan elegan, dan wajah cantiknya yang di poles make up tipis.

Keempat teman-teman Aryan pun sudah duduk rapi di sana, Aryan juga mengundang Shabira, Fasya dan Cantika.

Wanita itu mendaratkan bokongnya di sebuah kursi yang berada di samping Aryan. Aryan pangling melihat Kinara yang terlihat begitu cantik.

Dengan satu tarikan nafas, Aryan mengucapkan ijab kobul dengan suara lantang dengan Kenzie sebagai walinya Kinara.

Tepat pada hari ini, Kinara dan Aryan resmi menjadi suami istri. Para tamu undangan bertepuk tangan. Kedua pengantin itu tersenyum malu.

Aryan memakaikan cincing di jari manis Kinara, begitu juga sebaliknya. Setelah itu Kinara mencium tangan kanan Aryan dan Aryan mencium kening sang istri.

Ucapan selamat di berikan dari para kerabat dan sahabat dekat. Kinara tak menyangka dirinya telah menjadi seorang istri dari Aryanza Gibran Atharel putra semata mayang dari pengusaha sukses Zarra Patricia.

"Selamat cuy!" Ucap Galang sambil merangkul Aryan.

"Thanks" balas Aryan.

"Buat Aryan sama Kinara, selamat ya. Semoga langgeng terus sampe Kakek Nenek" kata Venus.

"Makasih." Jawab kedua pengantin itu berbarengan.

"Nanti malem mainnya jangan ganas-ganas Ar." Celetuk Libra sambil mengunyah buah semangka yang tersedia di sana.

"Sialan lo." Aryan terkekeh.

"Eh gue ke sana bentar ya." Kata Kinara sambil menujuk kearah Bunda Aryan yang tengah menggendong Snora sedang mengobrol dengan Mecca.

"Oke." Balas Aryan.

Kinara berlari kecil menghampiri kedua orang itu sambil mengangkat gaunnya sedikit untuk memudahkannya berjalan agar tidak tersandung nantinya.

"Bunda."

"Eh Kinara? Kenapa Ra?" Tanya Zarra sambil berdiri. Kinara menggeleng sambil tersenyum.

"Nggak Bun, pengen gendong Snora aja." Ucap wanita itu.

"Ohh iya-iya." Zarra mengangguk lalu memberikan Snora pada Kinara. Kinara langsung menggendong putri kecilnya. Snora terlihat lucu dengan bando berwarna pink di kepalanya.

"Bunda ke sana dulu ya Ra, Mecca." Kata Zarra sambil berlalu pergi.

"Gue gak nyangka, sekarang sahabat gue udah nikah aja." Ucap Mecca sambil terkekeh kecil.

"Iya dong."

"Lo kapan nyusul?" Goda Kinara sambil menyenggol-nyenggol lengan Mecca.

"Hahaha kapan-kapan deh!" Keduanya tertawa.

Jujur saja Mecca itu adalah gadis yang pintar, dulu Mecca bisa masuk di sekolah SMA yang sama dengan Kinara itu karena mendapatkan beasiswa.

Gadis itu sederhana, Mecca baik dan dia juga cantik. Sangat cantik. Mecca selalu menjadi tempat curhat untuk Kinara, begitu pun sebaliknya.

Seorang laki-laki tampan berjalan kearah kedua wanita yang sedang asik berbincang-bincang itu. Dia adalah Kenzie.

Kenzie berdeham cukup keras membuat Kinara dan Mecca lantas menoleh.

Kinara tersenyum kecil melihat laki-laki itu, laki-laki yang selalu menjadi malaikat pelindung untuk Kinara, tapi itu dulu.

Kinara pun tak menyangka bahwa Kenzie hadir di acara istimewanya. Oh, mungkin Aryan yang memberi tahu. Setelah pulang dari rumah Kinara hari itu, wanita itu langsung membuka blokiran nomor Kenzie karena laki-laki itu yang memintanya.

Setelah di buka pun kedua Kakak beradik itu tak pernah telponan atau sekedar mengirim pesan.

Kalau boleh jujur Kinara rindu Kenzie, namun mengingat kata-kata Kenzie yang pernah melukai hatinya membuat Kinara enggan menghubunginya.

"Kenapa?" Tanya Kinara.

"Pengen ngomong berdua sama lo." Jawab laki-laki itu datar.

Ya, Kenzie bisa di bilang adalah laki-laki kulkas. Dia dingin, irit bicara, dan nada bicaranya selalu terdengar datar. Namun jangan salah, meskipun begitu banyak sekali gadis yang menyukai Kenzie.

"Oh ya udah Ra, sini Snora biar gue yang gendong." Ucap Mecca. Kinara mengangguk setuju lalu memberikan Snora pada Mecca. Gadis itu pun berlalu pergi.

"Mau ngomong apa, Ken?" Tanya Kinara tanpa menatap wajah laki-laki itu. Entah kenapa Kinara merasa canggung.

"Ngomong di luar aja." Kata Kenzie.

Sesampainya di luar gedung, Kenzie berhenti tepat di dekat kolam ikan. Kinara pun ikut berhenti dan berdiri di belakang Kenzie. Laki-laki itu membalikan badannya.

Kenzie merindukan Kinaranya. Kinara yang waktu kecil sering menggangunya tidur. Kinara yang sering mencuri makanan Kenzie, Kinara yang hobi membuat kamar anak laki-laki itu seperti kapal pecah, dan Kinara yang suka mengompol.

Kenzie rindu Kinara, tapi ada rasa kecewa pada adiknya itu membuat Kenzie tak ingin menunjukan bahwa ia merindukan Kinara.

"Kenapa gak berani tatap mata gue, hm?" Tanya Kenzie yang melihat Kinara menundukkan kepalanya.

Gadis itu menggeleng.

"Jawab Ra, lo gak bisu kan? Tatap mata gue, gue gak bisa hipnotis orang kok, jadi lo gak perlu takut gitu." Ucapnya.

"Bukan gitu," Kinara menjeda ucapannya.

"Gue hanya..."

"Hanya apa?"

"Gue takut." Lanjutnya masih dengan posisi menunduk.

Kenzie memutar kedua bola matanya, laki-laki itu mengangkat wajah adiknya itu. Kini ia bisa melihat wajah cantik itu.

"Kenapa takut? Gue penjahat?" Tanya Kenzie pelan. Kinara menggeleng.

"Terus?"

Kini Kinara memberanikan dirinya menatap mata Kenzie dengan jarak yang sangat dekat.

"Lo tau Ken? Semenjak itu gue gak lagi menganggap lo sebagai malaikat pelindung gue." Kinara melepas kedua tangan Kenzie dari wajahnya.

"Lo emang bukan penjahat, tapi lo gak sadar kalau lo udah ngelukain perasaan dan hati gue."

"Di saat gak ada yang memihak gue, gue berharap bahwa Abang gue ada di pihak gue. Abang gue bakal lindungin gue dari amarah dan siksaan kedua orang itu. Nyatanya apa, Ken? Gue salah." Kinara tersenyum hambar sambil mengusap air matanya yang keluar.

"Pahlawannya gue mana? Dia gak ada saat gue butuh dia, yang ada dia malah ikut buat nyakitin gue. Lucu kan?"

"Lucu banget saat laki-laki itu dulu bilang kalau dia adalah malaikat pelindungnya gue, laki-laki itu bilang kalau ada yang nyakitin gue maka dia yang akan menghajar orang itu. Tapi nyatanya apa? Nothing Ken!"

"Ra, gak gitu."

"Gak gitu gimana Ken? Lo kecewa kan sama gue?" Kinara bertanya. Kenzie mengangguk pelan. Ya, memang dia kecewa kan dengan Kinara?

"Lo pikir gue mau kecewain lo? Lo pikir gue mau kecewain Mamah sama Papah? Lo pikir gue mau buat keluarga kita malu? Gak Ken, gue gak mau!"

"Tapi gue korban! Gue korban pemerkosaan! Berkali-kali gue bilang kalau gue itu korban!!!" Kinara berteriak sambil mengacak-acak rambutnya. Kepalanya tiba-tiba sakit saat mengingat kejadian-kejadian di rumah itu.

"Ra udah Ra! Ara!" Kenzie mencoba menahan tangan Kinara supaya tidak terus menerus menjambak rambutnya sendiri.

Mendengar keributan dari luar membuat Aryan, Zarra, Mecca, para sahabatnya Aryan dan beberapa tamu undangan berdatangan.

"Ada apa ini?!" Tanya Zarra.

"Astaga, Ale!" Aryan berlari menghampiri kedua orang itu. Aryan mencoba melepas tangan Kinara dari kepalanya. Gadis itu terus berteriak membuat Aryan bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi.

"Udah Ale, jangan di tarik-tarik." Ucap Aryan.

"GUE KORBAN!!! ITU SEMUA BUKAN KEMAUAN GUE!!!" Wanita itu terus berteriak.

"Iya sayang iya, bukan kemauan lo gue tau gue percaya. Sekarang udah ya? Jangan di tarik-tarik gitu rambutnya." Aryan mencoba menenangkan Kinara.

Kinara melepas tangannya dari rambutnya kini yang terlihat sudah sangat berantakan. Wajahnya pun sudah banjir air mata. Kinara nampak kacau.

"Udah ya..."

"Gak boleh di tarik-tarik, nanti sakit kepalanya." Kata Aryan sambil merapikan rambut istrinya yang berantakan. Kemudian Aryan meraih tubuh Kinara kedalam pelukannya.

"Gue korban Ar..." Lirihnya.

"Iya-iya Le, udah ya." Aryan mengelus punggung sang istri.

Setelah di rasa Kinara sudah mulai tenang, Zarra meminta Aryan untuk membawa Kinara ke apartemen pribadi milik Aryan agar Kinara bisa beristirahat di sana.

Aryan menggendong Kinara masuk ke dalam mobilnya. Untuk 3 hari kedepan Aryan dan Kinara memutuskan untuk tinggal di apartemen terlebih dahulu.

Di dalam mobil, Aryan melihat Kinara tertidur dengan napas yang teratur. Matanya masih basah akibat air mata. Sejujurnya Aryan belum tahu pasti apa yang terjadi tadi di gedung pernikahan. Entah ada apa antara Kenzie dan Kinara, Aryan akan bertanya kepada Kenzie nanti malam.

***

Pukul 7 malam Kinara masih tertidur pulas di dalam kamar. Aryan mengecup kening Kinara, kemudian pipinya lalu bibirnya. Kinara sangat cantik meski make up itu kini sudah luntur.

Aryan berjalan keluar dari kamar menuju balkon, di sana Aryan mengeluarkan ponselnya lalu berniat menelpon Kenzie.

Cukup lama kedua laki-laki itu berbicara tentang apa yang terjadi tadi hingga pada akhirnya Aryan mematikan telepon itu karena mendengar Kinara memanggil namanya.

"Kenapa, cantik?" Tanya Aryan.

"Kok gue ada di apartemen lo? Emang acara pernikahan kita udah selesai? Terus temen-temen lo gimana? Tamu undangannya gimana? Snora sama Bunda keman—"

"Sssst! Udah ya? Istirahat dulu Le. Ini gue bawain air hangat."

Kinara menerimanya lalu meminum air itu hingga habis. Setidaknya kini ia jauh lebih baik.

"Besok-besok gak boleh yah narik-narik rambut kayak tadi, gue gak suka lo nyakitin diri lo sendiri." Ucap Aryan.

Oh Kinara hampir lupa dengan kejadian tadi. Tapi entah kenapa tadi Kinara betul-betul merasakan sakit di kepalanya.

"Maaf." Ucapnya.

"Gak apa-apa, sekarang tidur lagi yah, gue temenin."

Kinara mengangguk dan Aryan langsung berbaring di samping Kinara. Keduanya mencoba untuk tidur dengan posisi berpelukan. Kinara merasa hangat di posisi itu.






Huaaa!!!😭😭😭
Udah berapa hari ya aku ga up?
Kayaknya udah 3 hari dehhh:)

Masih ada gak sih yang nungguin cerita ini? Hehe maaf banget guyz kalo jarang up krn sekarang pulang sekolahny sore teruzzzz
Jadi gak sempet buat up deh:)

Kalian belum pada follow aku kan? Follow dulu dong biar aku semangat buat up. Klo udah follow jangan di unfoll😭💔kalau mau dm follbck aja nanti aku follbck kok.

Okumaya devam et

Bunları da Beğeneceksin

2.6M 130K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...
301K 13.3K 76
Ini tentang Radewi, gadis sederhana yang harus menerima kenyataan pahit tentang penyakit yang dideritanya, dan juga tentang Radewa yang terjebak dala...
70.7K 3.1K 81
Judul awal (Alze) "Alif... jadi pacar aku ya?!" kata seorang gadis dengan senyum sumringah. "Gue gak suka cewek bodoh!" Cetus alif pada gadis itu. Se...
8.5M 813K 62
Hidup Alana berubah ketika ia harus menjadi seorang ibu di usianya yang masih terbilang cukup muda. 17 tahun. Bayangkan saja, di usianya yang masih b...