[END] I Want Perfect Family |...

By demiyor

410K 71.4K 13.5K

[END] [BxB] [MATURE] [MPREG] Kisah seorang anak yang mengharapkan ayahnya mendapatkan pengganti ibunya yang s... More

πŸ”… 1 (re-write)
πŸ”… 2
πŸ”… 3 (re-write)
πŸ”… 4 (re-write)
πŸ”… 5 (re-write)
πŸ”… 6 (re-write)
πŸ”… 7
πŸ”… 8
πŸ”… 9 (re-write)
πŸ”… 10
πŸ”… 11
πŸ”… 12
πŸ”… 13
πŸ”… 14 (re-write)
πŸ”… 15 (re-write)
πŸ”… 16
πŸ”… 17 (re-write)
πŸ”… 18 (re-write)
πŸ”… 19 (re-write)
πŸ”… 20 (re-write)
πŸ”… 21 (re-write)
πŸ”… 22 (re-write)
πŸ”… 23 (re-write)
πŸ”… 24 (re-write)
πŸ”… 25
πŸ”… 26
πŸ”… 27
πŸ”… 28 (re-write)
πŸ”… 29 (re-write)
πŸ”… 30 (re-write)
πŸ”… 31
πŸ”… 32
πŸ”… 33
πŸ”… 34 (re-write)
πŸ”… 35
πŸ”… 36 (re-write)
πŸ”… 37 (re-write)
πŸ”… 38 (re-write)
πŸ”… 39 (re-write)
πŸ”… 40 (re-write)
πŸ”… 41
πŸ”…42
πŸ”…43
πŸ”…44
πŸ”…45
πŸ”…46
πŸ”…47
πŸ”…48
πŸ”…49
πŸ”…50
πŸ”…51
πŸ”…52
πŸ”…53
πŸ”…54
πŸ”…55
πŸ”…56
πŸ”…57
πŸ”…58
πŸ”…59
πŸ”…60
πŸ”…61
πŸ”…62
πŸ”…63
πŸ”…64
πŸ”…65
πŸ”…66
πŸ”…67
πŸ”…68
πŸ”…69
πŸ”…70 (Special Chap Winter)
πŸ”…72
πŸ”…73
πŸ”…74
πŸ”…75 (end)

πŸ”…71 (Gave Birth)

2.7K 360 22
By demiyor

Sore ini terlihat Doyoung dengan Yangyang dan Winter sedang bermain di ruang tengah, lebih tepatnya menemani Yangyang dengan Winter mengerjakan tugas sekolah mereka terlihat sendiri dari tingkah Winter yang terus menerus menghapus tulisannya karena merasa ragu dengan jawabannya dan sesekali akan merengek kecil karena sudah lelah untuk berpikir.

"Oppa bisa bantu Winter? Winter tidak tahu jawabannya." ucap Winter pasrah.

Yangyang menoleh lalu mengambil buku tugas Winter dan melihatnya "Yang mana Winter?" tanyanya.

"Ini." tunjuk Winter pada salah satu soal yang menurutnya sulit.

"Oh ini gampang sekali, kemari biar aku bantu menjawab." ucap Yangyang lalu menuliskan jawabannya.

Winter memperhatikan Yangyang yang tengah membantu menjawab tugasnya.

"Kau harusnya menghitungnya seperti ini, itu saja mengerti?" ucap Yangyang pada Winter.

Winter mengangguk lalu kembali mengambil bukunya "Terimakasih Oppa." ucapnya.

Yangyang tersenyum lalu kembali melanjutkan mengisi tugasnya yang hampir selesai, Doyoung yang sedari tadi mengawasi cukup terkesan dengan cara Yangyang membantu dan menjelaskan salah satu soal yang Winter tidak paham, Yangyang sangat pintar, selain itu Yangyang juga multilingual, cukup terkejut mengetahui Yangyang bisa berbagai bahasa di umurnya yang akan menginjak 9 tahun di november nanti, bahkan ia pernah mendengar Yangyang berbicara satu bahasa yang asing di telinganya.

"Yangyang, boleh aku bertanya?" ucap Doyoung.

Yangyang menolehkan kepalanya menatap Doyoung yang duduk di atasnya "Iya Bunda?"

"Waktu itu aku tidak sengaja mendengar mu sedang berbicara, tapi aku tidak tahu kau berbicara apa karena bahasanya terdengar asing ditelinga ku." ucap Doyoung.

Yangyang tampak berpikir lalu sedetik kemudian ingat "Itu bahasa jerman, di sekolah ada guru yang berasal dari jerman karena aku suka mendengarnya berbicara bahasa jerman jadi aku memintanya untuk mengajariku bahasa jerman."

"Benarkah? Wah itu keren sekali." ucap Doyoung.

"Apa itu susah?" tanya Doyoung.

Yangyang mengangguk "Awalnya memang susah karena harus menghafal suku suku kata, tapi guru mengajarkannya sambil bermain jadi tidak terlalu susah."

Doyoung mengangguk paham, lalu ia pun mengambil handphonenya dan membuka kamera untuk memotret pemandangan di hadapannya tapi tiba-tiba rasa nyeri menjalar di perutnya membuatnya reflek meringis sambil memejamkan matanya.

"Sudah selesai, aku—Bunda?" ucap Yangyang langsung terdiam bingung saat melihat Doyoung yang terlihat sedang meringis.

"Bunda? Bunda baik-baik saja?" tanya Yangyang mulai khawatir melihat Doyoung yang sepertinya kesakitan.

Mendengar Yangyang terus menerus berbicara membuat Winter penasaran lalu menolehkan kepalanya dan melihat Doyoung yang meringis "Bunda kenapa?" tanyanya.

Doyoung memejamkan matanya sambil membuang nafasnya, tangannya meremat permukaan sofa, perutnya terasa sakit sangat sakit sampai ia susah bernafas.

Melihat Doyoung yang tak kunjung menjawab Yangyang langsung berdiri dari duduknya lalu berlari menuju kamar Nyonya Kim dan mengetuk pintunya dengan keras.

TOK!  TOK!  TOK!

"Halmeoni! Halmeoni!" panggilnya sambil terus mengetuk pintu kamar.

Cklek!

"Ada apa Yangyang?" tanya Nyonya Kim pada Yangyang.

"Bunda, perut Bunda sakit!" ucap Yangyang langsung membuat Nyonya Kim panik.

Nyonya Kim langsung berlari menghampiri Doyoung yang sudah meringis kesakitan dengan Winter yang terlihat ketakutan di sampingnya.

"Sayang, sayang kau baik-baik saja?" ucap Nyonya Kim sambil mengelus kepala Doyoung.

"Eomma...perut ku...sa...kit." ucap Doyoung terbata-bata sambil menahan sakit.

Nyonya Kim membelalakan matanya "Astaga Tuhan, Yangyang cepat panggilkan supir kita akan pergi ke rumah sakit sekarang."

Yangyang mengangguk dengan cepat ia langsung berlari untuk memanggil supir, mendengar Nyonya Kim yang berteriak membuat semua maid keluar dan menghampiri Nyonya Kim.

"Nyonya ada apa??" tanya Suster Lee sedikit panik saat melihat Doyoung.

Nyonya Kim menatap Suster Lee dengan wajah paniknya "Doyoung akan melahirkan." ucapnya.

Suster Lee langsung menutup mulutnya lalu langsung berlari untuk mengambil barang-barang Doyoung yang sudah disiapkan untuk proses melahirkan.

"Bunda hiks..Bunda." Winter menangis ketakutan melihat Doyoung yang kesakitan.

"Winter sayang jangan menangis, Bunda tidak apa-apa dia akan baik-baik saja." ucap Nyonya Kim berusaha menenangkan Winter.

"Eomma!"

Nyonya Kim langsung menolehkan kepalanya dan melihat Taeil datang bersama Yangyang "Nak ayo cepat." ucapnya.

Taeil menghampiri Doyoung "Sayang bertahanlah kita akan pergi ke rumah sakit sekarang." ucap Taeil sambil merangkulkan tangan Doyoung pada lehernya lalu dengan perlahan mengangkat tubuh Doyoung dan membawanya berjalan.

"Hyung...sa...kit." ucap Doyoung sambil meringis meremat jas yang di pakai oleh Taeil.

Taeil menatap Doyoung khawatir "Bertahanlah, aku tahu kau bisa."

Taeil dengan Nyonya Kim pun langsung membawa Doyoung ke dalam mobil di susul dengan Yangyang dan Winter di temani Suster Lee menggunakan mobil lainnya yang di supiri langsung oleh supir rumah.

………………

"Perawat! Perawat!" teriak Taeil di lorong rumah sakit mencari perawat untuk segera menangani Doyoung.

Tidak lama kemudian beberapa perawat keluar sambil membawa brankar menghampirinya.

"Naikkan keatas Tuan." ucap salah satu perawatan sambil membantu Taeil menaikkan Doyoung ke atas brankar.

Setelah Doyoung di atas brankar, para perawat langsung membawanya menuju ruang operasi, Taeil yang sedari tadi mengikuti harus di berhentikan karena untuk menjaga ruang operasi tetap steril dan memfokuskan dokter untuk menangani Doyoung.

Taeil menatap pintu ruang operasi yang di tutup, hatinya begitu tidak tenang, jantungnya berdebar begitu kencang, keringat pun tidak henti-hentinya bercucuran di kening dan lehernya, untung saja dirinya pulang lebih cepat dan bisa membawa Doyoung.

"Papah!" panggil Yangyang dengan Winter dan Suster Lee yang datang.

"Dimana Bunda?" tanya Yangyang padanya.

Taeil berjongkok menyamakan tingginya dengan Yangyang lalu mengelus pundak anaknya "Bunda sedang di tangani oleh dokter, jangan khawatir."

"Bunda akan baik-baik saja?" tanya Winter dengan mata sembabnya.

Taeil langsung terdiam, seketika tangannya bergetar mengingat ingatan buruknya di masa lalu, apa yang terjadi dengan Doyoung sama persis dengan mendiang istrinya dulu.

"Tuan jangan." ucap Suster Lee sambil memegang pundak Taeil yang mulai bergetar.

Taeil menatap Suster Lee yang menggelengkan kepalanya "Jangan diingat, Tuan Doyoung akan baik-baik saja, berdoalah, yakin semuanya akan baik-baik saja."

Nyonya Kim langsung membantu Taeil berdiri lalu mengusap tangannya dengan lembut "Nak berdoalah, Doyoung akan baik-baik saja jangan takut."

Taeil memejamkan matanya lalu menarik nafas dan membuangnya dengan perlahan, ia harus meyakinkan hatinya dan melawan rasa takutnya, istrinya yang sekarang dengan yang dulu jauh berbeda dan kejadian itu tidak akan terulang lagi pada Doyoung.

1 jam dirinya terus menunggu dengan hati yang tidak tenang,  ia terus berjalan kesana kemari karena merasa tidak tenang di tambah melihat Yangyang dengan Winter yang sama khawatirnya seperti dirinya.

Cklek!

"Siapa suami dari pasien?" ucap perawat yang membuka pintu.

Taeil langsung membalikkan tubuhnya lalu menghampiri perawat "Aku, aku suaminya. Bagaimana keadaan istri dan anakku?"

"Istri dan anak Tuan selamat, bayinya sehat dan berat badannya normal mencapai 2,7kg dengan panjang 53cm." ucap perawat.

Taeil langsung tersenyum lalu memeluk Nyonya Kim "Selamat nak, selamat." ucap Nyonya Kim sambil mengusap-usap punggung Taeil.

"Kepada suami boleh masuk sedangkan yang lainnya harus menunggu sampai pasien di pindahkan." ucap perawat lalu masuk.

"Masuklah, Doyoung membutuhkan mu." ucap Nyonya Kim.

Taeil mengangguk lalu ia pun masuk dengan perasaan gugup, senang dan sedih yang bercampur aduk. Saat ia masuk dokter langsung memberinya ucapan selamat dan memberinya baju khusus untuk menjaga bayinya.

"Ini Tuan bayinya, sangat sehat." ucap perawat sambil memindahkan bayinya pada pangkuan Taeil.

Taeil menatap haru bayi yang ada di tangannya, bayi laki-lakinya dengan Doyoung, tak ia sadari air matanya turun melihat bayi yang ada di pangkuannya bergerak.

"Selamat datang sayang, Moon Yoon wo" ucapnya sambil menempelkan keningnya pada kening anaknya.









To be continued...

Kira kira seperti ini ilustrasinya :

Continue Reading

You'll Also Like

844K 80.9K 39
Na Jaemin si omega cacat yang terjebak dengan King Alpha yaitu Jung Jeno. [OMEGAVERSE/ ABO]
63.1K 4.5K 24
Ketika Taeyong dianggap gila. Namun ia tak peduli. #1 jeffreyjung (8-7-2022) #6 jaehyun (8-7-2022)
721K 63.5K 43
"aku dan dia itu kembar, tapi kenapa kalian tidak mengerti dirinya?" Na Renjun "Aku sangat menyayangi Hyung, semua yang aku miliki itu juga milik Hyu...
14.6K 1.3K 10
Sungchan dan Shotaro, sepasang mantan kekasih yang harus terhubung kembali akibat kehadiran bayi di antara mereka. Keduanya tidak menyangka bahwa had...