Butterfly Effect

By Alatesaya

310K 42.6K 3.3K

"Lo mau ga mengarungi neraka bareng gue?" "H-hah?" ------ Kalau Ayyara memilih satu diantara mereka, mereka p... More

01. Awal kisah
02. Second Lead Seme and Sugar Daddy
03. Dilabrak?
04. Sorry
05. First kiss
06. Orang asing
07. Kian : Kertarajasa
08. Kian : Kertarajasa pt. 2
09. Kian : Kertarajasa pt. 3
10. Kian : Kertarajasa pt.4
11. Kian : Kertarajasa pt. 5
12. Malaikat atau Iblis?
13. Punya nyawa berapa?
15. Festival
16. Harimau
17. Kepentok
18. Mood baik
19. Patung kodok
20. Tertahan
21. Tak pernah berubah
22. Coretan di atas meja.
23. Elang emas
24. I love you
25. Aku dan kamu
26. I love you too
27. Orang yang bahagia di neraka
28. Sudut pandang
29. Predator puncak
30. Pelaku palsu
31. Cicak
32. Sesuatu yang aneh
33. Niat yang sama
34. Rasa daging Sapi
35. Jangan kaget!
36. Mati aja sana!
37. Pelukan
38. Masa lalu Ezra
39. Ayo kita mati bersama!
40. Κοράκι Family
41. Cry baby
42. He's crazy
43. Would you die for me?
44. Hati manusia
45. Hewan peliharaan (?)
46. Bocah puber | Ayyara Davinia
47. Ribut
48. Hari sial
49. Awal dari segalanya
50. Di sini
51. Pangeran
52. Ryu

14. Salah pilih korban

7.9K 1.1K 52
By Alatesaya

"Lah kok lo jadi cakep?" Ucap Ayyara saat melihat potongan rambut baru Kian aka Kerta.

Kian mengibaskan rambutnya ke belakang, lalu membuat ekspresi wajah sok gantengnya. "Ya iya lah, gue gitu lohh,"

Ayyara memutar bola mata malas, "Mon maaf, tapi gue lagi muji mukanya Kerta bukan muka lo," lalu ia beranjak ke kasir untuk membayar potongan rambut Kerta tadi.

Kian melotot sesaat, kemudian ia mengerucutkan bibirnya. "Tapi 'kan Kerta jadi cakep gara-gara dirasukin gue," Gumamnya sambil mengekori Ayyara dibelakang.

Mereka berdua sedang berada di sebuah mall, Ayyara dengan ikhlas membayar semua keperluan Kian. Sungguh sahabat yang baik, bukan?

"Lo ga tau diri banget, ya. Udah dibayarin malah makin ngelunjak." Ayyara mencibir saat Kian memintanya untuk membayarkan sebuah ponsel serta laptop yang lumayan mahal.

Kian yang sedang mencoba mengutak-atik ponsel yang ada di toko pun menoleh ke arah Ayyara dengan tatapan melasnya. "Yaelah Ayy, palingan ini jumlahnya cuma 20 jutaan," Balas Kian dengan entengnya lalu kembali mengutak-atik ponsel.

Ayyara menatap Kian tajam, "cuma-cuma palak lo peang!" Gemas Ayyara sambil menyentil kuping Kian dengan keras membuat sanga empunya meringis kesakitan.

Kian langsung mengusap kupingnya yang memerah, "sakit, anjir."

"Ya, elo ga ngotak,"

Kian tertawa garing lalu mengusap tengkuk lehernya. "Ya maap.. nanti kalo kita balik ke dunia kita gue gantiin 5 kali lipat, deh. Gimana?"

"Deal!" Ucap Ayyara cepat lalu langsung berjalan menuju kasir diikuti Kian yang sedang tersenyum bahagia serta berbinar-binar.

Saat dirasa kebutuhan mereka sudah dibeli, Ayyara dan Kian mampir dulu disebuah restoran untuk mengisi perut mereka yang kosong setelah semua energinya habis untuk dipakai berkeliling mall selama berjam-jam.

"Ki, gue belakangan ini serasa ada yang ngikutin, deh." Ayyara berkata serius membuat Kian yang tadinya ingin menyuapi makannya kini menaruh lagi di piring.

"Lo ga numpang-numpang emangnya?" Balas Kian dengan memasang ekspresi serius menatap kedua mata Ayyara.

Ayyara mengeratkan garpu yang ia pegang dengan wajah datar menatap Kian, membuat Kian kalang kabut dibuatnya. Dirinya juga langsung mengeluarkan keringat dingin. "Eh iya-iya m-maaf, anjir. Becanda. J-jangan baper gitu, lah." Ucap Kian sembari mengusap tengkuk lehernya dengan mata menatap kearah mana-mana. Tak berani menatap wajah Ayyara yang datar itu.

Kian memberanikan diri menatap Ayyara, ia menanggapinya dengan serius sekarang. "Kalo lo udah ngomong begitu, pasti masalahnya serius. Jadi gimana? Mau lo pancing?" Ayyara mengangguk sebagai jawaban.

Kian mengusap mulutnya dengan tisu. "Udah punya rencana?" Satu alis Kian terangkat.

Ayyara hanya tersenyum kecil lalu melanjutkan acara makannya membuat Kian resah akan sebuah rencananya.

Kian tahu betul tabiat sahabatnya itu, ia selalu membuat rencana yang gila. Ia akan mengorbankan apapun demi rencananya atau tujuannya berhasil, termasuk nyawanya sendiri.

Ayyara akan menjadi pribadi yang berbeda--ralat gila jika mempunyai sebuah tujuan. Dan akan kembali normal jika tujuan itu sudah terpenuhi.

__________

"Kasyapi.. Cewek gue mana?" Tanya Yuma saat berpapasan dengan Kasyapi di Koridor sekolah.

Kasyapi mengerutkan alisnya bingung, "Cewek lo?"

Yuma menggaruk pipinya pelan seraya tatapannya menatap ke bawah. "Eh itu maksud gue si Ayyara," Yuma menatap kembali Kasyap. "Lo tau dimana dia?"

Wajah Kasyapi menjadi muram sebentar lalu menormalkan kembali ekspresi wajahnya. "Udah pulang tadi, kenapa nyariin?"

Yuma mengangguk, "oh engga, gue cuma mau kasiin ini," Yuma menyodorkan sebuah kotak bekal berwarna merah yang isinya sudah kosong.

"Yaudah, titipin ke gue aja sini," Kasyapi mengangkat tangannya ingin meraih kotak bekal tersebut, tetapi dengan cepat Yuma menjauhinya.

Yuma menyembunyikan kotak bekalnya ke belakang punggungnya. "Gausah, thanks," Yuma tersenyum tipis. "nanti gue ga bisa modus sama dia lagi." Gumaman Yuma sedikit terdengar oleh Kasyapi membuat Kasyapi lagi-lagi memasang wajah muram.

Yuma menepuk bahu Kasyapi dua kali, "kalo gitu gue duluan, ya." Lalu ia melangkah pergi meninggalkan Kasyapi yang terdiam.

Yuma mengendarai motor besarnya yang berwarna hitam untuk pulang ke rumahnya, tetapi saat dijalan dirinya tidak sengaja melihat Ayyara yang sedang dirangkul oleh cowok asing masuk ke dalam mobil membuat Yuma sedikit kesal dan berniat untuk mengikuti mobil itu.

Perasaan Yuma sedikit resah kala mobil yang ditumpangi Ayyara tadi terus melaju dengan cepat. Dan keresahannya pun semakin memuncak kala melihat mobil itu membuang tas cewek yang sangat ia kenal ke dalam semak belukar.

Dugaan kotor di dalam otaknya terbukti benar kala melihat mobil yang ditumpangi Ayyara berhenti di sebuah rumah kosong terbengkalai dan dari jauh matanya melihat Ayyara dengan keadaan kacau.

Dengan cepat Yuma membuka helm dan turun dari motornya, lalu berlari menyusul mereka.

Sedangkan di tempat yang berbeda seorang lelaki sedang misuh-misuh dipinggir jalan kala taksi yang ia tumpangi kehabisan bensin.

"Ah sial! Dia udah jauh!!" Kian mengacak rambutnya frustasi setelah melihat layar ponselnya.

Ya, Kian menaruh alat pelacak di hak sepatu Ayyara agar bisa mengontrol lokasinya.

Kendala ini benar-benar diluar dugaan mereka!

Mana saat ini Kian berhenti di jalan yang sepi dan ojek online pun tak ada yang menerimanya.

Ini salah dirinya karena tidak bisa membawa kendaraan. Jika saja ia tidak trauma, mungkin ia sudah membawa motor milik Radeva dan mengejar Ayyara.

Dari jauh Kian melihat sebuah motor besar melaju ke arahnya dengan cepat Kian mencegat nya dan langsung naik di belakangnya. "Ayo ikutin map ini! Nanti gue bayar lo berapapun!" Kata Kian menepuk-nepuk pundaknya dengan agresif. "Cepetan, ngebut!" Orang itu pasrah, mau tak mau orang itu mengikuti perkataan Kian. Anggap saja dirinya sedang berbaik hati menolong orang asing.

__________

"

Punya nyawa berapa lo sampe berani nyentuh dia?" Ucap Yuma pada akhirnya saat melihat Ayyara yang ingin dilecehkan.. Atau sudah.

Aksa berjalan menghampiri Yuma, "Lo berani ganggu gue?" Aksa tersenyum remeh. "LO SIAP-SIAP MATI DI TANGAN GU--"

Bugh!

Yuma meninju wajah Aksa sebelum ia menyelesaikan ucapannya. "BANYAK BACOT LO, ANJING!"

Yuma menarik kerah Aksa lalu meninju wajahnya beberapa kali. Yuma tak memberi kesempatan Aksa untuk membalasnya.

Ayyara yang melihat itu hanya bisa melebarkan matanya terkejut, dirinya belum bisa mencerna apa yang ia lihat sekarang ini.

Setelah puas memukuli Aksa hingga sekarat dengan tangan kosong, ia menatap Ayyara iba. Dengan nafas memburu Yuma mendekat, lalu mengambil kunci untuk melepaskan borgol yang merantai Ayyara.

Saat Yuma sedang fokus membuka kunci borgol, diam-diam Aksa bangkit lalu mengambil pisau lipat dari dalam celananya dan melangkah dengan cepat.

Ayyara melebarkan matanya saat melihat Aksa ingin menikam Yuma dari belakang. "YUMA AWAS!"

Seketika Ayyara merasa lega saat melihat Aksa yang sudah tersungkur tak sadarkan diri dibawah kaki Yuma.

Kian melempar guci ke arah punggung Aksa dengan cepat setelah ia melihatnya ingin menikam seorang cowok.

Yuma berbalik, mengeram marah. Ia ingin menginjak leher Aksa agar dia mati, tetapi dengan cepat Kian menghalanginya.

"Jangan!" Ucap Kian mencegat tubuh Yuma.

Dengan kesal Yuma menoleh ke Arah Kian. Lalu beberapa detik kemudian dahinya berkerut bingung, "lo ngapain disini?"

Kian yang baru tersadar akan kehadiran cowok yang ia kenali itupun ikut bingung. "Gue mau nolongin temen gue, lo juga ngapain disini?" Kian tahu pertanyaannya sangat bodoh. Tetapi maksudnya ia ingin tahu mengapa Yuma dan Ayyara saling kenal?

"Mau beli ketoprak," Balas Yuma santai, dirinya sudah bisa mengontrol kembali emosinya.

Kian berdecih, "bukan gitu maksud gue bambang!"

Yuma hanya mengedikkan bahu acuh, ia berbalik ingin melepaskan Ayyara. Tetapi saat melihat ke arah tempat Ayyara berada, Ayyara sudah tidak ada di sana.

"Dimana dia?!" Yuma panik, ia melihat sekeliling tidak ada siapa-siapa. Hanya ada dia dan dirinya. Sedangkan Kian ikut panik, ia tidak sadar kalau Ayyara sudah hilang.

Yuma mengangguk saat Kian menyuruhnya untuk mencari diluar, sedangkan Kian akan mengurus Aksa.

Kian menelpon polisi guna untuk meringkus kejadian ini. Dan dari analisisnya, korban Aksa pasti banyak karena dilihat dari aksinya yang sangat mulus merayu korban untuk pergi bersamanya.

Kian mengambil tali dari dalam lemari yang berada di sana, lalu mengikat lengan serta kaki Aksa agar tidak kabur. "Lo salah milih korban, brother." Ucapnya kepada Aksa yang pasti tidak terdengar olehnya.

Oh iya, saat kemari Kian melihat pria paruh baya sudah terkapar... Mungkin sekarat? Sepertinya pukulan Yuma tidak main-main.

Ia lalu segera keluar untuk mengikat pria paruh baya itu.

"E-elo?" Ayyara terkejut melihat orang yang menggendongnya ala bridal style ini tiba-tiba ada disini.

Orang itu menatap wajah Ayyara agak... Sendu?

Orang itu menempatkan Ayyara di dalam mobil Aksa, dikarenakan orang itu kemari membawa motor dan tidak mau Ayyara kedinginan terkena angin malam.

Ayyara tidak menolak saat dibawa ke mobil itu, ya mau bagaimana lagi? Tidak punya pilihan. Jika memesan taksi online atau menyuruh sopir pasti akan sangat lama sampainya dikarenakan tempat ini begitu sepi.

Orang itu melihat ke arah leher Ayyara yang memerah sebentar, lalu ia melepaskan jaket kulit hitamnya dan menutupi bagian tubuh Ayyara yang terbuka.

Ayyara membulatkan mata sebentar, lalu tersenyum hangat. "Makasih, Arkein."

Arkein mengangguk, "lo istirahat aja dulu, pasti capek 'kan,"

Ayyara mengangguk lemah, lalu ia bersandar pada bangku mobil dan perlahan menutup matanya.

Saat Arkein ingin masuk ke dalam kemudi mobil, Tiba-tiba dirinya dihadang oleh Yuma.

Arkein mengangkat sebelah alisnya, "kenapa?"

"Biar gue yang anterin dia." Bukan sebuah permintaan, melainkan sebuah ketetapan.

Arkein menoleh ke sekelilingnya lalu kembali menatap Yuma dengan santai. "Mau anterin naik apa? Motor? Lo yakin dengan keadaan dia yang kayak gini?" Katanya sambil menunjuk ke arah Ayyara menggunakan dagunya.

Yuma terdiam sesaat, lalu ia berdecih. Ia mengalah sekarang kepada sang ketua OSIS yang baru saja menjabat di sekolahnya. Ia lalu memutar dan memasuki mobil. Dirinya duduk di samping Ayyara yang tertidur. Tangannya menarik kepala Ayyara agar bersandar dipundaknya.

Arkein hanya menghela nafas lelah, lalu ia melajukan mobilnya ke rumah sakit terdekat.

Sedangkan Kian? Ia ditinggalkan oleh mereka... Sendirian---ralat bersama manusia yang sekarat.

"Gapapa sumpah gue gapapa." Kian berucap dari kejauhan ketika melihat mobil itu melaju meninggalkannya.

___________________________________________

Kertarajasa setelah potong rambut


Gimana chap kali ini? Kurang?

Continue Reading

You'll Also Like

1.7M 121K 48
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
270K 25.4K 31
[JANGAN LUPA FOLLOW] Bulan seorang gadis yang harus menerima kenyataan pedih tentang nasib hidupnya, namun semuanya berubah ketika sebuah musibah me...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

5.9M 329K 36
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.7M 67.5K 30
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...