ZiAron [END]

By sashasyy

7.1M 712K 63.7K

[FOLLOW SEBELUM MEMBACA, SEBAGIAN PART DI PRIVAT ACAK. TERIMAKASIH] ________________________________________... More

01 - ZiAron
02 - ZiAron
03 - ZiAron
04 - ZiAron
05 - ZiAron
06 - ZiAron
08 - ZiAron
09 - ZiAron
10 - ZiAron
11 - ZiAron
12 - ZiAron
13 - ZiAron
14 - ZiAron
15 - ZiAron
16 - ZiAron
17 - ZiAron
18 - ZiAron
19 - ZiAron
20 - ZiAron
21 - ZiAron
22 - ZiAron
23 - ZiAron
24 - ZiAron
25 - ZiAron
26 - ZiAron
27 - ZiAron
28 - ZiAron
29 - ZiAron
30 - ZiAron
31 - ZiAron
32 - ZiAron
33 - ZiAron
34 - ZiAron
35 - ZiAron
36 - ZiAron
37 - ZiAron
38 - ZiAron
39 - ZiAron
40 - ZiAron
41 - ZiAron
42 - ZiAron
43 - ZiAron
44 - ZiAron
45 - ZiAron
46 - ZiAron
47 - ZiAron
48 - ZiAron
49 - ZiAron
50 - ZiAron
51 - ZiAron
52 - ZiAron
53 - ZiAron
54 - ZiAron
55 - ZiAron
56 - ZiAron
57 - ZiAron
58 - ZiAron
59 - ZiAron
60 - ZiAron
61 - ZiAron
62 - ZiAron
63 - ZiAron
64 - ZiAron
65 - E N D
EXTRA PART I
EXTRA PART II
EXTRA PART III
EXTRA PART IV + SEQUEL

07 - ZiAron

116K 13.2K 524
By sashasyy

Ketekatan

Aron terbangun dari tidur panjangnya. Meregangkan otot tubuhnya merasakan dirinya sangat lelah. Meringis kecil saat merasakan pusing di kepalanya.

Aron segera bangun untuk menetralkan rasa pusingnya. Sesaat Aron terpaku dengan keadaan kamar. Menyingkap selimut dan terkejut saat melihat dirinya yang tidak menggunakan sehelai benang pun.

Aron melihat kesamping, dan tidak ada siapa siapa. Segera ia memunguti pakaiannya yang berceceran dibawah sana dan memakainya kembali. Aron kembali duduk saat kepalanya diserang pusing yang sangat dasyat. Ia mencoba mengingat ingat kejadian semalam. Ia ingat jika ia mabuk tapi setelahnya,

"Gue nidurin cewek?" Katanya sendiri, mengingat semua.

Wajahnya menegas kini. Matanya mengedar dan segera ia melihat baju baju yang dipakai gadis itu. Masih ada disana tapi untuk mengingat, Aron masih belum bisa. Samar samar.

Tidak berhenti sampai situ, kini ia mencoba mencari seorang yang ia tiduri semalam. Sesaat ia mendengar suara percikan dari kamar mandi. Segera Aron mengeceknya.

Deg.

"Zia?"

Aron segera mematikan shower yang membasahi tubuh kecil itu terus menerus. Mengambil handuk yang menggantung dikamar mandi sana dan menyelimuti tubuh polos itu. Segera Aron mengangkat tubuh Zia kemudian.

"Zia bangun," Aron berusaha menyadarkan Zia yang sudah ia taruh di tempat tidur itu. Menyelimuti gadis itu untuk menutupi badannya.

"Zia,"

Panik? Jelas. Aron tidak tahu harus bagaimana sekarang. Ditambah ia shok dengan gadis yang tiduri semalam adalah teman satu apartemennya. Bisa segila ini dirinya semalam.

"Zia bangun. Jangan mati,"

Aron berusaha mengusap kepala gadis itu. Menempelkan tangannya pada wajah Zia dan terakhir menggosok gosokkan tangannya pada tangan Zia. Pucat sekali. Dan sepertinya air shower itu terus mengalir sejak semalam.

"Zi,-"

Perkataan Aron tercekat saat melihat mata sayu Zia perlahan terbuka. Terdiam hingga melihat Zia sepenuhnya sadar. Dan saat itu Zia meringis. Rasanya badannya kini hancur. Sakit dimana mana dan nyeri di area intimnya. Zia bangkit.

PLAK!

"BRENGSEK!"

Air mata gadis itu turun setelah menampar keras pipi Aron. Tamparan pertama untuk Aron dari seorang wanita.

"Zi,-

"APA?"

"Udah puas lo buat hancur hidup gue?" Zia semakin menangis. "Udah puas lo renggut masa depan gue?" Zia kelu. Ia memejamkan matanya merasakan dadanya sesak bukan main. Layaknya jalang yang melayani pelanggannya. Zia mengibaratkan dirinya jalang sekarang.

"Zia maaf, gue gak tau kemarin itu lo. Gue mabuk zi gu,-

"Gue tau lo mabuk ar. Gue tau. Tapi gak seharusnya lo kayak gini ke gue. Lo ambil semua yang udah gue jaga baik selama ini. Lo," Zia tidak dapat meneruskan kata katanya sendiri. Semuanya terlalu tiba tiba. Hidupnya benar benar hancur sekarang.

"Kenapa harus gue yang ada di posisi kayak gini tuhan?" Zia menunduk pilu.

"Gak cukup buat Zia hancur karena kehilangan papa mama? Kenapa sekarang Zia harus kehilangan kehormatan Zia juga?"

Aron membuang pandangan ke samping. Hembusan nafas pelan keluar dari hidungnya. Kenapa ia harus menghancurkan hidup seorang gadis seperti ini?

"Lo kenapa tega banget sama gue sih ar? Kenapa harus gue yang jadiin lo korban? Hidup gue udah menderita Aron. Jangan buat gue tambah menderita." Aron menoleh kembali. Jujur. Ia tidak tega melihat tangis Zia seperti ini.

Zia menunduk kembali. "Hidup gue yang semula udah mulai membaik, sekarang hancur lagi karena lo."

"Gue tanggung jawab." kata Aron tegas dan bulat.

Zia tidak menjawab. Kepalanya menggeleng kuat dengan cengkraman di selimut. Aron memeluknya kini. "Gue tanggung jawab zi. Maaf." lirih Aron bersalah.

"Gak. Gue ada Gibran. Gue cinta sama dia. Dia pacar gue dan gak seharusnya gue kayak gini." parau Zia terisak penuh.

Aron melepas pelukannya. Wajahnya sedikit berambisi kini. "Lo gak sadar lo udah gak pantes buat siapapun sekarang?"

Zia menegakkan kepalanya kembali kini. "Sadar. Tapi gak semudah itu gue tinggalin orang yang gue cinta karena perbuatan bejat lo itu."

"Makanya gue tanggung jawab. Niat gue baik Zia." timpal Aron cepat sedikit meninggi.

"Gue bukan cowok brengsek yang udah ngerenggut kehormatan seorang gadis dan langsung pergi gitu aja."

Aron menggenggam kuat tangan Zia. "Gue, Aronald Damarion akan nikahi lo."

-Flashback off-

Aron menghempas kasar tangan Zia. Mata elangnya menatap Zia tajam yang sudah ia kunci di mobil sekarang.

"Iya terserah anggapan lo nganggep gue selingkuh atau terserah apa itu. Yang jelas gue belum bisa ngelepas Gibran." ucap Zia sedikit panjang mendahului Aron yang akan berucap.

Aron tidak sengaja melihat keduanya itu tadi. Sampai akhirnya ia menghampiri dan menyeret paksa Zia. Kejadian itupun juga pasti saat Gibran tidak ada.

"Gue emang gak akan pernah larang lo berhubungan sama siapapun itu. Tapi lo juga harus bisa mikir kalau lo masih tetap mau pertahanin Gibran, mubazir juga kita nikah kayak gini. Otak lo pake." balas Aron menusuk.

"Gue juga gak maksa lo tanggung jawab dulu. Lo yang kekeh mau tanggung jawab karena gak mau di cap cowok brengsek." timpal Zia malas.

"Oh jadi lo mau terus pacaran sama Gibran itu? Brengsek juga lo jadi cewek ternyata." Aron menyungging senyum remeh.

"Apa bedanya sama lo yang belum bisa move on masa lalu lo?" Zia menatap Aron dengan alis yang terangkat tinggi.

"Kita sama aja Aron. Lo yang belum bisa lepas dari bayang bayang Dista dan gue yang belum bisa lepas dari Gibran." lanjut Zia serius.

Aron tertawa hambar kini. "Beda lah bodoh." Aron memajukan kepalanya dengan tatapan menusuk. "Dista udah gak ada sedangkan Gibran masih ada. Wajar kalau gue masih belum bisa move on. Sedangkan lo? Lo pacaran sama cowok lain padahal lo sekarang udah jadi istri gue."

Aron menyungging senyum smriknya. Memposisikan tubuhnya seperti semula dan bersandar pada jok dengan santai.

Zia terdiam sekarang. Matanya belum beralih menatap serius Aron. Disini ia yang korban tapi kenapa ia yang disalahkan?

Aron lah yang menjadi dalang dari kerumitan hidupnya. Jika Aron tidak berbuat gila dulu, mungkin sekarang hubungannya dengan Gibran akan jauh lebih baik baik saja. Tidak terselimuti kebohongan seperti ini. Dan pastinya tidak akan melakukan hubungan yang ia sadari tidak pantas di saat ia sudah menikah sekarang.

"Hidup numpang gak usah sok ngelawan."

Zia yang tadinya sudah melunak dan merasa juga bersalah itu, seketika menatap Aron tajam kembali.

"Maksud lo apa ngehina gue?" ucap Zia tanpa takut. Kini ia malah emosi mendengar Aron seperti meremehkannya.

Aron menggidik bahunya. "Nyatanya emang gitu kan? Disini lo cuma numpang sama gue dan keluarga. Bahkan buat keluarin duit sendiri lo gak bisa."

"Kenapa sih ar, lo selalu masalahin hidup gue yang di biayai semua sama keluarga lo?" wajah Aron sedikit melemah kebawah mendengar ini.

"Padahal gue juga gak minta apa apa sama keluarga lo. Mereka sendiri yang mau cukupi kehidupan gue. Mereka yang ngasih tanpa gue minta. Tapi kenapa lo selalu mempermasalahkan itu?" Zia menghela nafas pelan dengan membuang pandangannya sebentar.

"Lo mau semua uang yang dikasih sama ayah tadi? Lo mau mobil ini juga?" Zia terdiam sejenak. "Ambil. Gue gak butuh semua itu."

Zia menunduk kemudian. Menarik nafas dalam dan menghembuskannya perlahan. Keadaan menjadi hening sekarang. Tidak ada yang bisa bersuara. Dan entah datangnya dari mana perasaan ini, tiba tiba Aron merasa iba dengan gadis itu.

Bukan iba karena cinta atau sebagainya itu, tapi karena iba merasa salah dalam perkataanya. Tidak seharusnya Aron meremehkan Zia seperti tadi. Ia tahu selama ini Zia bekerja untuk mencukupi kebutuhannya sendiri. Zia gadis baik hanya saja ia tidak suka dengan sikap Zia yang masih ingin mempertahankan Gibran.

"Zi,"

Zia menepis tangan Aron yang akan menyentuh dagunya. Zia mendongak sendiri. Saat itu Aron terhenyak saat melihat wajah Zia yang sudah memerah karena tangis.

"Lo mau gue hidup kayak dulu kan?" Zia tersenyum. "Gue bakal bilang sama orang tua lo kalau mulai sekarang mereka gak usah biayain hidup gue lagi."

"Tenang aja. Gue gak bakal bilang ini semua karena lo. Emang bukan karena lo juga. Gue sadar diri ar. Gue orang yang gak sengaja dan gak seharusnya masuk di keluarga lo." Zia menghembuskan nafas pelan kembali. Menenangkan dirinya sendiri dengan keadaan.

"Dan mulai sekarang juga. Jangan pernah larang gue buat berhubungan sama Gibran. Karena gue udah gak numpang lagi sama lo ataupun keluarga lo."

Zia turun kemudian. Pergi dengan tangisannya. Menerobos angin malam yang membuat tangisan itu semakin mengalir deras tanpa suara.

Aron terdiam cukup lama. Matanya juga terus menyorot kebawah. Mendongak keatas dan melihat punggung kecil itu yang terus menjauh.

Kenapa ia harus peduli?

VOTE JANGAN LUPA.

HAPPY SATNIGHT AND SEE YOU.

Continue Reading

You'll Also Like

1M 116K 56
Masih ingat kah kalian pada kami? Kami harap, kalian ingat. Sudah lewat beberapa tahun sejak kisah pertama di ending kan, kini kami datang kembali un...
1.4M 65K 42
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...
5.7M 378K 68
#FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️ Kisah Arthur Renaldi Agatha sang malaikat berkedok iblis, Raja legendaris dalam mitologi Britania Raya. Berawal dari t...
5.2M 321K 52
Bagaimana jadinya jika seorang pria dingin menjadi ayah di usia 17 tahun? 𝕽𝖆𝖋𝖆𝖊𝖑 𝖘𝖊𝖗𝖎𝖔𝖓 𝖆𝖉𝖒𝖆𝖏𝖆 𝖆𝖓𝖉 𝕬𝖑𝖊𝖊𝖘𝖍𝖆 𝖈𝖍𝖆𝖓𝖙𝖎𝖐...