[END] I Want Perfect Family |...

By demiyor

411K 71.4K 13.5K

[END] [BxB] [MATURE] [MPREG] Kisah seorang anak yang mengharapkan ayahnya mendapatkan pengganti ibunya yang s... More

πŸ”… 1 (re-write)
πŸ”… 2
πŸ”… 3 (re-write)
πŸ”… 4 (re-write)
πŸ”… 5 (re-write)
πŸ”… 6 (re-write)
πŸ”… 7
πŸ”… 8
πŸ”… 9 (re-write)
πŸ”… 10
πŸ”… 11
πŸ”… 12
πŸ”… 13
πŸ”… 15 (re-write)
πŸ”… 16
πŸ”… 17 (re-write)
πŸ”… 18 (re-write)
πŸ”… 19 (re-write)
πŸ”… 20 (re-write)
πŸ”… 21 (re-write)
πŸ”… 22 (re-write)
πŸ”… 23 (re-write)
πŸ”… 24 (re-write)
πŸ”… 25
πŸ”… 26
πŸ”… 27
πŸ”… 28 (re-write)
πŸ”… 29 (re-write)
πŸ”… 30 (re-write)
πŸ”… 31
πŸ”… 32
πŸ”… 33
πŸ”… 34 (re-write)
πŸ”… 35
πŸ”… 36 (re-write)
πŸ”… 37 (re-write)
πŸ”… 38 (re-write)
πŸ”… 39 (re-write)
πŸ”… 40 (re-write)
πŸ”… 41 (re-write)
πŸ”… 42 (re-write)
πŸ”… 43 (re-write)
πŸ”… 44 (re-write)
πŸ”… 45 (wedding time!)
πŸ”… 46
πŸ”…47
πŸ”…48
πŸ”…49
πŸ”…50
πŸ”…51
πŸ”…52
πŸ”…53
πŸ”…54
πŸ”…55
πŸ”…56
πŸ”…57
πŸ”…58
πŸ”…59
πŸ”…60
πŸ”…61
πŸ”…62
πŸ”…63
πŸ”…64
πŸ”…65
πŸ”…66
πŸ”…67
πŸ”…68
πŸ”…69
πŸ”…70 (Special Chap Winter)
πŸ”…71 (Gave Birth)
πŸ”…72
πŸ”…73
πŸ”…74
πŸ”…75 (end)

πŸ”… 14 (re-write)

7.8K 1.4K 70
By demiyor

"Hey jagoan, bagaimana kabarmu?" Tanya Taeil pada anaknya yang tengah di suapi oleh Suster Lee.

Yangyang tersenyum senang melihat kedatangan ayahnya itu "Papahh" Ucapnya lalu memeluk tubuh ayahnya.

Taeil tersenyum seraya membalas pelukan anaknya dengan lembut, sepertinya apa yang dikatakan Dokter benar soal anaknya yang mengalami stress karena terlihat jelas diperubahan ekspresi anaknya yang jauh lebih ceria "Hati-hati nanti tangan mu sakit, sudah minum obat?"

"Tadi dokter memberikan obat sebelum makan, dan setelah ini akan di berikan lagi obat sirupnya" Jawab Suster Lee sambil menyuapi Yangyang.

Yangyang menyenderkan kepalanya pada Taeil, bibirnya mengerucut "So bored in here, when i can go home?"

Taeil mengusap kepala anaknya lalu menciumnya "Secepatnya, setelah kau benar-benar sembuh kita akan kembali ke rumah dan kita bisa bersenang senang"

Yangyang mengangguk lalu menatap wajah Taeil "Doyoung-ssaem mana? Papah aku ingin kembali lagi bersekolah dengan Haechan, ingin belajar lagi dengan Doyoung-ssaem dia adalah guru yang sangat baik dan menyenangkan, andai saja Doyoung-ssaem ada disini menemaniku belajar pasti tidak akan bosan"

Mendengar anaknya mengeluhkan soal sekolah Taeil langsung teringat pada Doyoung yang sudah tidak lagi mengajar di sekolah, sepertinya Yangyang tidak tahu akan hal itu? Lalu apakah dia mengajar di sekolah lain? Entah dirinya tidak menanyakan hal itu lebih lanjut "Tampaknya kau sangat menyukai Doyoung-ssaem itu? Apa kau tidak membutuhkan ku lagi hem?"

Yangyang menggelengkan kepalanya seraya tertawa "Tidak papahh, Doyoung-ssaem satu satunya guru yang sangat peduli padaku, dia selalu membelaku dan memarahi teman teman yang mengejekku, Papah apa papah bisa menyuruh Doyoung-ssaem belajar bersama ku hari ini saja?"

Awalnya Taeil sedikit ragu apakah ia bisa membujuk laki laki itu atau tidak, melihat keadaan ibunya yang sama sama sedang dalam perawatan membuatnya tidak enak untuk meminta laki laki itu menemani Yangyang "Aku tidak bisa janji, tapi akan aku usahakan untukmu"

Yangyang mengangguk sambil tersenyum ia pun kembali memakan makanan yang Suster Lee suapkan padanya, ia pun menyimpan beberapa barang bawaannya di atas sofa lalu pergi berniat untuk menjenguk Nyonya Kim di kamar 142.

Letak kamarnya tidak terlalu jauh dari kamar Yangyang hanya melewati 6 kamar saja dan ia bisa lihat dari kaca yang menempel pada pintu sepertinya Nyonya Kim sedang menikmati makan siangnya bersama Doyoung dan perawat yang mengawasi.

Karena merasa tidak enak jika ia masuk dan takut mengganggu, jadi ia putuskan untuk mengirim Doyoung pesan melewati handphone saja karena kebetulan ia masih menyimpan nomor telepon Doyoung tempo hari.

"Tuan Moon, maaf membuatmu menunggu" Ucap Doyoung yang baru sampai dengan seorang anak perempuan yang pernah ia lihat di panti asuhan saat menjemput Yangyang waktu itu.

"Santai saja, duduklah" Ucap Taeil mempersilahkan Doyoung duduk.

Doyoung pun mendudukkan Winter terlebih dahulu, lalu ia pun duduk di hadapan Taeil "ahmm bagaimana kabar Yangyang?"

"Sudah mulai membaik tapi setiap malam masih sering terkena demam" Ucapnya.

Doyoung tersenyum tipis "Yaa masih seperti biasa, apa yang ingin kau bicarakan Tuan?"

"Apa kau butuh uang?" Ucap Taeil membuat Doyoung menatapnya bingung.

Doyoung tertawa kecil sambil kebingungan "Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan"

"Kau sudah tidak bekerja lagi bukan? Dan kau butuh uang untuk segera membayar lunas biaya pengobatan ibumu" Ucap Taeil.


Doyoung terdiam, ia memang butuh biaya yang sangat besar untuk menyembuhkan ibunya tapi apa maksud dari ucapan Taeil barusan?

"Jika kau mau menjadi guru privat anakku aku akan menggajimu setiap bulannya, dengan begitu uangnya bisa kau pakai untuk membayar pengobatan ibumu" Taeil pun mengeluarkan secarik kertas tipis dan menyimpannya di atas meja membuat Doyoung semakin kebingungan.


Melihat wajah kebingungan Doyoung ia langsung tersenyum simpul lalu menyatukan kedua tangannya "Selama masa pemulihan ini dokter menyarankan agar Yangyang tetap diam di rumah dan aku juga sudah berbicara dengan psikolog anak dan dia mengatakan hal yang sama, tapi Yangyang selalu mengeluhkan tentang sekolah dan belajar bahkan dia merasa bersalah padamu karena dia tidak pergi ke sekolah"

Doyoung hampir melupakan keadaan anak itu pasti Yangyang merasa bosan dengan masa pemulihan ini, tidak ada yang mengajaknya bermain bahkan dokter belum mengijinkan anak itu untuk beraktivitas "Dan maksudku ini adalah untuk menawarkan mu pekerjaan, menjadi guru homeschooling untuk Yangyang setidaknya sampak anak itu benar benar pulih fisik dan batinnya..."

"Tapi aku tidak akan memaksamu untuk melakukan ini karena aku paham dengan situasi mu" Ucap Taeil.


Doyoung terdiam ia bimbang dengan tawaran Taeil jika ia menerima tawaran menjadi guru privat untuk Yangyang ia tidak bisa menjaga ibunya seharian kembali, tapi jika tidak menerima tawaran tersebut ia tidak bisa mencicil biaya operasi ibunya yang harus segera di tangani.


Dan pilihan akhirnya mau tidak mau ia tetap harus menerima tawaran Taeil demi biaya operasi ibunya, selain itu ini juga bisa membuatnya lebih dekat dengan Yangyang dan bisa lebih mengerti dengan keadaan anak itu "Aku terima tawaran mu Tuan" Ucapnya.

Taeil menatap Doyoung dengan tatapan ibanya sudah ia duga pasti laki laki itu akan tetap menerima tawarannya mau tidak mau demi ibunya "Terimakasih sudah menerima tawaranku, ini ambilah untuk uang muka"


⧽⧽⧽⧽


"Suster aku ingin lihat data pasien bernama Kim Taeyeon, pasien yang di rawat di kamar 142" Ucap Taeil pada salah satu perawat yang bertugas di bagian resepsionis.

"Baik, tunggu sebentar biar saya carikan untuk anda Tuan" Perawat itu pun langsung mencarikan data yang diinginkan oleh Taeil "Ini Tuan, ini dokumen pasien bernama Kim Taeyon"


Taeil pun mengambil dokumen tersebut dan membukanya, di tulis disana bahwa Kim Taeyeon sudah menjalani perawatan selama 2 tahun dan harus segera menjalani operasi di bulan yang sudah tentukan oleh pihak rumah sakit dan Doyoung baru membayar biaya perawatan saja.


"Aku ingin bertanya, jika operasi di tunda untuk pasien kamar 142 apa yang akan terjadi?" Tanyanya pada perawat.

"Biasanya jika keluarga pasien menolak untuk penanganan operasi berarti mereka sudah siap dan sudah ikhlas untuk merawat pasien sampai waktunya tiba" Ucap perawat.

"Ah begitu" Taeil menatap dokumen di tangannya dan melihat biodata Kim Taeyeon disana, bahkan Nyonya Kim itu belum sama sekali menginjak umur 50 tahun "Apakah aku bisa meminta tolong?"

"Tentu Tuan, apa yang bisa aku bantu untuk mu?" Tanya sang perawat pada Taeil.

"Aku akan bayar lunas asuransi operask untuk pasien kamar 142 dan biaya perawatannya sampai dia sembuh" Ucap Taeil.

Perawat itu pun langsung membuka komputernya dan menyiapkan formulir pembayaran untuk Taeil "Siapa nama mu Tuan?"

"Moon Taeil"

"Kalau begitu bisakah aku mengetahui hubungan mu dengan pasien? Apakah anda salah satu anggota keluarganya?"

Taeil terdiam saat perawat menanyakan soal hubungannya "Aku...ya aku keluarganya"

"Baik Tuan untuk penyelesaian formulir tolong tanda tangani ini dan akan aku sampaikan pada dokter yang menangani pasien" Ucap sang perawat seraya memberikan kertas formulir pada Taeil.

Taeil mengangguk dan langsung menandatangi formulir dan membayarnya sampai lunas, apa yang ia lakukan ini bukanlah semata mata karena kasihan pada keadaan Doyoung dan ibunya tapi melihat wajah pucat dan tubuh ringkih Nyonya Kim membuatnya kembali teringatkan dengan mendiang ibunya yang meninggal karena penyakit yang sama, karena kebodohan ayahnya ia harus kehilangan wanita yang paling berharga di hidupnya.

Maka dari itu untuk menebus dosanya ia ingin membantu Doyoung dengan ibunya Kim Taeyeon dengan tulus, walaupun secara diam diam.

To be continued...

Continue Reading

You'll Also Like

144K 18.7K 44
You are a perfect person of a thousand memories and beautifulerties 🌹 ⚠️BxB area πŸ”ž Story Start: 02.05.2020 End: 12.12.2020
22.7K 2.1K 11
Tentang Jean Devine yang mencoba memperbaiki kesalahan besar dalam hidupnya. Kesalahannya pada Nanda dan anaknya. β€’ BL β€’ Bit angst
12.8K 2.6K 17
Nebula Kyungsoo Iswara dan Irham Sehun Hadiwijaya Dua manusia yang dipertemukan tanpa sengaja pada sebuah upacara pemakaman dan harus bekerjasama dem...
15K 1K 10
{Sequel -> Family || jaeyong} Menjadi seorang ibu tidak lah mudah, apalagi dengan umur yang masih sangat muda dan jauh dari kata matang. Jung Beomgy...