I Will Go Out Of Your Life

By maharanicit

104K 3.7K 85

"Semenjak kehadiran lo datang di kehidupan gue, hidup gue jadi suram. Lebih baik lo keluar dari rumah ini dar... More

"Prolog"
1. "Dijodohkan?"
2. "Awal Kehidupan"
3. "Wedding"
4. "Kuatkan Aku"
5. "Dunia sangatlah kejam"
6. "Tolong Aku!"
7. "Terbongkar?"
8. "Kenapa Harus Aku?"
9. "Menyedihkan"
10. "Terbaring"
11. "Pergi?"
12. "Kembali?"
14. "Mulai Dari Awal"
15. "Love You"
16. "Kecelakaan"
17. "Percaya Rencana Tuhan"
18. "Lumpuh?"
19. "I'm So Happy!"
20. "Mahal Na Mahal Kita"
21. "Beautiful but Psycho"
22. "Mystery Box"
23. "Teror!"
PENTING!
24. "Blood and Death?"
25. "Menjauhlah!"
26. "Please, Wake up!"
27. "Belum siap kehilangan!"
28. "Pasrah!"
29. "Take my hand!"
30. "I'm Sorry!"
31. "Infinity!"
32. "Will Always be Together!"
BARU?!
33. "Honeymoon?"
34. "Buktikan!"
35. "Over Protective"
36. "Merubah Penampilan?"
37. "Kenyataan Pahit"
38. "Terungkap!"
39. "Janji Setia"
40. "Retak!"
41. "Sebuah Kebusukan"
42. "Shock"
43. "Hate But Love"
44. "Usai"

13. "Perasaan Takut"

3.6K 106 1
By maharanicit

Sudah sebulan Ica tidak membuka matanya seolah ia enggan beranjak dari dunianya, sudah sebulan juga Arkan bolak-balik ke Rumah Sakit untuk menjenguk keadaan Ica. Selama sebulan ini hubungan Arkan dengan Jennie sangat baik bahkan semakin mesra, sudah sebulan juga Ali tak bekerja di tempat Arkan lagi, Ali bekerja sebagai asisten Satria atau asisten Dokter.

Walaupun belum berpengalaman tetapi Ali tetap berusaha menjadi asisten terbaik untuk Satria. Semenjak tidak bekerja di tempat Arkan, Ali tidak tau lagi bagaimana hubungan Jennie dan Arkan tapi yang Ali dengar dari temannya di kantor Arkan mereka makin mesra dan segera menikah.

Gila? Sangat gila, Ali tak habis pikir dimana jalan pikiran Arkan. Di ranjang Rumah Sakit ada istrinya yang masih terbaring lemah antara hidup dan mati, tapi sebagai suami ia malah mengkhianati Ica dengan cara menikahi perempuan lain, seharusnya sebagai seorang suami Arkan memberikan semangat untuk Ica agar ia segera pulih dan sadar dari komanya.

"Li?" panggil Satria.

Ali tak bergeming ia masih sibuk dengan pikirannya.

Satria menepuk pundak Ali pelan. Ali tersentak dan langsung menoleh pada Satria.

"Kenapa Sat?" tanya Ali.

"Lo kenapa?" tanya balik Satria.

"Gue bingung aja sama jalan pikiran Arkan, dia tau istrinya lagi berjuang antara hidup dan mati sedangkan dia sebentar lagi akan menikah," terdengar helaan nafas berat Ali.

"Gue nggak tau apa yang terjadi saat Ica sadar dan Arkan sudah menikah bahkan tinggal satu atap dengan Ica juga," lanjut Ali.

Satria berjalan menuju jendela yang memperlihatkan gedung besar di Jakarta. "Bukan lo aja yang bingung Li, gue juga. Gue sebagai teman kecilnya gue nggak suka kalau Ica diperlakuin kayak gini,"

"Apa yang kita perbuat kalau Ica sadar? Apa kita kasih tau aja?"

"Gue rasa kita diam aja dulu biarkan Ica tau dengan sendirinya,"

"Sat?" panggil Ali.

Satria menoleh pada Ali dengan tatapan bertanya.

"Makasih ya," ujar Ali tersenyum tulus.

Satria mengerutkan keningnya tak mengerti. "Untuk?"

"Gue makasih banget karena lo udah kasih gue kerja, gue nggak mau kerja bareng sahabat yang brengsek seperti Arkan,"

Satria tertawa pelan. "Santai aja Li, walaupun kita baru kenal tapi lo udah gue anggap sebagai sahabat gue sendiri,"

Ali tersenyum mendengar jawaban Satria.

👀👀👀

"Sayang!!!!" teriak Jennie saat membuka pintu ruang kerja Arkan.

Arkan menoleh pada Jennie. "Kamu kenapa pake teriak-teriak sih?"

Jennie langsung menghampiri Arkan dan memeluk Arkan dari belakang.

"Sayang?" panggil Jennie dengan manja dan menggelamkan wajahnya di leher Arkan.

"Kenapa?" tanya Arkan mengelus kepala Jennie sayang.

"Kamu kapan bawa aku ke rumah orangtua kamu? Katanya kamu mau nikahin aku tapi aku nggak pernah diajak ke rumah orangtua kamu," rajuk Jennie yang semakin menenggelamkan wajahnya di leher Arkan dan menghirup Aroma maskulin dari Arkan.

"Sabar dong sayang, aku masih sibuk nanti deh ya kalau kerjaan aku udah selesai aku ajal kamu ke rumah orangtua aku," balas Arkan.

Sejujurnya Arkan bingung karena Arkan yakin orangtuanya tidak akan merestui hubungan Arkan dengan Jennie dan lagi pula Arkan sudah memiliki seorang istri.

"Kamu ngapain sih kayak gini?" risih Arkan.

Jennie menjauhkan kepalanya dari Arkan. "Loh emangnya kenapa? Kamu nggak suka? Kamu nggak suka kalau aku manja sama kamu?" kesal Jennie.

Arkan menatap Jennie lembut. "Bukan gitu, cuman kalau ada orang tiba-tiba masuk nggak enak juga di lihatnya. Lagian kita kan belum sah," jelas Arkan.

"Ya makanya kamu nikahin aku dong,"

"Sayang, nikahin anak orang nggak gampang perlu,--"

"Alah alesan kamu aja, udah ah aku mau keluar bosen aku disini," potong Jennie dan langsung beranjak keluar dari ruangan Arkan.

Arkan yang melihat Jennie keluar mengusap wajahnya kasar, Arkan sangat bingung kenapa hidupnya seperti ini?.

👀👀👀

Setelah pulang dari kantor Arkan tidak langsung pulang melainkan ke Rumah Sakit untuk menjenguk istrinya tersebut.

Ceklek.

Arkan masuk ke ruangan Ica dan melihat Ica masih terbaring lemah dengan bunyi suara monitor yang menghias di ruangan Ica. Arkan menghela napasnya pelan, entah kenapa dadanya sangat sesak melihat Ica terbaring seperti ini.

"Ca?" panggil Arkan pelan.

Tak ada jawaban dari Ica.

"Kapan kamu bangun?"

'Kamu'? Sejak kapan Arkan memakai kata itu? Mungkin ini adalah awal untuk memperbaiki hubungan Arkan dengan Ica.

"Kamu betah banget ya sama mimpi kamu, sampai-sampai nggak mau buka mata kamu?" Arkan tertawa pelan.

Tak lama mata indah wanita itu mengerjapkan matanya, Arkan yang menyadari tersenyum haru akhirnya Ica mau membuka matanya.

Pelan tapi pasti mata Ica terbuka sempurna, yang pertama Ica lihat adalah Arkan dengan kondisi yang sangat beda.

"Mas?" ujar Ica pelan.

"Ca? Lo udah sadar? Alhamdulillah akhirnya lo sadar juga Ca," pekik Satria yang baru saja masuk ke ruangan Ica bersama Ali.

Ali melihat Arkan sinis. "Ngapain lo disini?" ketus Ali.

Arkan mendengar ucapan Ali hanya diam saja.

"Gimana keadaan lo? Apanya yang sakit? Bentar gue periksa dulu," tanya Satria bertubi-tubi.

Ica tersenyum melihat Satria seperti itu.

"Gue udah baikan kok," balas Ica pelan.

"Mas Arkan gimana keadaan kamu?" tanya Ica pada Arkan.

"Baik, seperti yang kamu lihat," balas Arkan tersenyum tipis.

"Sat, Li? Bisa nggak kalian tinggalin aku berdua sama Mas Arkan?" pinta Ica.

Satria dan Ali mengangguk kepalanya pelan. Dan langsung beranjak keluar dari ruangan Ica.

"Aku tidur terlalu lama ya?" ujar Ica memecahkan keheningan diantara Arkan dan Ica.

Arkan tersenyum tipis. "Ya sangat lama," balas Arkan. "Jangan tidur lama lagi ya, aku takut." lanjut Arkan dalam hatinya.

Ica membalas senyum Arkan. "Mungkin aku terlalu lelah Mas jadi aku ingin istirahat kalau bisa selamanya," ujar Ica lirih.

"Kenapa kamu ngomong gitu?" tanya Arkan tak suka.

"Kenyataannya seperti itu kan Mas? Aku hanya tinggal waktu ku tiba,"

"Aku nggak suka denger kamu ngomong kayak gitu,"

Ica melihat Arkan. "Mas, aku nggak tau penyakit ini bisa sembuh apa nggak, yang aku tau penyakit ini sulit untuk disembuhkan bahkan banyak yang meninggal dengan penyakit ini. Kadang aku merasa Tuhan nggak adil samaku kenapa Tuhan memberikan aku cobaan yang sangat berat apa Tuhan nggak mengizinkan aku untuk bahagia? Tapi aku sadar dengan memberikan cobaan seperti ini artinya Tuhan sangat sayang dengan aku dan aku mau jika suatu saat nanti aku nggak ada kamu cari kebahagiaan kamu dengan wanita lain jangan seperti aku yang hanya numpang hidup dengan kamu Mas, bahkan hanya menyusahkan kamu aja dan aku nggak akan mungkin jadi istri yang terbaik untuk kamu." Jelas Ica.

"Aku yakin kamu sembuh kamu harus yakin dan percaya kalau kamu pasti sembuh,"

Ica tersenyum miris. "Aku harap gitu,"

"Ca?" panggil Arkan.

Ica menoleh. "Kenapa Mas?" tanya Ica pelan dan menahan sakit karena sakit itu kambuh lagi.

"Jangan tidur lama lagi ya," pinta Arkan tersenyum lirih.

Ica yang mendengarkan ucapan Arkan terdiam dan tersenyum pelan. "Bukankah itu yang lebih baik?" kekeh Ica.

"Kita mulai dari awal lagi!"

Halo terimakasih yang sudah baca semoga suka ya!

Jangan lupa vote, komen, dan follow!

Ditunggu part selanjutnya!

Kamsahamnida

Continue Reading

You'll Also Like

7M 297K 60
On Going Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...
1.1M 17.7K 28
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
2.6M 143K 63
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
323K 19.3K 36
JANGAN LUPA FOLLOW... *** *Gue gak seikhlas itu, Gue cuma belajar menerima sesuatu yang gak bisa gue ubah* Ini gue, Antariksa Putra Clovis. Pemimpin...