PART 39 : PACAR

3.5K 702 162
                                    

Jangan pernah menjadikan pencapaian orang lain sebagai tolak ukurmu,

karena waktu terbaik setiap orang berbeda-beda.

^^^

Temen-temen yang juga follower instagram aku, pasti tahu kalau dalam bulan ini aku kalah dua lomba sekaligus. Yapsss, padahal effortnya udah lumayan :D . Nguras waktu, energi, juga otak. 

Tapi aku percaya, kok, usaha yang udah kita lakuin nggak akan pernah berakhir sia-sia. Kalau pun gagal kali ini, Tuhan pasti punya banyak cara untuk membayar perjuangan kalian. Jadi nggak akan pernah berakhir sia-sia. Kalau nggak saat itu, berarti di lain kesempatan.

Dan alhamdulillah, semesta kasih kejutan. Setelah kalah dua lomba, aku dapet kabar baik dari id.akad :) Doain lancar terbitnya. doain juga bisa diangkat ke layar lebar Aamiin.

doa terbaik adalah ketika orang lain ikut mendoakannya dengan ketulusan.

doa terbaik adalah ketika orang lain ikut mendoakannya dengan ketulusan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Baru kali ini Dewangga melihat Gemaya gelagapan. Pucat. Sudah seperti orang sekarat. Padahal sebelum-sebelumnya, jika mendapat masalah di kampus, gadis itu selalu menanggapi santai. Menulikan pendengarannya dari hujatan dan makian anak-anak Universitas Garuda.

"Jadi dia nyokap lo?" tanya Dewangga setengah berbisik. Ia tampak sedikit tak nyaman karena sedari tadi Mama Gemaya terus menatapnya. Tatapan penuh arti, yang bisa saja membuat siapa pun salah paham.

"Ini temenmu, Gem?" Mama Gemaya tersenyum sembari mengulurkan tangannya pada Dewangga.

Dewangga mematung dengan tatapan terfokus pada wanita itu. Ia berusaha mengingat-ingat wajah yang tengah tersenyum dan tampak bersahabat walau mungkin wajahnya sendiri saja masam. Ya, Dewangga sedikit kesal karena tak berhasil mengingat wajahnya. Sepertinya pernah muncul di berita televisi atau online, tapi Dewangga sangsi dengan ingatannya sendiri.

Kasus pelakor? Atau apa, ya? Gue bener-bener lupa wajahnya, cuman inget kasusnya doang. Beneran ini Mama Gemaya?

"Halo?" sapa Mama Gemaya, sok akrab.

Gemaya menepis tangan Mamanya yang masih menggantung di udara, menunggu Dewangga menjabatnya. "Dia bukan..."

"Saya pacarnya Gemaya, Tan!" ceplos Dewangga sambil menaik-naikkan alisnya merespon lirikan tajam gadis itu. Tak lupa ia memiringkan bibirnya, mengulas senyum termanis yang membuat siapa pun terpesona dengan ketampanannya. 

 

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
GEMAYA (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now