PART 2 : MENDENGAR

13.7K 2.3K 692
                                    

Tadaaaaaaa!
Hari ini aku mau post 3 part sekaligus yaaaaa.
By the way, visual Jekson aku pakai Jackson yang asli dari GOT7. Cuma beda di penulisan aja 😁

***Bulir-bulir keringat sebesar biji jagung bercucuran di wajah Gemaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***
Bulir-bulir keringat sebesar biji jagung bercucuran di wajah Gemaya. Kalau tidak dipaksa, badannya tidak akan bisa digerakkan.

"Lo denger teriakannya tadi, kan?"

Tatapan Gemaya beralih ke ambang pintu. Bayangan dua sosok gadis yang sedang bercengkrama itu, membuat Gemaya semakin belingsatan. Suara mereka juga terdengar semakin jelas.

Ya Tuhan, gue harus gimana ini?

Beruntung. Gemaya berhasil bersembunyi di salah satu bilik, tepat ketika kedua gadis itu masuk.

"Loh, bukannya tadi ada orang, ya?"

"Ini ada high heels ketinggalan," celetuk salah satu gadis itu sambil memungut sebelah sepatu Gemaya yang tertinggal di depan bilik.

"Kayak pernah liat sepatunya, deh." Mila mengamati high heels yang masih menggantung di tangan sahabatnya. "Jes, lo tahu nggak itu sepatu siapa?"

"Punya gue!" teriak Gemaya, memberanikan diri.

Kedua gadis itu menoleh bersamaan ke salah satu bilik lalu saling menatap.

"Ternyata di dalem ada orang, Jes." Mila melangkah hati-hati mendekati bilik yang bersuara tadi.

"Yaudah nih sepatu lo," tukas Jessica. Secara tidak langsung, ia meminta Gemaya keluar dari bilik untuk mengambil sepatunya.

Setelah ditunggu beberapa saat, hanya sebagian tubuh Gemaya yang menyembul dari pintu biliknya.

"Tolong dong," ucap Gemaya sembari menaik turunkan tangannya. Mirip orang yang lagi cari tumpangan, atau memberhentikan angkutan umum.

"Ini beneran punya lo?" tanya Mila ragu-ragu. Ia jadi tidak yakin setelah melihat penampakkan tangan Gemaya. "Serius?"

"Iya, beneran! Bawel lo, ah!" balas Gemaya sewot. Cepat-cepat ia memungut sebelah heelsnya yang patah, lalu ditunjukan ke dua gadis itu melalui celah pintu. "Nih, pasangannya. Masih nggak percaya?"

Jessica melirik sahabatnya, lalu keduanya mengangguk serempak.

"Oke, ini sebelahnya." Walau masih sedikit ragu, mau tak mau akhirnya Jessica menyerahkannya pada Gemaya.

"Lo siapa, sih?" tanyanya penasaran. Merasa tak asing dengan sosok yang ada di dalam bilik. Seperti sering mendengar suaranya, tapi lupa di mana dan kapan.

Glek.

Degup jantung Gemaya berpacu hebat. Ukuran bilik yang sempit, membuatnya semakin terhimpit. Ketegangan gadis itu menemui puncaknya, saat terdengar ketukan beberapa kali di pintu biliknya.

GEMAYA (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang