PART 31 : MEKAR

5.7K 1K 245
                                    

ADA YANG KANGEN GEMAYA NGGAK? ATAU KANGEN GEMBULAN? GUA KANGEN GEMAYA, IYA KANGEN PENGEN NIMPUK TUH BOCAH

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

ADA YANG KANGEN GEMAYA NGGAK? ATAU KANGEN GEMBULAN? GUA KANGEN GEMAYA, IYA KANGEN PENGEN NIMPUK TUH BOCAH.

Siap-siap abis ini tingkahnya makin ngeselin loh.

***

Tepat saat Jekson hendak menarik kerah belakang kemejanya, Dewangga sudah lebih dulu berderap ke halaman belakang. Di sana, tampak mobil merah Jekson yang terparkir dengan lampu masih menyala.

"Gue yakin Gembulan ada di sana," ucap Dewangga lirih, berlari penuh semangat menuju mobil Jekson. Tak perlu menunggu lama sampai akhirnya ia membuka pintu di samping pengemudi. "Gem..."

Dewangga mematung ketika sepasang matanya menemukan sesosok gadis yang sangat familiar di ingatannya, duduk di kursi belakang.

"Gem..." Laki-laki itu tersenyum cerah. "bulan..."

"Lo? Kok ngos-ngosan gitu? Abis ngapain?" tanya Dewangga saat memperhatikan bahu Gembulan yang naik turun.

Rose yang ada di kursi depan, memutar tubuhnya untuk merespon Dewangga. "Dia abis yoga di dalem mobil. Hee.."

Bulir-bulir keringat membasahi leher Gembulan. Jaket berukuran jumbo yang selalu dibawanya ke mana-mana, dirangkapkan begitu saja dengan pakaian asli yang ia kenakan sebelum bertransformasi menjadi Gembulan.

Meski rasanya teramat gerah, tapi akan lebih cepat seperti itu daripada harus menukar seluruh pakaiannya.

"Gem!"

Jekson muncul di belakang Dewangga. Otot-otot wajahnya yang tegang seketika mengendur begitu mendapati sepasang kaki tak beralas menapak di karpet mobilnya.

Sudah bisa dipastikan, itu kaki Gembulan. Dia pasti lupa bawa sepatu punya Gembulan. Mana muat sepatu Gemaya di kakinya.

"Minggir lo," tukas Jekson ketus sembari menyikut lengan Dewangga.

Namun laki-laki itu tetap bertahan di depan pintu mobil. "Iya, gue bakal minggir. Tapi sama Gembulan..."

Gembulan melebarkan matanya. Ia melirik Jekson, seolah tengah mengirim telepati pada kawannya itu, 'plis bantu gue.'

"Nggak, gue nggak ijinin," tegas Jekson. "Dia cewek gue, jadi gue berhak ngelarang dia buat jalan sama cowok lain."

Dewangga tersenyum sinis. "Oke kalo gitu. HP-nya nggak gue balikin."

Laki-laki itu menyingkir dari mobil Jekson sembari mengangkat kedua tangannya. Perlahan mulai menjauh, namun di dalam hati ia yakin Gembulan akan menyusulnya. Sehari aja, mana ada manusia yang betah tanpa hp?

"Gem..."

Rose meremas kursi yang didudukinya. Matanya mendelik. Kesal setengah mati melihat Gembulan yang tidak bereaksi. Ia beralih menatap Jekson yang terlihat sama bingungnya. Laki-laki itu berdiri dengan menyandarkan lengannya pada pintu mobil.

GEMAYA (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now