PART 23 : TERHAMPAR

4.9K 1K 173
                                    

Dan satu persatu orang yang dulunya menjadi magnet padanya, perlahan menjauh. Meninggalkannya seorang diri dalam kepedihan yg tidak berujung.

 Meninggalkannya seorang diri dalam kepedihan yg tidak berujung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Tolong hibur Gemaya)

***

Karena tak juga mendapat respon, Gembulan menggeser duduknya sampai Dewangga terpojok di ujung kursi.

"Atau jangan-jangan...." Gembulan mengacung-acungkan telunjuknya ke wajah Dewangga. "Lo suka gue, ya?"

Dewangga yang terbiasa didekati wanita itu, menanggapi santai. "Kalo iya, gimana? Lo mau putus sama cowok lo yang kemarin itu? Siapa namanya..." Kening Dewangga berkerut kesal karena tak berhasil mengingat namanya. Bahkan wajah Jekson pun juga hanya muncul samar-samar.

"Jekson?" Gembulan merespon cepat.

Di sampingnya, Dewangga tiba-tiba terdiam. Kerut-kerut di wajahnya muncul lagi. "Gue kayaknya baru-baru ini ketemu dia. Tapi dimana, ya?" Kesal bercampur penasaran, tangan Dewangga terkepal.

"Ketemu Jekson? Masa, sih?" tanya Gembulan pura-pura bingung.

Jelaslah Gembulan masih ingat perseteruan antara dua laki-laki itu di depan mobil Dewangga kemarin. Yang membuat Gembulan kesal, Dewangga dengan mudahnya melupakan setiap moment yang dilewatinya bersama Gemaya.

Tatapan Gembulan mendadak sendu. Ada sesuatu yang mengganjal di benaknya. Setidak penting itukah, keberadaan Gemaya di mata Dewangga?

"Oh, iya!" Dewangga tiba-tiba berseru. Bola matanya membulat penuh. "Gue ketemu dia waktu lagi sama Gemaya!"

Tak tahu harus merespon bagaimana, Gembulan hanya menatapnya tanpa ekspresi.

Dewangga meremas-remas tangannya sendiri dengan wajah geram. "Kok lo biasa aja tau cowok lo jalan sama cewek lain? Hissssssh, Si Gemaya udah kayak pelakor aja. Sama kayak nyokapnya yang lagi viral itu, kan? Pelakor!"

Deg!

Gembulan merasakan dadanya seperti dihantam batu besar. Keras sekali sampai rasa sakitnya menjalar ke seluruh tubuh, dan membuat pelupuk matanya berair menahan tangis. Ia ingin membela diri, tapi bukankah akan tampak aneh jika tiba-tiba Gembulan memakinya hanya demi melindungi Gemaya?

"Kalo lo nggak kenal deket sama dia, lo nggak boleh ngehakimin dia seenaknya." Gembulan beranjak kasar dari duduknya.

Mendapati Gembulan yang tiba-tiba marah, membuat Dewangga refleks ikut berdiri. Ia ingin menenangkan Gembulan dan meminta maaf karena sudah salah bicara, sayangnya Gembulan tidak memberinya kesempatan.

"Gue nyesel karena sempet ngira lo orang baik dan beda dari yang lain. Tapi nyatanya lo sama aja kayak mereka. Menilai orang lain cuma dari cerita di luar sana tanpa cari tahu dulu kebenarannya," ucap gadis itu dengan memberi penekanan pada setiap katanya.

GEMAYA (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now