PART 35 : NANAR

4.4K 890 169
                                    

Pernah sakit hati atau tanpa sadar nyakitin hati orang lain? Jangan ragu buat minta maaf ya.

Tapi kalo kamu ngerasa enggak salah karena melabeli  diri sebagai orang yang 'sarkas' , plissssss cepatlah tobaaaat sebelum terlambat.

Tapi kalo kamu ngerasa enggak salah karena melabeli  diri sebagai orang yang 'sarkas' , plissssss cepatlah tobaaaat sebelum terlambat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mungkin cerita Gemaya ini nggak terlalu banyak romancenya. Lebih ke persoalan kehidupan, karakter orang-orang di sekitar kita, juga lingkungan pertemanan yang toxic.

Selamat membaca!
Semoga secara nggak sadar, ceritaku ini bisa bikin kita menjadi pribadi yang lebih baik dan tak lagi menyakiti hati orang lain.
***

Melihat sosok gadis bertubuh semampai turun dari mobil yang terparkir di seberang, membuat Rose dan Jekson seketika membeliak. Keduanya mulai berpikiran macam-macam. Namun ekspresi yang ditunjukan keduanya sedikit berbeda.

Rose tampak kaget sekaligus panik, sementara reaksi yang diperlihatkan Jekson malah sebaliknya. Lelaki itu tersenyum tipis. Tatapannya pada Gemaya seolah menyiratkan jika, 'mungkin sudah waktunya gadis itu ketahuan.'

"Mampus, Si Gemaya pasti udah ketauan, nih. Duh, gue jadi khawatir, Jek," gumam Rose saat melihat Gemaya melangkah menuju kosnya.

"Ya, kan, dari awal kita udah tahu kalo bangkai bakal tercium busuknya meski berusaha ditutupin." Jekson merespon ketus. Membuat Rose yang berdiri di sampingnya seketika menatapnya bingung.

"Lo kenapa jadi ngegas ke gue?" tanya gadis itu sembari menyikut lengan Jekson yang kekar.

Keduanya sama-sama terdiam saat melihat langkah Gemaya semakin mendekat. Jekson jadi ragu. Jika memang Gemaya ketahuan, seharusnya gadis itu menangis. Atau paling tidak langsung berlari memeluknya dan Rose usai turun dari mobil. Tapi sekarang Gemaya tampak baik-baik saja. Bahkan masih bisa tersenyum dan melambaikan tangan pada kedua sahabatnya.

"Gem, lo baik-baik aja? Tadi Dewangga berangkat bareng Gembulan, tapi baliknya sama Gemaya." Rose mengamit lengan gadis itu lantas membawanya duduk di ruang tamu. Diikuti Jekson yang tampak sangat tidak sabar mendengar cerita dari Gemaya.

"Kalian belum ada yang baca artikel di newshot hari ini?" tanya Gemaya. Kedua sahabatnya saling tatap lalu kompak menggeleng.

"Hp gue, kan, masih ada di lo." Rose memberengut. "Beberapa jam nggak pegang hp, hidup gue rasanya nolep banget."

Gemaya nyengir. "Iya, iya. Ini gue balikin. Yaelah, hp udah lemot gitu masih aja dipake," sindir gadis itu, tak sadar jika omongannya yang ceplas-ceplos seringkali menyakiti hati orang lain.

Dan orang yang terlampau sering menjadi korban dari ucapannya yang tidak difilter itu, tentu saja orang-orang terdekatnya, terutama Rose.

"Ntar gue beliin," tambah Gemaya sembari menepuk-nepuk pelan lengan Rose.

GEMAYA (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now