Bab 46 Wisuda

103 17 5
                                    

Dipta menengok kanan dan kiri. Berharap tak ada yang melihatnya ingin melompati tembok pagar rumah ini. Ia harus memastikan keadaan aman agar tak digebuki warga ataupun penjaga rumah ini.

''Dipta, apa kabar? "

Dipta berbalik dan menemukan Indra berdiri di belakangnya. Mau tak mau, ia harus tersenyum. Sebisa mungkin ia mengontrol ekspresi wajahnya. Jangan sampai pria itu menyadari bahwa ia akan melompati tembok yang di sebelahnya ini.

"Mau menginap lagi di kamar Hita? "

Rasanya rahang Dipta akan jatuh saat mendengar pertanyaan pria yang berstatus ayah kandungnya Hita ini. Selama ini ia pikir tak ada yang tau dengan kebiasaannya ini, kecuali Hita dan Jericho.

"Ah... Anu... Om... Saya... Eh... tuan..... Anu.. Hmmm... Nggak kok... Saya... " ucap Dipta terbata-bata.

Mendengar Dipta yang seperti itu membuat Indra tertawa lepas. "Saya sudah merestui kamu dengan Hita," kata Indra sembari menepuk pundak pemuda itu.

"Eh? " kaget Dipta.

"Maafkan saya juga karena telah mencampuri masalah dan masa lalu kamu. Harusnya saya sadar bahwa setiap orang pasti memiliki masa lalu yang sebenarnya tidak perlu diungkit kembali, "

"Om, jangan begitu. Saya tau pasti Anda mengkhawatirkan Hita yang didekati oleh saya yang notabene adalah mantan gay. Saya bisa mengerti hal itu. Tapi, saya benar-benar akan membuktikan perasaan saya, "

"Saya yakin dengan hal itu. Mulai sekarang panggil saya dengan sebutan dad saja agar kita dapat menjadi lebih akrab,"

"Siap 86 Dad!!! " jawab Dipta sambil hormat seperti seorang tentara.

.





















.

"Semalam Dipta menginap lagi? " tanya Indra pada Hita yang baru saja keluar dari kamarnya.

"Nggak dad. Dipta kan gak pernah nginep disini, " elak Hita. Diam-diam jantungnya sudah senam saat mendengar pertanyaan dari ayahnya itu.

"Okay dad percaya kok. Tapi kalau kamu bohong nanti hidungmu sepanjang Pinokio, " jawab Indra sambil mencubit hidung Hita.

"Ihhhh nanti hidungku semakin mendelep, Dad! "

"Biarin... yang penting kan Dipta tetep cinta. Iya kan?" goda Indra pada anak sulungnya ini yang membuat pipi Hita bersemu merah. Ternyata begini rasanya dekat putriku sendiri. Dia tetap terlihat lucu dari dulu hingga sekarang,

"Dad lihat tas make up ku gak? " tanya Megan sambil berlarian.

Jika kalian bertanya mengapa Megan bisa disini, maka jawabannya adalah hari ini merupakan hari kelulusan alias wisudanya Hita. Rencananya sebulan lagi Hita akan terbang ke Boston untuk melanjutkan S2.

"Daripada nyari sana kamu ke kamar kakak dan pake make up yang kamu mau, " kata Hita. Jika ia membiarkan Megan mencari lagi, mungkin akan terlambat dirinya menghadiri hari bersejarah di hidupnya ini.

"Makasih kak Hita. Nanti Kak Dipta tambah sayang deh ke kakak, " jawab Megan sambil langsung masuk kamar Hita dengan cepat.

"Heh! Jangan ngadi-ngadi kamu!!! " balas Hita berteriak yang dibalas cekikikan oleh Megan dan Indra yang hanya geleng-geleng kepala melihat pertengkaran Hita dengan Megan yang sudah tak terhitung lagi semenjak Megan menginap selama 9 hari disini. Kata Megan, mumpung libur panjang ya udah aku kesini dari awal pembagian rapot.

Sweet Pain Where stories live. Discover now