Bab 20 Satu Langkah

143 21 17
                                    

🄼🄴🄼🄿🄴🅁🅂🄴🄼🄱🄰🄷🄺🄰🄽

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🄼🄴🄼🄿🄴🅁🅂🄴🄼🄱🄰🄷🄺🄰🄽























.




















Ternyata Hita sama sekali tak pulang. Ia menemani Bunda disini karena bunda melarang dirinya pulang sebab bunda takut jika Hita pulang maka Nana-nya juga ikut pulang meninggalkan dirinya.

Kini Hita dan Dipta tengah duduk berdua di sofa saling menyenderkan kepala. Bahkan tangan Dipta mengelus rambut panjang Hita dengan pelan. Sementara itu, tangan Hita sibuk mengelus punggung tangan Dipta satunya untuk sekedar menenangkan tubuh Dipta yang sedikit gemetaran akibat rasa traumanya.

"Ta, lo bener gak apa-apa gak pulang ke kost semalam? " tanya Dipta tak enak.

"Nggak apa-apa juga. Soalnya gue juga udah ngabarin Sisi kalau gue habis dari sini pulang ke Jogja, "

"Bohong banget sih Hita kecil ini, " balas Dipta sambil mencubit pipi Hita dengan gemas.

We go up~ up ~ we go up ~up

"Siapa? " tanya Dipta sambil melihat ponsel Hita yang bergetar di atas meja sampingnya.

"Adek gue. Tumben banget, " jawab singkat Hita yang membuat Dipta hanya mengangguk dan memilih membiarkan Hita mengangkat panggilan itu.

"Kak kesini kak! Kumohon hiks!! Hiks... Hiks... Aku takut banget hiks.. Kak hiksss... Aku takut. Jemput aku kesini hiks, "

"Megan kamu dimana sekarang? Jawab Kakak, Megan! "

Dipta mengernyitkan dahinya bingung melihat ekspresi Hita yang berubah marah dan wajahnya berubah menjadi merah padam.

"Aku dibawa paksa sama Dad. Aku takut disini hiks.... Aku mau pulang! Mau ketemu mom hiks.. Kakak jemput.... Kumohon hiks~"

"Megan kamu tunggu kakak ya. Kakak bakal nyampe disana secepatnya. Tenang Megan, " kata Hita sambil memutuskan panggilan itu. Ia langsung berdiri dan membawa dompetnya.

"Mau kemana Ta? " tanya Dipta sambil mencekal tangan Hita sebelum Hita benar-benar keluar dari ruangan ini.

"Bokap gue bawa Megan kemari! "

"Apa?!!! "

.









.






"Bukannya ini rumah orang tua Yahya? " tanya Dipta sambil melepas sabuk pengamannya.

"Memang iya. Megan ada di dalam, " jawab Hita sambil langsung keluar dari mobil.

"Jangan bilang Yahya itu... "

Sweet Pain Where stories live. Discover now