Bab 13 Perasaan aneh

156 26 4
                                    

🄼🄴🄼🄿🄴🅁🅂🄴🄼🄱🄰🄷🄺🄰🄽

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🄼🄴🄼🄿🄴🅁🅂🄴🄼🄱🄰🄷🄺🄰🄽













.










Jericho menatap Dipta yang masih anteng membaca buku tebal tanpa mempedulikan Jericho yang sudah mati kebosanan disini. Harusnya ia memilih langsung pergi ke kantin daripada harus menunggu sahabat dari oroknya ini.

"Ta, ayo deh makan. Gue bosen disini, " Kata Jericho sambil menarik-narik lengan baju Dipta.

"Lo kalau makan silahkan keluar sendiri. Gue masih mau baca ini dulu, " kata Dipta tanpa mengalihkan pandangannya sedetik pun.

Jericho memutar bola matanya. Ia sangat hafal kebiasaan Dipta ini. Dia akan lebih memilih melahap buku daripada melahap makanan. Jika dirinya pergi pastinya Dipta tak akan berhenti membaca buku itu hingga selesai.

"Ta, makan! Lo itu harus jaga kesehatan. Atau mau gue panggilin Hita suruh suapin lo? " tanya Jericho asal.

Dipta menggeleng-gelengkan. Sebenarnya ia merasa sedikit keberatan untuk kembali bertatap muka dengan gadis itu, tetapi hatinya mengatakan ada hal yang harus saling dibicarakan antara dirinya dengan Hita. Entah mengapa ia berpikir bahwa mereka dapat saling membicarakan luka-luka masing dan saling menjadi telinga dan bahu.

Bughhh

Dipta tersungkur ke belakang dan terjatuh dari kursinya. Ia langsung menyentuh hidungnya dan memastikan tak ada darah yang keluar dari sana. Setelah merasa tak ada darah, ia bangkit dan menatap nyalang pada pelaku pemukulan tiba-tiba itu.

"Lo mau apa sih bujang? " tanya Dipta sambil menatap Yahya yang ternyata sudah dicekal oleh Jericho.

"Gue tanya, lo ada apa sama Hita? " tanya Yahya.

Dipta menyunggingkan senyumnya dan hanya mengangkat bahunya. Ia memilih berjongkok lagi dan mengambil buku yang tadi ia baca sudah tergeletak tak berdaya di lantai. Lalu, ia bangkit lagi dan memlih menaruh buku itu ke atas.

"Gue tanya sekali lagi Pranadipta Ragnala. Lo ada apa sama Hita?! " tanya Yahya kekeh. Bahkan dirinya berusaha melepaskan diri dari cekalan Jericho.

"Gue sama dia cuman sekedar teman dan apa yang lo khawatirin sebenarnya? Apa karena Hita yang terus menolak lo? Lo harusnya sadar kalau dia udah nolak lo berkali-kali berarti dia emang gak mau sama lo, "

Jericho menelan ludahnya kasar. Ini anak malah omong ngelantur lagi. Pasti ini si Yahya tambah marah, batin Jericho kesal. Ia berharap akan ada orang lain lagi sehingga jika Dipta dan Yahya berkelahi ada yang membantunya memisahkan kedua orang itu.

"Selama janur kuning melengkung, gue tetep bakal ngejar Hita sampai ke ujung."

"Lo itu malah lebih mirip Pshyco, Yahya. Sepertinya lo harus tau juga salah satu hal yang mungkin ngebuat Hita nolak lo selama ini, " kata Dipta dengan nada misteriusnya.

"Maksud lo apa ? " tanya Yahya sambil mengerutkan hidungnya.

Dipta berjalan melewati sebuah taman depan fakultas. Ia memang sengaja lewat sini pagi-pagi sekali karena ia harus menumpuk tugas pada salah satu asisten dosen dan yang jelas itu bukan Yahya karena tak mungkin orang itu mau ke kampus pagi-pagi begini.

Ia memilih duduk di bangku dan menunggu orang itu. Matanya terpejam sambil menikmati pagi yang segar ini. Keheningan ini tak lama terganggu oleh sebuah percakapan dua orang dari balik punggungnya.

Ck, ganggu banget deh..., batin Dipta sambil membalikkan badannya terpaksa guna memperingatkan dua orang yang berbicara dengan suara yang terlalu besar.

"Yahya, pokoknya mommy mau kamu pulang ke rumah nanti siang karena daddy baru aja pulang dari Sidney. Kamu juga mommy gak perbolehkan pulang lagi ke apartemen karena mommy takut kamu masih berhubungan sama cewek kegatelan itu, "

"Mom, Hita itu bukan cewek kegatelan. Please, jangan bicara kayak gitu. Dia perempuan baik, "

"Yahya, dengerin mommy. Perempuan baik mana yang godain suami orang. Dia bukan perempuan baik, "

"Please mom. Mommy harus denger penjelasanku sampai berapa lagi sih mom?! Waktu itu Hita cuman bantu daddy yang jatuh. Aku tau karena aku ada disana. Lagipula mommy ngomong gini karena mommy takut kan daddy berselingkuh di belakang mommy seperti yang mommy lakukan selama ini, "

Dipta kaget mendengar percakapan Yahya dengan wanita paruh baya yang sempat menjambak Hita kemaren. Ternyata wanita itu adalah ibu kandung Yahya. Matanya mengikuti Yahya yang memilih pergi dari hadapan wanita itu.

"Maksud gue adalah nyokap lo. Nyokap lo terlalu barbar sama Hita, " kata Dipta yang membuat Jericho menatap Dipta dengan arti tatapan lo cari mati!!

"Ck!!! lo tau apa tentang nyokap gue hah?! " tantang Yahya.

Jericho yang merasa suasana semakin mencekam memilih mulai angkat bicara. "Tenang guys.... Jangan pakai emosi kalau berbicara... Okey, "

"Daripada lo emosi gini. Mending lo dengerin kata-kata gue lagi. Gue sama sekali gak ada hubungan apa-apa sama Hita. Jadi kalau lo masih mau deketin dia, silahkan asalkan lo tau batasan aja. " kata Dipta lagi sambil menatap kedua manik mata Yahya tanpa gentar. Walaupun begitu, rasanya sudut hatinya terasa tercubit setelah mengatakan kata-kata yang seolah - olah  memperbolehkan Yahya menjalin hubungan dengan Hita.

Tanpa mereka bertiga sadari, Hita sedang berdiri tak jauh dari mereka sambil menggenggam erat buku yang ia pegang. Lalu, kakinya memilih menjauh dari ketiganya sambil meredam perasaan aneh setelah mendengar perkataan Dipta itu.

TBC

Sweet Pain Where stories live. Discover now