Bab 19 Kesempatan

143 21 10
                                    

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.




🄼🄴🄼🄿🄴🅁🅂🄴🄼🄱🄰🄷🄺🄰🄽









.







"Ta, sebenarnya kenapa lo bantu Ayah buat bujuk gue kesini padahal gue udah ngelarang? " tanya Dipta.

Hita yang sedang duduk di rumput langsung mendongak pada Dipta yang duduk di bangku taman. Ia mengingat pertama kali ia tahu siapa Dipta.

"Karena semua orang punya kesempatan buat memperbaiki kesalahannya. Gue emang bukan lo, tapi gue tetep cewek kayak bunda. Bunda tetep punya perasaan. Dia pastinya merasa kehilangan anaknya setelah masuk sini. Gue gak bakal nuntut lo untuk langsung nerima bunda, tapi gue harap lo mau sedikit demi sedikit maafin bunda. "

Dipta memandang Hita kagum. Jarang ia menemukan perempuan sepertinya. Rasanya seperti ada yang menggenggam tangannya di kegelapan.

"Lo tau gak awalnya gue pikir lo itu cewek hedonisme di tengah kota metropolitan, "

"Kok bisa? " tanya balik Hita dengan suara medoknya.

"Ya bisa aja. Lo itu selalu berada di circle orang-orang hedonisme kayak Sonya sama Sisi, "

Hita tertawa mendengar pengakuan Dipta barusan. Wajar saja Dipta menganggap dirinya begitu karena banyak orang juga yang mengatakan seperti itu.

"Bener sih. Tapi gue kerja biar bisa hang out dan nyukupin kebutuhan gue. Gue biasanya kerja jadi MC, penulis freelance, nulis di blog, dan kadang gue terima job editing gitu. Selain itu, gue juga kadang gantiin posisi bokap sama istri mudanya di kantor dan mom sama sekali gak tau itu. Gue ngelakuin itu semua karena gue berpikir gue anak sulung yang suatu saat nanti akan jadi tulang punggung keluarga gue. Gue harus kuat ngelakuin itu semua karena ada nyokap sama adek gue, "

"Jarang ada cewek yang berpikir begitu,"

"Itu kan mereka bukan gue. Gue aja gak pernah berpikir untuk pacaran apalagi menikah, "

Dipta menatap Hita kaget. Bagaimana bisa perempuan seperti Hita memiliki pemikiran seperti itu. Ah ya dirinya ingat bahwa ayahnya Hita telah meninggalkan Hita sejak kecil dan kemungkinan besar ia memiliki trauma untuk memiliki pasangan hidup.

"Lo pernah tanyain ke nyokap tentang keputusan itu? "

"Nggak lah. Kalau nyokap gue tau dia pasti kecewa. Dia maunya gue kuliah, kerja, terus nikah. Tapi guenya yang gak punya niatan untuk menikah karena gue bisa hidup sendiri, "

"Tapi, lo harus mulai mikirin perasaan lo. Lo tetap perempuan. Gak pernah ada namanya tulang rusuk berubah jadi tulang punggung, "

"Nyatanya, nyokap gue berhasil ngebesarin gue sama adek gue sendirian. Hal itu yang juga ngebuat gue yakin bisa hidup sendirian. Selain itu, gue takut suatu saat nanti jika gue menikah, cowok itu pergi dan ngebuat anak gue gak bisa ngerasain kasih sayang seorang ayah kayak gue."

Sweet Pain Kde žijí příběhy. Začni objevovat