Bab 15 Sebuah rasa terpendam

158 22 3
                                    

🄼🄴🄼🄿🄴🅁🅂🄴🄼🄱🄰🄷🄺🄰🄽

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🄼🄴🄼🄿🄴🅁🅂🄴🄼🄱🄰🄷🄺🄰🄽



















.























Sonya dan Sisi menyeret Hita menuju sebuah mall. Mereka berdua sengaja melakukan hal itu pada Hita karena Hita selama ini hanya fokus pada kuliah dan kerja. Melupakan kegiatan bersenang - senang layaknya gadis lainnya.

Mereka bertiga sedari tadi hanya berjalan berkeliling tanpa tujuan. Hanya sekedar melihat-lihat tanpa memasuki toko manapun.

"Kita mau membeli apa ya?? " kata Sonya sambil menatap segala toko di depannya ini.

"Gimana kalau makan aja. Gue udah lama gak kulineran, " kata Hita yang membuat Sonya menggeleng kuat.

"Gue lagi diet nih gegara Chandra selalu ngajak makan terus kalau malam, " tolak Sonya yang dibalas decakan Sisi.

"Lo itu udah kurus Son. Lo mau sekurus apa lagi? Mau kayak Yahya yang kayak tulang belulang doang, " cibir Hita kesal.  Sungguh dirinya benar-benar kesal saat melihat Sonya akan diet padahal badannya sudah kurus.

"Gimana kalau kita ke liat baju aja. Siapa tau ada diskon, " kata Sisi demi menengahi Sonya dan Hita. Jika ia membiarkan mereka beradu mulut yang mungkin akan selesai seminggu kemudian.

Mereka bertiga lantas masuk dan melihat-lihat. Hita tersenyum miris melihat harga di sana. Mungkin uangnya cukup untuk membeli beberapa potong baju disini tapi sekali lagi dirinya tak suka menghamburkan uang.

"Itaaaa! " sapa seorang pria tiba-tiba.

"Usa, apa kabar? " tanya Hita sambil memukul lengan pria itu. Sebenarnya masih ada rasa canggung baginya untuk bertemu Husain lagi setelah kejadian terakhir kali mereka bertemu.

"Baik. Kenapa gak datang pas----"

Ucapan Husain terpotong karena bekapan tangan Hita. Ia baru menyadari bahwa Hita tak sendirian. Dia bersama dengan kedua temannya yang kemungkinan nanti akan bertanya-tanya hal lebih padanya.

"Halo temannya Ita. Kenalin, Husain Damarjati. Panggil Husain aja. Jangan Usa ya, " Kata Husain pada Sonya dan Sisi.

"Ah iya. Selamat ketemu Husain. Kenalin gue Sisi dia Sonya, " kata Sisi kikuk.

"Ita kayaknya aku gak bisa lama-lama di sini deh. Kalau begitu aku pamit dulu semua, " kata Husain sambil mengecup pipi Hita dan beranjak dari tempat itu. Mungkin Hita sudah biasa diperlakukan seperti itu pada Husain, sahabatnya selama masa sekolahnya dulu hingga sekarang. Tapi beda lagi pada Sonya dan Sisi yang menatap keduanya penasaran.

"Gue gak hutang cerita apa-apa ya. He is my bestfriend from Yogyakarta. Kita satu sekolahan dulu, " Kata Hita membungkam mulut Sonya yang gatal ingin bertanya.

Sweet Pain Where stories live. Discover now