Bab 3 Kenangan

242 41 1
                                    

🄼🄴🄼🄿🄴🅁🅂🄴🄼🄱🄰🄷🄺🄰🄽

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🄼🄴🄼🄿🄴🅁🅂🄴🄼🄱🄰🄷🄺🄰🄽

















.














.

Gay? Mungkin itu sebuah aib yang harus ditutupi. Mungkin itu adalah hal yang seharusnya paling memalukan yang pernah Dipta rasakan. Tapi, rasanya ia tenang menjadi gay. Tak perlu pusing-pusing memikirkan sikap uring-uringan gadisnya.

Tapi di satu sisi, ia takut kalau sang ayah kecewa dengen keputusannya. Hingga kini hanya ada 2 orang yang tau Dipta adalah seorang gay. Hanya Jericho yang notabene adalah mantan kekasihnya dan Hita yang kebetulan melihat mereka berdua putus.

Ia memutuskan menjadi seorang Gay sejak usia 15 tahun. Hari dimana dia kehilangan sosok wanita yang ia panggil dengan sebutan Bunda. Tapi perilakunya tak mencerminkan seorang ibu.

Sejak kecil, ia sibuk dengan namanya mengejar nilai tinggi. Jika sedikit saja nilainya turun, ia bisa dibentak hingga dicambuk oleh bundanya sendiri. Bundanya adalah sosok perfeksionis yang menginginkan kesempurnaan. Itulah yang menyebabkan ia menghindari yang namanya perempuan dan menetapkan diri sebagai gay.

Dulu saat masuk SMA, ia menembak seorang laki-laki yang kebetulan sekali adalah tetangga samping rumahnya, Jericho dan dia langsung menerima ajakan itu karena ia tau luka yang menganga lebar di hati sahabat masa kecilnya ini.

Lambat laun, Jericho pikir ia dapat merubah Dipta ke kodratnya sebagai laki-laki yang seharusnya mencintai seorang perempuan. Namun sayangnya, Dipta tak pernah berubah. Bahkan rasa tertarik terhadap perempuan tak pernah Dipta rasakan juga.

Karena merasa lelah membohongi perasaannya, Jericho memutuskan Dipta di hari dimana ia diterima oleh Sisi sebagai pacar. Mungkin ini terdengar seperti Jericho bersalah, tapi ia sebenarnya hanya melakukan hal yang dianggapnya benar. Memutuskan kekasih prianya demi kekasih wanitanya.

Untung saja Dipta tak marah karena ia sadar bahwa Jericho hanya memandangnya kasihan bukannya cinta. Ia harus mengikhlaskan yang seharusnya sedari awal bukan miliknya.

.









.







.







.

"Menurut lo gay itu gimana? " tanya Sonya tiba-tiba di sela - sela ia konsultasi makalahnya.

Hita yang ditanya seperti itu langsung melirik Dipta. Ternyata Dipta mendengarkannya sedangkan yang lainnya juga menatap Hita penuh perasaan.

Tiba-tiba datanglah Jericho dan Sisi sambil bergandengan tangan. Mereka langsung duduk dan penasaran dengan apa yang dibicarakan temannya tadi.

"Kalian ngomongin gue ya? " tanya Jericho.

"Idiih! Sok ganteng lo, kita lagi ngomongin gay, " kata Yahya.

Jericho langsung menatap Dipta kasihan. Ia sangat tau kalau topik seperti ini sangat menganggu bagi Dipta dan dirinya yang pernah menjadi kekasih pria Dipta.

"Menurut gue, jadi gay itu pasti ada alasannya. Daripada kita sibuk ngejudge mereka lebih baik kita tuntun mereka ke jalan yang benar, " Kata Hita mantab.

"Lo pernah punya temen gay? " tanya Reno penasaran karena jawaban Hita kelewat santuy untuk gadis yang hidup dalam keteraturan dalam aturan.

"Emangnya itu penting buat lo. Lagipula kita gak bener-bener tau apa yang dirasakan orang lain. Gue lebih peduli berteman dengan siapapun tanpa harus tau tentang kehidupan privasinya. Segala bentuk pertemanan itu ada batasannya bung, " Jawab Hita sambil memandang lurus pada Dipta.

Sebenarnya lo cuman nggak mau bikin gue risih aja kan, batin Dipta sambil melihat Hita yang kini menyibukkan diri lagi pada kertas makalah yang ia pegang.

TBC

Sweet Pain Where stories live. Discover now