Bab 32 Menjadi Detektif

130 17 6
                                    

🄼🄴🄼🄿🄴🅁🅂🄴🄼🄱🄰🄷🄺🄰🄽

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🄼🄴🄼🄿🄴🅁🅂🄴🄼🄱🄰🄷🄺🄰🄽


















.




"Sumpah kita harus ngikutin Dipta? "

"Nggak, cuman bercanda aja Ton. Lo sana balik kelonan sama guling, " balas Chandra.

"Sensian amat lo, Chan. Lagi PMS yak? " tanya Reno.

Chandra langsung saja menggeplak kepala sang kokoh Cina, anak pemilik toko emas di daerah Tanggerang. Ia tak terima diejek seperti itu.

"Berhenti deh kalian. Kita mau ngikutin Dipta tanpa ketauan kan guys, " kata Tonny menjadi penengah diantara kedua temannya itu.

"Eh si Jericho gak diajak? " tanya Reno.

"Nggak usah. Dia ngeribetin entar, " sungut Chandra.

Lalu, mereka bertiga berjalan mengikuti Dipta dari belakang. Mereka sempat bertanya-tanya, mengapa Dipta memilih berjalan kaki daripada naik motornya. Dan pertanyaan itu terjawab oleh seorang gadis yang tiba-tiba saja merangkul Dipta dengan santainya.

"Hita???! " ucap ketiganya. Mereka tak menyangka jika mereka akan langsung melihat interaksi antara Dipta dan Hita.

"Sumpah kita harus ngikutin mereka? " tanya Tonny sambil menunjuk Dipta dan Hita.

"Harus dong. Gue tuh kepo mereka punya hubungan apa!!! "

Reno dan Tonny langsung kaget mendengar teriakan Chandra barusan. Reno langsung membekap mulut Chandra dan memakinya.

"Dipta sama Hita kemana? " tanya Tonny sambil memperhatikan sekeliling.

"Gara-gara lo sih, mereka pergi. Dasar item! " maki Reno.

"Kayaknya Tuhan emang gak ngijinin kita buat tau tentang Dipta dan Hita deh. Gue mau pulang aja. Tidur bareng wasabi, " Jawab Tonny. Fyi, wasabi adalah nama bantal kesayangannya. Bantal itu telah ia pakai sejak TK hingga kini.

"Ha, itu mereka! " tunjuk Chandra pada kedua sejoli yang sibuk menyantap es krim.

"Haish, pasti mereka tadi masuk ke minimarket itu" tambah Tonny.

"Ya udah kita ikutin mereka dari jarak lebih dekat lagi. Palingan juga mereka gak sadar, " kata Reno acuh.

Mereka bertiga akhirnya mendekat pada Dipta dan Hita. Memasang telinga baik-baik untuk mendengarkan percakapan kedua sejoli itu.

Tanpa mereka bertiga sadari sebenarnya Dipta dan Hita sudah sadar jika diikuti ketiga temannya itu. Tapi, Hita dan Dipta memilih berpura-pura tak tau agar dapat mempermainkan ketiga orang itu.

"Ta, kayaknya nanti kita main ke rumah hantu gimana? " ajak Hita. Ia ingat bahwa Chandra dan Reno sama sekali tak menyukai sesuatu hal yang berbau horor.

Sweet Pain Where stories live. Discover now