Bab 27 Janji Dipta

146 22 11
                                    

🄼🄴🄼🄿🄴🅁🅂🄴🄼🄱🄰🄷🄺🄰🄽

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🄼🄴🄼🄿🄴🅁🅂🄴🄼🄱🄰🄷🄺🄰🄽










"Nana tumben kesini sendiri? " tanya bunda sambil menatap Dipta yang duduk di samping ranjangnya.

"Hita sedang sibuk bun, " jawab Dipta tak yakin. Sebenarnya ia tak tau dimana dan sedang apa Hita sekarang. Ingin bertanya, tapi ia masih merasa canggung akibat gombalan maut dari Hita.

"Bunda gimana kabarnya? " tanya Dipta untuk mengalihkan pembicaraan.

"Baik kok Na. Bunda mau Nana berjanji, " kata bunda tiba-tiba.

Dipta langsung mengangguk dan merasa bahwa sudah saatnya ia melepaskan kenangan buruknya dulu dan mencoba lebih dekat lagi dengan bunda karena ia merasa sangat nyaman didekat bundanya.

"Nana harus berjanji akan selalu bahagia dengan pilihan Nana, "

Dipta memiringkan kepalanya bingung. Tapi dia memilih langsung menganggukkan kepalanya. "Nana berjanji akan selalu bahagia dengan pilihan Nana sendiri, "

"Bagus dan Nana harus berjanji menjaga Hita sebaik mungkin karena bunda melihat dia ditarik oleh pria yang mengaku sebagai ayahnya sebelum Nana kemari, "

"Hita tadi kemari? " tanya Dipta memastikan.

"Iya dan dia membawakan bunda setoples cookies buatannya, " pamer bunda.

Dipta mengangguk lagi dan berpikir mengapa ayahnya Hita kemari. Apakah ada sesuatu yang pria itu rencanakan?,

"Nana berjanji dulu, " rengek bunda.

"Nana berjanji akan selalu melindungi Hita dan membahagiakannya, " kata Dipta yang membuat bunda bertepuk tangan kesenangan.

Bunda membuka tutup toples dan mengambil sepotong cookies. Ia langsung menyuapkannya pada Dipta. Rasa manis menjalar di lidah Dipta yang membuat Dipta ketagihan dengan cookies itu.

"Rasanya semanis Hita bukan? " tanya bunda yang membuat Dipta tersedak seketika.

.
















































.



Hita menatap sang ayah yang duduk di hadapannya. Ia bingung kenapa ayahnya mengajaknya bertemu dan tujuan dari pertemuan ini apa. Hanya sang ayah yang tau jawabannya.

"Saya membebaskan kamu untuk menolak Usa, tapi ada satu hal yang kamu harus tau bahwa dengan menolak Husain berarti kamu menyuruh saya untuk tidak menandatangani surat ini. Saya yakin kamu tau surat ini apa, " katanya dengan angkuh sambil mengangkat surat perceraiannya tinggi-tinggi.

Mata Hita membulat kaget. Apakah orang ini sedang menjebakku? Gila pria tua ini, batin Hita sambil menggertakkam giginya. Rasanya ia ingin sekali meninju wajah sang ayah.

Sweet Pain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang