Bab 48 Kalut

82 15 1
                                    

Sudah menjadi kebiasaan Dipta bertahun-tahun yang selalu bertelponan dengan Hita selepas pulang bekerja. Ia dan Hita dapat menghabiskan waktu berjam-jam untuk berbicara mengenai keseharian mereka. Lebih tepatnya Dipta yang lebih mendominasi bercerita sedangkan Hita akan menimpalinya sesekali.

Dan kini, ia hanya duduk di balkon kamarnya sambil menyesap americanonya yang panas. Ia memandang ke arah langit dan berpikir sedang apa Hita sekarang. Antara sudah beristirahat di kamarnya dengan lembur di kantornya. Entah apa yang sedang dicari Hita sehingga Hita suka sekali lembur dan membuat dirinya keheranan.

Malam hari ini terasa lebih sepi dari biasanya. Ia menjadi bingung harus berbuat apa. Ingin mengajak teman-temannya untuk mabar, tapi ia ingat mereka semua telah memiliki istri dan pastinya mereka akan memilih bermain dengan istrinya daripada bermain game bersamanya.

Ah, ia jadi merindukan Hita jika seperti ini terus. Biasanya juga, Hita akan menyanyikan lullaby untuknya jika ia kesepian seperti ini.

Tok.... Tok... Tok...

"Ayah masuk ya, Dipta! " kata Arga sambil membuka pintu. Ia melihat anak bujangnya yang justru duduk terdiam di balkon kamarnya. Sungguh miris ia melihat bagaimana kehidupan Dipta yang cukup berantakan beberapa minggu ini.

"Ada apa Ayah? " tanya Dipta sembari bangkit.

"Ayah hanya merasa bahwa kamu seperti berbeda. Apa ada hubungannya dengan Hita?" tanya Arga.

"Aku ... Ah maksudku, aku dan Hita sudah memutuskan untuk menjalani hidup masing-masing. Jadi mungkin karena itu aku sedikit berubah. Tapi tak apa. Aku akan menata hidupku kembali seperti dulu, "

"Dulu yang seperti apa Dipta? Hita adalah gadis yang mampu membuatmu keluar dari lubang trauma dan kebencian mendalammu dulu. Jadi yang kau maksud dulu itu apa? "

Dipta terdiam. Ia bingung harus menjawab apa. "Ayah tidak akan memaksakan kehendakmu dan kehendak Hita. Tapi, apa kalian sudah berpikir dengan matang atas keputusan kalian?"

"Menurutku, ini sudah terbaik Ayah. Hita bukanlah gadis yang mau diajak membuat komitmen serius. Daripada kami mendekam di lingkaran ketidakjelasan lebih baik kita berpisah, "

"Kau yakin bahwa Hita memang tidak bisa diajak komitmen? Memangnya kau sudah bertanya tentang hal tersebut padanya?" tanya Ayah lagi yang membuat Dipta tertohok.

Melihat Dipta yang sedang kalut dengan perasaannya sendiri membuat Arga merasa kasihan. "Daripada kau terjerumus ke dalam penyesalan. Lebih baik kau bertanya pada Hita mengenai kejelasan hubungan kalian. Jika dia menolak diajak berkomitmen, maka kau harus mencari gadis lainnya. Ayah dan bunda sudah semakin tua. Kami ingin melihatmu membangun keluarga yang bahagia, Dipta."

"Tapi, Ayah -"

Dipta tak berani melanjutkan ucapannya karena Arga justru merangkulnya dan melanjutkan perkataannya, "Ayah dan Bunda berharap kamu dan Hita dapat berbahagia. Entah dalam kondisi kalian masih bersama atau tidak. Kalian berdua adalah dua manusia yang paling kuat yang pernah Ayah lihat,"

Dipta menundukkan kepalanya. Ia tau bahwa bukan hanya dirinya yang sangat mencintai Hita, tapi ada keluarganya yang sudah menganggap Hita sebagai bagian dari keluarganya.

"Baik, Ayah. Aku akan mencoba bertemu dengannya minggu depan,"

.














.

Hita menatap kedatangan Indra dengan bingung. Tumben sekali ayah kandungnya datang ke Jakarta dan langsung menemuinya di kantor. Biasanya dia akan langsung pulang ke rumah ayah tirinya dan bermain dengan cucu-cucunya.

"Mau minum teh? " tanya Indra pada Hita.

"Tidak usah. Dad sudah harus mengurangi konsumsi gula, bukan?"

Mendengar pertanyaan itu membuat Indra menurunkan bahunya kecewa. Ia pikir Hita tidak tau masalah kesehatannya, tapi nyatanya Hita sudah tau. Melihat ekspresi ayahnya membuat Hita tersenyum. "Aku tau karena suami dari Megan adalah dokter pribadi dad. "

"Aku lupa jika semua adik iparmu tunduk padamu, Hita" ucap Indra kesal pada putri sulungnya itu.

"Jadi buat apa dad kemari?" tanya Hita. Biasanya sang dad baru ke Jakarta bersama Megan sekeluarga. Semenjak Megan menikah, Megan dan keluarga kecilnya hidup bersama dad dan mommy .

" Dad dengar kau berpisah dengan Dipta? "

"Apa Ayah yang bercerita? " tanya Hita balik. Ia dapat memastikan bahwa jawabannya adalah iya karena kedua ayah itu sangatlah dekat. Semenjak keduanya mengambil pensiun lebih dini, mereka kerap memancing bersama ataupun berbelanja di pasar antik di hari libur.

"Perpisahan kalian dipicu oleh dad kan? Kau masih trauma dengan sebuah hubungan?" tanya Indra perlahan. Ia tau bahwa topik mengenai pasangan dan pernikahan adalah topik paling sensitif bagi Hita.

"Kenapa dad berbicara tidak jelas sih? " kekeh Hita pahit.

"Jangan berbohong. Hanya dad yang tau tentang permasalahan kamu yang tak ingin menikah. Jadi jujur saja mengenai perpisahanmu dengan Dipta," kata Indra lagi.

Hita memegang pelipisnya yang berdenyut. "Kami berpisah karena kami berada di dalam lingkaran ketidakjelasan dan Dipta ingin bebas dari itu. Maka kukabulkan saja, "

"Itu hanya akan menyakitimu, Hita. Kenapa kau tak bisa berterus terang mengenai perasaanmu yang telah 100% jatuh padanya?"

"Jika aku memberitahunya, apa aku bisa menjamin dia tak akan pergi begitu saja seperti Anda?!"

Indra melihat amarah di balik kedua mata Hita yang tenang. Ia tau pastinya ia membawa banyak kenangan buruk bagi Hita. Jika waktu bisa diputar, maka ia akan tak akan mengambil jalan hidupnya yang seperti ini.

"Selama aku mencintainya, setiap detik aku berpikir. Apa dia akan meninggalkanku? Apa dia akan menyelingkuhiku juga?" tanya Hita dengan suara bergetar.

"Tidak semua pria sebrengsek dad. Kamu selalu berbicara seperti itu pada Megan. Kenapa sekarang kau terlihat ragu dengan ucapanmu sendiri?"

"Aku tau aku mengatakan hal seperti itu. Tapi, nyatanya tidak semudah itu untuk aku mempercayai kata-kataku sendiri,"

"Hita, pikirkan ini. Bagaimana jika suatu saat nanti kau harus melihat Dipta bersanding dengan wanita lain setelah perpisahan kalian ini?"

Hita terdiam.

"Jika kamu tidak sanggup, pikirkan lagi untuk kembali pada Dipta. Sebelum semuanya terlambat," lanjut Indra.

TBC

Tenang Hita dan Dipta tidak semudah itu untuk benar-benar berpisah

Sweet Pain जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें