Bab 4 Cafe

211 40 1
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


.












..

















...

Lambaian tangan seseorang membuat Hita sadar bahwa orang yang dicarinya sedari tadi sudah duduk anteng di sebuah sofa di pojokan cafe ini. Lalu, Hita memilih langsung mendekati Dipta.

"Kok lo lama banget? " tanya Dipta sambil menyerahkan buku menu. Siapa tau kalau Hita tidak hafal menu-menu disini.

"Biasa Pak Tegar lagi ijin ngisi seminar di Malang. Makanya gue masuk ke beberapa kelas tadi, "

"Pesen dulu aja. Lo keliatan haus banget tuh, " Bujuk Dipta.

"Gue mau susu coklat hangat aja, " kata Hita.

"Serius Ta? Ini cafe lho bukan warteg, "

Hita memandang Dipta bingung. Memangnya salah kalau dirinya ingin memesan susu coklat hangat di cafe? Lagipula ada menu itu kok di bukunya.

"Terus kenapa lo malu buat pesenin ? Sini biar gue aja yang pesen, " Kata Hita sambil ingin beranjak pergi dan benar dia memesan sendiri. Tak lama, Hita kembali dengan secangkir susu coklat hangat dengan 2 potong sandwich.

"Ini buat gue? " Tanya Dipta.

"Makan aja deh sono. By the way, kita mau tema kostum apa besok? Pokoknya gue gak mau mahal- mahal ya! "

Sejujurnya Dipta belum memikirkan mau tema apa yang diambil. Kalau tema Disney pasti banyak yang sudah memakainya. Tema pangeran dan putri modern pastinya mainstream. Jadi harus apa ya?

"Kita sama - sama cari aja deh di internet tema yang bagus apa dan yang pastinya low budget, " Usul Dipta.

Hita langsung menggerakkan jarinya untuk menari diatas layar handphonenya guna mencari tema yang bagus apa. Sementara Dipta malah diam-diam memotret Hita dan menyimpan foto itu di folder rahasia.

"Tak ada yang menarik, " Desis Hita sebal. Lalu ia memilih melihat apa yang sedang dilakukan Dipta. Ternyata Dipta sedang sibuk memperhatikan handphone miliknya.

"Lo udah dapat tema yang bagus?" tanya Hita.

"Gue mau jadi Kaito Kid. Bagaimana? Gue bakal keliatan ganteng banget, " Kata Dipta membayangkan dirinya cosplay menjadi Kaito Kid.

"Kalau begitu gue pake dress aja terus rambut gue dikepang aja karena rambut gue panjang, "

"Pastinya lo cantik deh. Apalagi bersanding sama gue. Pastinya nilai kita dapat triple plus, " Kata Dipta percaya diri yang membuat Hita tertawa.

Tanpa Hita sadari, Dipta memotret Hita yang tertawa. Mungkin foto-foto itu berguna bagi diri Dipta suatu saat nanti tapi entah kapan.

.





















.













.
















.

Hita merebahkan tubuhnya di kasur tipisnya sambil memikirkan Dipta yang tadi mengantarkan dirinya pulang. Padahal biasanya ia berjalan kaki menuju kost-kostannya.

Menurutnya Dipta itu tampan dan baik, tapi mengapa pria seperti itu memilih menjadi seorang gay. Jujur saja, baru kali ini ia menghabiskan waktu di cafe saat sore hari. Biasanya dia hanya terjebak dalam kampus melalui berbagai tugas dari dosen, tugas asdos, dan kadang dirinya mewakili kampus untuk debat terbuka para mahasiswa.

"Gimana asyik gak jalan sama Dipta? " tanya Sisi sambil ikut merebahkan diri di samping Hita.

"Jalan apaan sih? Kita aja cuman duduk - duduk di cafe, " Kata Hita.

"Terserah lo aja. Tapi ya tumben aja si Dipta mau anterin cewek. Biasanya dia ogah banget. Apalagi arah rumah dia gak searah sama kost-an kita. Hmmmm, Jangan-jangan dia suka lo lagi, " Kata Sisi.

"Jangan aneh-aneh deh Si. Dia gak mungkin suka gue, " Kata Hita. Karena dia itu sukanya pacar lo, Jericho itu. Lanjutnya di dalam hati.

"Ya udin gue percaya. Kalian omong apa aja di cafe kok lama? "

"Biasa. Omongin tema kostum. Terus ya omong inilah itulah, " Balas Hita.

Lalu, Hita memilih membaringkan tubuhnya di kasur. Ia membalikkan badannya hingga ia tengkurep. Tangannya merogoh handphone di saku celananya dan membuka aplikasi chatting.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.







.







































"Kamu kemana aja kok baru pulang? " tanya seorang pria sambil memegang cerutu di tangannya.

"Aku tadi habis ke cafe sama Hita, " balas Dipta.

Pria itu tersenyum dan tak menyangka jika putranya sudah besar serta mengenal kata tertarik dengan seorang gadis. Ia jadi penasaran seperti apa gadis itu.

"Dia perempuan seperti apa? " tanya sang ayah.

"Yang jelas ia jauh lebih baik daripada Bunda, " Jawab Dipta sambil meninggalkan sang ayah yang termangu di kursi kebesarannya.

TBC

Sweet Pain Where stories live. Discover now