Bab 12 Jatuh Cinta ala Yahya

156 24 0
                                    

🄼🄴🄼🄿🄴🅁🅂🄴🄼🄱🄰🄷🄺🄰🄽

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🄼🄴🄼🄿🄴🅁🅂🄴🄼🄱🄰🄷🄺🄰🄽




Tonny menggerutu kesal di samping Yahya yang terus-menerus memandangi Hita tanpa berkedip sedetik pun. Another level bucin, cibirnya dalam hati. Ia tau kalau Hita memiliki daya tarik tersendiri bagi laki-laki manapun, tapi ia tak menyangka bahwa Yahya akan jatuh terperosot ke dalam pesona Hita sebegitu dalamnya.

"Bisa gak sih lo gak bucin sehari aja sama Hita? "

Yahya hanya menggeleng sambil tetap memperhatikan Hita yang sedang memakan ramen bersama Sonya. Ia menatap penuh puja pada pujaan hatinya ini. Rasanya perasaan ini tak akan hilang begitu cepat walaupun Hita telah menolaknya berkali-kali.

"Biasa aja matanya. Jangan kayak gak pernah liat cewek aja! " Celetuk Chandra di tengah-tengah ia menyuapkan sepotong kue balok ke dalam mulutnya.

"Kayaknya separuh nafas gue ada di Hita deh, " ucap Yahya sambil tetap memperhatikan Hita yang memilih abaikan dengan keberadaannya.

Sudah menjadi rahasia umum jika Yahya terus-menerus mengejar Hita walaupun sudah ditolak berkali-kali oleh Hita tanpa alasan yang jelas. Bahkan semua orang mulai berspekulasi bahwa Hita memiliki hubungan spesial dengan laki-laki lain tanpa ada yang tahu. Ada yang berargumentasi bahwa laki-laki itu adalah Dipta.

"Ta, lo dicari Dipta. " ucap Reno yang baru saja bergabung di meja ini.

Hita mengalihkan pandangannya dari kuah ramennya. Cepat-cepat ia menenggak kuah itu dan bangkit. "Bilang aja gue sibuk, " kata Hita sambil berlalu pergi begitu saja yang tentu saja meninggalkan tanda tanya besar bagi yang lainnya.

"Lagi ada masalah apa sih mereka berdua? " tanya Sonya.

"Entah deh mereka berdua. Terlalu ribet banget mereka, " jawab Reno seadanya.

"Mereka gak lagi ada di hubungan apa-apa kan? " tanya Yahya tiba-tiba saja yang membuat orang-orang di meja ini sadar kalau ada Yahya yang sedang di tahap bucin akut pada Hita.

"Setau gue mereka cuman teman. Selama janur kuning belum melengkung tikung aje, " kata Chandra sambil merangkul Yahya. Ia sangat tau bagaimana Yahya yang selalu menembak Hita dan berakhir dengan kata penolakan.

Yahya melepaskan rangkulan itu dan mengingat-ingat masa dimana ia bisa jatuh cinta dengan Hita, gadis yang bahkan tak masuk ke dalam kriteria perempuan idamannya. Bahkan Hita terlalu sederhana dan masih kalah cantik dengan barisan para mantannya.

"Nama gue Hita. Umur 19 tahun dan berasal Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kebetulan rumah gue dekat pasar Prawirotaman. Pasar itu dipake buat syuting film AADC 2 kalau kalian tau," Kata Hita sambil memperkenalkan diri di hadapan para maba lainnya.

Memang sedari awal MOS, Hita Sekar Wanudya sudah dikenal sebagai perempuan pintar dan pekerja keras dilihat dari dirinya yang sering ditunjuk sebagai ketua tim. Selain itu ia langsung masuk jajaran most wanted di kampus ini hanya karena dirinya pernah membalas bentakan sang kakak tingkat. Ia membalas bentakan itu karena kakak tingkat itu dengan sengaja membentak salah satu teman dalam timnya padahal temannya itu memiliki kelainan pada jantungnya.

Sejak saat itu, para penggemar Hita berjamur di fakultasnya maupun fakultas lainnya. Mereka semua hanya berani memandangi Hita dari kejauhan, kecuali Yahya. Seminggu sejak MOS, ia berani menembak Yahya di lapangan kampus.

"Hita, will you be my girlfriend? " tanya Yahya sambil berlutut sambil menyerahkan sebuah cincin berlian yang harganya pasti  bisa membuat pankreas para kaum missqueen bergetar.

"Sorry, gue nolak lo karena gue aja gak kenal sama lo. Jadi lebih baik lo minggir dari jalan ini, " kata Hita sambil meninggalkan Yahya.

Kemudian Yahya bangkit dari acara berlututnya dan mendecih kesal. Baru kali ini, ia ditolak oleh seorang gadis. Biasanya semua gadis mengejar dirinya, tapi kali ini ia mengejar seorang gadis yang langsung ditolak. Gila bukan?

"Dia terlalu menarik buat gue lewatkan. Fighting!! Gue pasti bisa dapat dia, " Kata Yahya sambil memasukkan cincin tadi ke kantong celananya.

Hari berganti hari. Minggu berganti minggu. Perasaan Yahya untuk Hita bukannya memudar malahan semakin besar. Yahya tak segan-segan mengikuti semua kegiatan Hita lakukan agar dirinya terlihat menarik di mata seorang Hita. Mulai dari kegiatan jurnalistik kampus hingga menjadi asisten dosen telah Yahya lakukan.

"Eh itu ngapain Dipta sama Hita cuman saling pandang-pandangan. " celetuk Chandra di suatu acara seminar.

Yahya yang sedang sibuk mengatur anak-anak maba langsung mengalihkan pandangannya pada Hita yang terlihat sedang beradu pandang dengan Dipta. Mereka lebih terlihat seperti curi-curi pandang.

"Gue kira Dipta gay sumpah gegara dia nolak cewek terus. Ternyata dia ada something sama Hita. Gak heran sih. Mereka kayak saling melengkapi gitu, " ucap Chandra tanpa sadar yang langsung disikut Reno.

"Apaan njirr kok gue disikut. Lo kira gue samsak yang ada di kamar lo itu, " kata Chandra sambil menatap nyalang pada Reno.

Reno menggerakkan kepalanya ke samping kiri mengisyaratkan bahwa ada Yahya di sebelah kiri Chandra, tapi sayangnya Chandra sama sekali tak paham dengan kode Reno. Cukup dirinya dibuat pusing oleh kode-kode Sonya, ini malah Reno nambah-nambahin.

"Ck... Ada Yahya, " bisik Reno tepat di telinga sebelah kanan Chandra yang membuat Chandra menjatuhkan rahangnya kaget.

Chandra menatap Yahya di samping kirinya. Ternyata tangan Yahya sedang meremat kertas di tangannya hingga tak berbentuk yang membuat Chandra menelan ludahnya susah. "Yahya, sorry gue gak bermaksud bikin lo cemburu gini. Suwer deh. Ini nih Reno gak bilangin gue daritadi. Kan kalau dia----"

"Gue harus ketemu Dipta buat tanya apa yang sebenarnya terjadi diantara dia sama Hita, " ucap Yahya sambil bangkit dari kursinya dan pergi.

"Semoga gak ada baku hantam. Aamiin.." kata Tonny sambil memandang punggung Yahya yang semakin menjauh.

TBC

Sweet Pain Where stories live. Discover now