Bab 26 Sate Anggrek

135 22 14
                                    

🄼🄴🄼🄿🄴🅁🅂🄴🄼🄱🄰🄷🄺🄰🄽

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

🄼🄴🄼🄿🄴🅁🅂🄴🄼🄱🄰🄷🄺🄰🄽












.







Yahya mendengus dalam hati saat sadar Hita dan Dipta tetap saling menggenggam tangan saat mereka bersembilan sudah menonton di dalam bioskop. Mungkin yang menyadari hal itu hanya Yahya seorang.

"Ehm~" deham Yahya yang membuat Hita langsung menengok.

"Haus? " tanya singkat Hina sambil mengulurkan sebotol air mineral yang sempat ia beli sebelum masuk ke dalam sini.

Yahya langsung mengambil botol itu dan langsung meminumnya hingga tandas. Berusaha meredam rasa panas yang menjalar di rongga dadanya. Sementara itu, Jericho menatap ketiganya dengan alis mata terangkat. Ia paham bahwa Hita sudah menentukan pilihannya dan pilihannya itu adalah Dipta, sahabat sekaligus mantan kekasihnya.

"Ta, lo nanti pulang sama siapa? " tanya Yahya yang membuat Hita kembali menengok pada Yahya untuk ke sekian kalinya.

"Ehmmm, " deham Tonny tidak santainya. Sebenarnya Tonny sudah sangat terganggu oleh suara Yahya karena sejak tadi Yahya selalu mengeluarkan nada yang sedikit keras.

Mendengar dehaman dari Tonny membuat Yahya bungkam. Jika Yahya meneruskan pembicaraan lagi dapay dipastika dirinya mendapat cubitan pedas ala Tonny di lengannya.

Setengah jam kemudian, film telah selesai ditayangkan yang membuat semua orang mulai bangkit dari kursi dan berjalan keluar.

Yahya dengan cepat langsung menggenggam tangan Hita yang tentu saja dibalas oleh Hita. Yahya tersenyum mengejek pada Dipta yang dibalas kebingungan oleh Dipta.

"Lo kayak adek kandung gue deh, " kata Hita dengan keras yang tentu saja didengar oleh teman-teman mereka.

"Harusnya kan emang dia adek lo, " bisik Dipta sambil mengusak rambut Hita.

Pemandangan itu tak luput dari penglihatan keenam teman lainnya. Chandra dan Sonya tidak bisa berkomentar apa-apa. Jericho tersenyum kecil sedangkan sisanya yang lain hanya membuka mulutnya tak percaya melihat sisi Dipta yang soft.

"Jadi, Hita milih Dipta? " tanya Sisi pada Jericho yang ada di sebelahnya.

"Maybe. Gue gak begitu tau tentang mereka, " jawab Jericho dengan mengangkat bahunya. Lalu tangannya merangkul bahu Sisi dengan cepat.

"Lo gue antar balik ya? " tawar Yahya tanpa mempedulikan sebuah pernyataan tadi yang dilontarkan oleh Hita.

Hita bingung harus menjawab apa. Ia sebenarnya tak ingin diantar oleh Yahya karena ia sadar harus sedikit menjaga jarak lagi dengan Yahya. Ia sadar bahwa Yahya masih menatapnya sebagai gadis yang dia cintai.

Sweet Pain Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt