Bab 16 Hujan

157 21 3
                                    

🄼🄴🄼🄿🄴🅁🅂🄴🄼🄱🄰🄷🄺🄰🄽

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

🄼🄴🄼🄿🄴🅁🅂🄴🄼🄱🄰🄷🄺🄰🄽












.








Panas terik menemani Hita dan Dipta yang kali ini sedang berjalan menyusuri trotoar tanpa tujuan. Cuaca memang sangat panas, tapi suasana hati Hita seperti sedang terjadi hujan kesedihan.

"Mau makan? " tawar Dipta sambil membalikkan badannya di depan Hita. Jadi posisi Dipta berjalan ke belakang sambil menatap Hita yang sedang berusaha membalikkan mood bahagianya.

"Bagaimana kalau mie ayam? Gue lagi pengen itu, " cicit Hita yang langsung dibalas anggukkan oleh Dipta.

Tangan Dipta menarik tangan Hita dan langsung menggenggamnya erat seperti seorang anak kecil yang sedang memegang balonnya agar tidak terbang. Mereka berdua berjalan sekitar beberapa meter menuju tukang mie ayam yang sebenarnya sudah menjadi langganan Dipta sejak SD.

"Kang, pesen mie ayam 2. " kata Dipta.

Akang tukang mie ayam langsung menengok pada Dipta. Tumben saja Dipta kemari bersama seorang gadis. Biasanya bersama Jericho. "Pacarnya Dipta ya neng? "

"Bukan kang, " jawab Hita cepat.

"Nggak usah malu-malu gitu napa neng. Sok atuh kalian duduk. Kalau mau minum pesen si teteh di belakang, "

Dipta menarik Hita ke sebuah meja dan duduk berdua disana. "Mau pesen minum apa Ta? " tanya Dipta.

"Air putih aja, " kata Hita yang membuat Dipta menuju seorang perempuan yang Hita perkirakan baru memasuki usia 30 awal.

Tangannya mengeluarkan ponsel dari balik kemejanya dan memeriksa apakah ada telpon atau Chat dari Sonya ataupun Sisi karena tadi ia hanya ijin ke toilet dan sialnya ia malah bertemu orang yang tak ingin ia temui.

Drtrtrtrtrrrr

Tangan Hita menggesel tombol terima. "Halo Son, "

"Lo dimana Ta? Gue sama Sisi udah nunggu terlalu lama di resto biasanya, "

"Kalian makan duluan aja. Gue tadi baru inget kalau harus ngirim barang ke nyokap, "

"Nanti lo pulang malam gak ke kost? "

"Kayaknya gak sampe malam banget kok Si. Paling malam juga sebelum isya, " jawab Hita tak yakin. Ia merasa kali ini akan menjadi hari yang sangat panjang.

"Ya udah. Hati-hati ya! Kalau lo gak dapat gojek ataupun taxi, telpon Tonny aja. Kalau Tonny gak mau biar gue bejeg-bejeg nanti, "

Hita tertawa mendengar Sonya barusan. Tentu saja Sonya berani bejeg-bejeg Tonny karena kebetulan abangnya Sonya menikah dengan kakaknya Tonny. Bisa dibilang mereka saudara iparan mungkin?

Sweet Pain Kde žijí příběhy. Začni objevovat