Go Juu Roku

19K 2K 262
                                    

Mark mengendarai mobilnya pulang menuju kampung halaman papa-nya Diana. Hatinya cukup berdebar tak karuan dengan hal yang akan terjadi nanti.

Lain hal dengan gadis kecil di samping Mark yang tertidur pulas diselimuti oleh selimut bercorak singa yang Mina- ibu tirinya belikan untuk gadis itu.

Begitu sampai di gapura, Mark meraih ponselnya. Mengaktifkan earphone portable di telinga kanannya.

"Hai, dad. Aku sudah akan sampai."

"..."

"Okay, right."

Mark menutup sambungan telepon, sekarang memacu kendaraannya hingga sampai di tujuan.

Di sisi pria bermarga Park itu, dia baru saja menutup telepon. Melirik kepada Haechan yang tengah terbisu dengan mangkuk nasi yang masih berisi.

"Haechanie," panggil Chanyeol.

Merasa namanya dipanggil, Haechan bersegera menoleh, "I-iya, paman?"

Chanyeol tampak berpikir untuk menyampaikan ini, "Diana akan segera sampai"

Mata Haechan yang semula sayu melebar. Jantungnya berpacu lebih kencang, perasaannya bercampur dengan khawatir dan sedikit malu(?) mungkin saat ini.

Yang jelas Haechan ingin Diana segara berada di pelukannya.

Haechan tampak berdiri, bersamaan dengan bunyi klakson mobil yang terdengar.

Tin tin

Haechan bergegas menuju sumber suara, keluar dari rumahnya tanpa mempedulikan wajahnya yang sembab.

Pria itu tampak membantu gadis kecil turun dari mobil.

Haechan tak goyah menatap lurus berjalan mendekati keduanya.

Diana sendiri tersenyum girang saat papa-nya mendekat, tapi ekspetasi si kecil memental.

Plak!

Satu tamparan sukses mendarat di rahang tirus pria itu. Haechan menunduk usai melakukan aksinya dan menggendong sang putri yang tampak membantu melihat sang ayah.

"Haechan," Panggil pria itu seraya berjalan mendekatinya.

"Mark" Panggil Chanyeol, menahan putra semata wayangnya itu.

Mark menatap dalam kepada sang ayah, "Kumohon..."

"Berikan Haechan waktu, kau paham kan tindakanmu membawa Diana cukup membuatnya shock? Kondisinya benar-benar buruk saat kau membawa anak kalian." Jelas pria tua itu, melepas tangannya yang menahan sang anak.

Mark menunduk lalu menatap rumah sederhana milik keluarga Haechan.

"Okay, I'm give up now but soon you couldn't to hold me tight, dad." Ujar Mark penuh penekanan di akhir kalimat sembari menatap tajam ayahnya.

Mereka pun berlalu dan masuk ke mobil, hendak pergi meninggalkan tempat itu.

"PAPA HIKS CAKIT!" Pekik Diana saat berada di dalam rumah.

Haechan tampak tak mendengar keluhan gadis kecil itu dia membawa Diana menuju kamar hendak menguncinya.

"Hiks... cakit papa~" lirih Diana. Haechan pun tersadar, mendengar sayup kecil kesakitan anaknya.

Pergelangan kulit putih Diana memerah karena tangannya yang menggenggam terlalu kuat.

"Papa cakit hiks~" Ujar Diana dengan linang air mata menatap papanya. Haechan segera melepas tangannya dari sang putri memeluk Diana yang bergetar dalam tangisannya.

[Part II] Let's Being A GayWhere stories live. Discover now