Juu Ichi

44.7K 4.2K 560
                                    

Kalau ada typo/salah kata komen aja guyss, Gi lagi capek banget buat revisi
Maaf yaaaa T^T

-------

Haechan masih berada di ruangan sang bos. Sambil membenarkan kacamatanya yang melorot, dia menghela nafas sambil tersenyum karena tugas penyusunan jadwal sang bos yang usai.

"Akhirnya.." gumamnya.

Mark yang melihat itu tersenyum. Dia cukup takjub melihat tingkah menggemaskan pemuda dihadapannya. Dia bahkan tidak bisa percaya pemuda manis dihadapannya adalah simpanan para wanita kaya.

"Tuan Kim?"

Haechan menoleh ke arah bosnya.

"Iya, sir?"

"Kau melewatkan waktu makan siangmu, bukan?"

Agak malu-malu Haechan mengangguk mengiyakan.

"Bagaimana jika kau menemaniku makan siang, tuan Kim."

Haechan cukup terdiam mendengar kalimat itu.

"Maaf, sir?" Yakinnya lagi.

Mark tersenyum tipis, tapi entah kenapa malah terlihat seduktif baginya.

"I mean like we both have lunch. Aku juga melewatkan makan siangku, tuan Kim" jelas Mark lalu tertawa kecil.

"Maafkan aku memotong waktumu, sir"

"Tak masalah tuan Kim. Maka dari itu aku mengajakmu. Kau mau?"

Haechan cukup tergiur dengan tawaran Mark. Dia juga melewatkan makan siangnya.

"Apa ini tidak akan menggangu- yah maksud saya nanti respon karyawan lain.."

"Aku bos disini jika kau lupa, Tuan Kim"

"Baiklah. Saya akan menemani anda"

Mark benar-benar sulit untuk ditolak.

•••

Mark menuntun langkah pemuda di belakangnya. Mereka menuju ke lift belakang ruangan Mark.

Haechan cukup takjub melihat lift rahasia di sana.

"Aku baru tau jika ada lift di sini, sir" ujar Haechan memulai percakapan.

Mark terkekeh kecil, "sebenarnya ini adalah lift khusus untukku, tuan Kim"

Sontak mata pemuda itu membola. Bagaimana mungkin dia bisa menggunakan fasilitas khusu sang bos.

"Astaga, maafkan aku sir. Aku akan keluar-" Haechan bahkan hampir menekan tombol berhenti lift tersebut.

"Santai saja tuan Kim. Tak perlu begitu. Aku tak masalah jika kau yang menggunakannya selainku"

Haechan memproses kalimat Mark, "maksud anda sir?"

Mark menatap pintu lift, "aku rasa aku cukup mempercayai tuan Kim. Jadi hanya kau orang lain pertama yang kuizinkan menggunakan ini" -kemudian menatap wajah bersemu Haechan dibalik kacamata bulat yang begitu manis pada sang pemilik.

Haechan segera menunduk. Menatap mata sang bos malah membuat pemuda tanggung itu makin gugup.

Begitu sampai di bassemant, Mark segera keluar.

"Nah ayo, tuan Kim"

Haechan mengikuti langkah Mark dari belakang menuju ke sebuah mobil mahal yang membuatnya cukup familiar.

"Kau bisa membawanya?" Haechan kembali dari lamunannya begitu Mark melontarkan pertanyaan.

"T-tidak, sir. Mobilmu terlalu bagus untuk kubawa, aku takut nanti mobilmu kenapa-kenapa" jawab Haechan.

[Part II] Let's Being A GayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang