Yon Juu Go

18.4K 2.2K 103
                                    

Berkali-kali pemuda itu mencoba dengan hasil yang sama sekali tak berubah. Belasan testpack habis dia gunakan untuk kembali meyakinkannya bahwa hal yang tertera di surat keterangan dokter rumah sakit umum hanya sebuah kekeliruan.

Setelah hasil pertama testpack itu ada, Haechan kembali direkomendasikan untuk mengecek dengan pasti di rumah sakit umum di pusat Seoul. Bersama Herin yang mengantarnya, mereka memasuki tempat itu setelah mendaftar ke resepsionis.

"Hiks..." Haechan lagi-lagi menumpahkan tangisnya. Dia merasa dilema berat akibat kondisinya saat ini.

Sahabatnya, Yangyang usai mengetahui berita kehamilan Haechan hampir saja bergegas menemui Pelaku yang membuat sahabat baiknya jatuh untuk menuntut tanggung jawab sekaligus salam di wajahnya jika Haechan tidak menghentikannya berkata,

"Hentikan, aku malu!"

Herin bersegera melabuhkan tubuh ringkih sahabatnya itu dalam pelukan. Dia merasa bersalah juga atas apa yang Haechan alami bahkan Hina yang telah mengetahui berita itu segera menuju ke apartemen Yangyang atau kediaman sementara Haechan.

Mereka bertiga bertemu dengan masing-masing air mata mengalir berpelukan menahan beban yang Haechan rasakan. Hina sangat menyesali pikiran bodohnya serta celetukan tentang Haechan yang pernah dilemparkan.

"Haechan, hiks... maafkan Hina, ini semua karena Hina..."

"Herin juga hiks Haechan kesulitan karena Herin..."

Tangis Haechan tambah berurai. Kedua sahabatnya tidak salah, malahan Haechan sangat bersyukur bertemu mereka yang sama sekali tidak jijik dengan Haechan sekarang, seorang laki-laki yang bisa mengandung.

Ketiga sahabat itu saling menumpah air mata hingga mereka kelelahan.

Yangyang berinisiatif menyelimuti masing-masing. Dia bisa merasakan kesedihan namun sangat sulit baginya ikut menumpahkan bersama. Belajar dari sang ibu yang selalu menyembunyikan tangis, Yangyang tak kalah sedih melihat kondisi Haechan yang sangat kacau usai hari dimana kehamilannya dinyatakan.

Namun dia harus bergerak lebih cepat.

Dia memutuskan akan meminta Mark untuk bertanggung jawab sebagaimana dia bertanggung jawab atas kehamilan Mina Kang.

———

Yangyang menuruni bus yang terhenti di tempat magangnya dahulu. Usai membayar dengan kartu tentunya, Yangyang turun dan berjalan menemui bos Leon Company.

Namun sebuah tangan menahannya, Yangyang menoleh ke belakang. Matanya membola begitu kaget.

"H-hendery ge?!" Pekik Yangyang namun mulutnya ditutup oleh Hendery dan membawanya ke dalam mobil yang terparkir di dekat sana.

Yangyang sangat girang melihat keberadaan Hendery, harusnya dia sedih tapi bagaimanapun melihat Hendery secara nyata saja cukup.

"Ge, aku merindukanmu!" Yangyang memeluk pria itu dengan erat dibalas kembali dengan baik oleh Hendery.

"Bagaimana kabarmu?" Tanya Hendery seraya merapikan poni domba kecilnya sedikit berantakan.

"Baik. Gege bagaimana? Apa gege makan dengan benar?"

Hendery tersenyum menanggapi, "Tentu. Omong-omong ada perlu apa kau ke kantor lagi?"

Wajah Yangyang awalnya berseri perlahan muram. Dia tampak begitu serius saat ini.

"Apa gege bisa menyimpan rahasia?"

Hendery mengerutkan keningnya bingung, "Memangnya kenapa dulu, hm? Kau yang begitu serius begini sepertinya ada sesuatu hal penting."

[Part II] Let's Being A GayWhere stories live. Discover now