San Juu

27.4K 2.9K 314
                                    

Herin menghela nafas sambil mengaduk Americano miliknya karena agak bosan. Gadis pirang itu menggigit pipi bagian dalamnya menatap jalanan yang cukup padat.

"Hei" panggil seseorang yang telah dia tunggu, menoleh kepadanya sambil tersenyum sehingga lesung pipit manis miliknya muncul.

"Hai. Hm, bagaimana kabarmu?" Tanya Herin.

Senyum pilu tersampir di wajah sang lawan bicara, "Well, aku.. seperti yang kubilang padamu lewat telepon"

Dahi Herin mengkerut, "Kau tampak punya masalah. Aku akan lebih senang jika kau bercerita detailnya padaku" —lalu meminum kopinya.

"Kau kenal dia, bukan?" Tanya si pria sambil menunjukkan poto seseorang.

Mata Herin membulat, "Hah, iya! Aku tau dia. Dia rekan magang sahabatku."

Pria itu tersenyum kecil, "Bisa kau jaga dia. Hm, maksudku apa kau tertarik padanya?"

Jangan tanya Herin kebingungan atau tidak, faktanya pria itu berbelit sekali.

"Kau ini kenapa?" Tanya Herin, hingga dia mengingat sesuatu. "Hei bukannya kau bekerja di tempat magangnya? Kau benar-benar aneh"

Pria itu menggeleng pelan.

"Aku.. titipkan dia padamu. Kumohon setidaknya hadir dalam hidupnya, kumohon kali ini. Herin, aku tau kau gadis yang baik terlepas dari image-mu. Gadis baik pantas bersama pemuda baik, right?"

Gadis itu akhirnya paham maksud dari penuturannya, "Mengapa? Jika kau cinta padanya kenapa tidak kau kejar? Kau itu laki-laki, bung!"

Sontak tangan Herin digenggam olehnya. Dia menggelengkan kepala, mengisyaratkan maksudnya.

"Aku akan mengirimkan uang yang besar untuk jasamu. Herin, kau pantas bersamanya" senyuman pria itu mengakhiri perkataannya. Dia segera berdiri dan meninggalkan gadis pirang yang terjebak dalam pemikirannya.

"Hendery!" Teriak Herin begitu sadar dari lamunan, yang dipanggil pun menoleh.

"Jika takdirnya bukan bersamaku jangan salahkan aku." Lanjut Herin yang dibalas kepergian sunyi pria tersebut.

———

Haechan berhadapan dengan komputer dan jadwal-jadwal yang tertuang dalam kertas putih ber-map.

Bulan ini tampaknya promosi gencar-gencaran perusahaan Leon, yang berimbas ke kinerja pegawai intership mendapatkan kesibukan, terlebih dengan posisi Haechan saat ini.

Diseberang meja, Joy bahkan lupa memakai eyeliner dan bb cream di bagian bawah mata sehingga mereka berdua tampak seperti badut panda di  toko-toko ponsel pintar.

"Chan, kau ingin memesan makanan tidak? Aku sedang memesan bulgogi lewat restoran pesan-antar."

Haechan yang dipanggil menoleh, "Hm, aku lupa membawa bekal sih. Tapi aku sedang tidak mood makan.. bolehkah aku pesan minuman saja?"

"Tentu. Kau mau apa?"

"Sama-kan saja dengan noona. Ah, aku menemui bos dulu ya, dia memanggilku." Haechan segera bergegas. Sedangkan Joy, awalnya dia tampak tak begitu peduli. Namun setelahnya dia mencoba mengintip di dinding kaca yang agak blur.

"Kuharap ada tontonan gratis sebelum makananku datang." Ujarnya sambil tersenyum mengerikan.

Usai masuk Haechan mendapati Mark yang bersandar di kursi besarnya dengan mata tertutupi oleh eyeshade.

Tangan Haechan mengetuk meja si bos besar.

"Siapa?" Tanya Mark masih setia denga posisinya.

"Haechan" jawab pemuda itu yang membuat Mark beranjak dari kursi besarnya.

[Part II] Let's Being A GayWhere stories live. Discover now