Hachi

43.8K 4.4K 472
                                    

Sehabis jam magangnya, Haechan berdiri dari kubikel kerjanya.

"Joy noona, aku pulang dulu. Bye" pamit Haechan ke rekannya.

"Hati-hati, Chan"

Haechan setengah berlari menuju lift. Saat pintu lift akan tertutup, tangan kekar menahannya lalu masuklah seseorang yang tidak dia sangka.

"S-sore, Sir" sapa Haechan.

"Hm" balas pria itu.

Keheningan pun terjadi hingga ponsel pemuda itu berdering. Segera Haechan angkat dan menjawab panggilan.

"Hai noona" sapa Haechan.

Pria di sebelahnya menaruh atensi kepada Haechan.

"Baiklah see you" pamit Haechan kepada sosok di seberang ponselnya.

"Kekasihmu?" Tanya pria itu.

Haechan menoleh ke arah pria itu agak terkejut.

"B-bukan—"

Pria tersebut ber-oh-ria.

Ting! Lift pun terhenti.

Segera mereka berdua keluar dari sana.

"Permisi, Sir" pamit Haechan lalu setengah berlari.

Pria yang menatap punggung itu menjauh berdecih. Jika akal sehatnya kalah dari nafsunya, dia bisa saja membuat pemuda itu mendesah tanpa busana dalam lift.

"Sebentar lagi kita akan bersatu, Kim Haechan"

•••

Sehabis pulang dengan bis bersama Yangyang. Haechan segera masuk ke apartnya, membersihkan dirinya.

Jujur, masih terbanyang baginya wangi parfum milik sang bos. Maskulin dan begitu jantan, dan dia rasa harga parfum itu mungkin lebih dari biaya hidupnya sebulan.

"Astaga kenapa kau memikirkan hal bodoh itu, Kim Haechan!"

Dering ponselnya berbunyi lagi.

"Iya noona?"

"Sayang kau dimana~? Apa perlu aku menjemputmu?"

"Tidak perlu Noona. Ini aku mau kesana tunggu saja aku ya"

"Cepat ya sayang"

"Tentu"

Masa bodoh dengan bosnya. Yang jelas  Haechan harus menemui pemesan jasanya malam ini.

———

Bar Wilson, tampak dipenuhi oleh banyak orang yang ingin melepas penat. Semakin malam semakin ramai pula.

Dengan langkah pasti Haechan masuk setelah memperlihatkan kartu pengenalnya kepada bodyguard disana.

Sesampainya, Haechan mencari keberadaan sang noona sambil melepas jaket denim yang ia pakai, menyisakan kaos putih lengan pendek. Tak lupa pula Haechan menyibak poninya memperlihatkan jidat menawan seolah menarik minat wanita-wanita disana.

Setelah mengetahui posisi sang penyewa jasa, Haechan mengambil posisi duduk di samping wanita yang memegang gelas yang berisi Vodca.

"Hai noona" sapa Haechan sambil memeluk bahu wanita itu.

"Oh akhirnya kau datang juga~ Haehanie aku rindu tauuuuuuu~~~" balasnya sambil memeluk tubuh Haechan.

"Aku juga. Kita semakin jarang bertemu semenjak masa koas-mu"

"Huwaaa aku sangat membenci masa-masa itu tau! Makanya sekarang Jisoo noonamu kabur dari rumah sakit hanya untuk menghabiskan waktu bersama Haechanie-ku sayang~"

Haechan terkekeh apalagi saat Jisoo dengan tak sabar menciumi bibirnya.

"Haechanie ayo temani aku minum!" Ajak Jisoo.

Haechan menoleh kepada Jisoo terkejut. Ah perlu diketahui saja jika pemuda itu kadar alkoholnya rendah. Minum dengan Herin saja sudah kalah.

"Hm noona ak—"

"Ayo!—" Jisoo mulai meneguk vodcanya. Dengan brutal dia menciumi Haechan dan membuat Haechan meneguk vodca dari mulutnya. Sehabis meneguk paksa minuman itu Haechan melepaskan ciuman dan terbatuk.

"Haechanie ayo sayang~"

Lagi, Jisoo menciumi paksa Haechan untuk minum cairan itu tanpa bisa menolak.

Semakin lama pening menggerayangi kepala pemuda itu. Tapi entah kenapa minuman itu membuatnya ingin mencoba lagi.

Seolah tau, Jisoo memanggil pelayan untuk meminta gelas dan botol vodca lagi.

"Nah ini untuk Haechanieku" Jisoo pun memberikan gelas yang berisi Vodca. Tanpa basa basi segera diteguk oleh pemuda yang hampir kehilangan kontrol dirinya.

Disaat inilah mereka saling bercumbu, meski Jisoo yang memulai namun insting jantan Haechan masih sadar sehingga mereka saling memadu kasih meski dalam keadaan kurang sadar.

"Permisi nona" suara itu sukses membuat Jisoo berhenti dengan kesal menatap sosok yang menginterupsi kegiatannya.

Matanya terbuka lebar begitu mengetahui sosok yang menggangu kegiatannya.

"Pemuda ini bawahanku dan tidak seharusnya dia ada di tempat ini karena ia bekerja besok. Permisi" ujarnya sambil mengadah tubuh Haechan yang sudah hilang kontrol.

"Hendery selesaikan wanita ini" gumam pria dengan setelan lengkap pada pria di belakangnya.

Yang diperintahkan mengangguk dan mulai menjalankan aksinya.

Dia membawa tubuh pemuda itu menuju bagian belakang bar. Mendorong hingga ke tembok bangunan bar.

Mengukung pemuda yang kehilangan kontrol tubuhnya, menahan tubuh itu. Pria itu segera mempertemukan bibirnya ke bibir pink yang sialannya begitu lembut.

Tak sia-sia bahkan dia menggigit bibir bawah pemuda itu hingga mengeluarkan cairan dengan bau anyir, dan malah menjilatinya.

Tangan kekarnya tak segan-segan masuk ke kaos yang Haechan gunakan. Hingga titik sensitif Haechan tersentuh. Dia pun menyingkap kaos tersebut mendapati puting pink yang menggoda untuk dinikmati.

"Ah sial—" sehabis mengumpat dia mulai menjilati dan menggigit puting mungil itu.

Merasa sakit, Haechan mendesah lemah tanpa bisa melihat apa yang dilakukan oleh sosok dihadapannya. Yang jelas dadanya terasa sakit.

Akibatnya bibirnya dibungkam kasar oleh cumbuan kuat. Bersamaan dengan dadanya yang lain merasa sakit karena dipilin, ditekan hingga ditarik oleh tangan kurang ajar.

"Kau tau hm? Aku ingin sekali membuat lubangmu hancur disini. Tapi melakukannya dalam kesadaran penuh akan lebih baik" bisik pria itu tepat ditelinga Haechan, sebelum Haechan benar-benar kehilangan kesadarannya dan ambruk dalam pelukan pria itu.

"Haechan Kim, kau begitu nikmat sayang~"

TBC

•••

Nah ini mulai detik-detik nih
Jadi kalian musti sabar dulu ya minna-san
Gi lagi ngisi energi buat lanjutinnya plus Gi keknya mau fokus dulu lanjutin Mr. Lee yang terbangkalai~

See you n wait for me yahhhh <3

VOTE n COMMENT JUSEYO

[🐻🐯]←(°√°(←|→)°√°)→ [🐻🐯]

[Part II] Let's Being A GayWhere stories live. Discover now