Go Juu Go

17.8K 2K 445
                                    

Diana menggaruk hidungnya yang gatal. Setengah menahan kantuk melihat ke jalanan.

"Daddy kita kapan sampai?" Tanyanya dengan mata mengantuk. Pria itu melirik gemas pada anaknya, mencubit pipi manis Diana.

"Cakit, dadddd"

Mark menghentikan mobilnya usai memasuki kawasan parkir. Mematikan mesin mobilnya, lalu turun dan membuka pintu di sisi Diana.

"Silahkan turun, my lil princess" ujar Mark bak gaya seorang butler kerajaan. Diana menatap lurus ayahnya, dengan pipi yang menggembung. Merentangkan kedua tangannya ke depan Mark.

"Gendong~!" pinta gadis kecil itu dalam nada manjanya. Mark mengulas senyum, menuruti kata anaknya.

Mark melangkah kakinya memasuki restoran dikawasan elit tentunya.

Dia berbincang dengan pramusaji yang berdiri di depan pintu masuk menayakan nomor mejanya. Prasmusaji itu membalas baik lalu mengantarkan Mark ke posisi yang dimaksud.

Mark tersenyum menatap perempuan itu begitupula sebaliknya. Sedangkan Diana sudah hilang kantuknya, memandang perempuan yang saling berbagi senyum kepada daddy-nya.

"Hai, Mark" sapa perempuan itu.

"Hai—"

"Daddy!" Ujar Diana menghentikan gerak mulut Mark. Tangan kecil Diana menutup mulut Daddy-nya agar tidak lanjut bicara pada perempuan itu. Entahlah Diana merasa cemburu jika Daddy-nya memamerkan senyum menawan pada orang asing apalagi manusia yang berkelamin wanita.

Perempuan itu menatap gemas pada Diana, menghela nafas.

"Aku tidak akan menculik Daddy-mu, sweety" Kata perempuan itu.

Perlahan Diana menurunkan tangannya tidak dengan matanya yang masih menatap lekat perempuan itu dengan raut galak yang jatuhnya terlihat menggemaskan bagi orang-orang yang melihatnya.

Mark sendiri sudah cengar-cengir melihat raut putrinya. Ah, makin-makin Mark jadi rindu papa Diana-nya, kan.

Dia menurunkan tubuh mungil Diana yang sekarang sedang berpangku tangan setelah mengambil duduk di hadapan wanita itu. Sedangkan seorang bocah laki-laki di samping wanita itu menunduk, menatap takut pada Diana yang memamerkan wajah cemberutnya.

Mark tersenyum tipis, lalu mengarah kepada bocah laki-laki.

"Hai Marco! Apa kabarmu, nak?" Sapa Mark dengan hangat.

Marco— bocah laki-laki sedari tadi menunduk itu sekarang menegakkan wajahnya. Menatap sang ayah, dengan senyum kecilnya.

"Hai Daddy, a-aku baik..." jawab Marco dengan nyali sedikit ciut karena sekarang mata Diana melotot kepadanya.

"HAH, DADDY?!" pekik gadis bersurai legam itu. Sedangkan wanita di depannya sudah tertawa melihat ekspresi Diana yang melampaui ekspestasinya.

Mark meneguk ludah, meski dia adalah pria dewasa rasanya tetap menyulitkan menjelaskan apapun kepada putrinya itu.

'ini terlalu cepat' —batin Mark.

"Mark, ini terlalu cepat untuk seusia mereka haha~ tapi lebih baik gadis cantik ini tau duluan, bukan?" ujar wanita itu yang hanya dipandang kosong oleh otak-otak mini dua bocah di sana.

"Cepat apanya, mom?" tanya Marco yang merasa tak paham apapun dijelaskan ibunya sedari datang.

"Minta Daddy-mu menjelaskan, sayang. Mommy tidak punya kuasa untuk itu. Benar kan, Mark?" Balasnya mengelus surai sang putra lalu melempar pandangan kepada pria dewasa di sana.

[Part II] Let's Being A GayWhere stories live. Discover now