24. 👈👉

58 18 38
                                    

Seberapa tinggi aku harus berharap?

Setinggi black mountainkah aku harus siap dijatuhkan?

***

Ini misteri terbentuknya puncak black mountain. Kalo kalian suka banget sama dunia fantasi, fiks ini cucuocok banget.

Jarang-jarang kan dapet pengetahuan dari aku, ehe. 😀

__Substitusi__

"Saya mau keinginan itu terwujud,"

"Saya ingin dia mati,"

"Saya harus merebut semuanya yang dia miliki."

Keinginan dan obsesi selalu saja keluar dari mulut seorang wanita yang bekerja sebagai wanita penghibur. Wajahnya memang tak secantik yang lain, kulitnya hitam, rambut acak-acakan karena tidak pernah memiliki uang untuk perawatan.

Wanita yang berumuran sekitar dua puluh tujuh tahun itu terlalu obsesi pada laki-laki yang sangat ia cintai, namun sudah memiliki istri.

Pada suatu hari di masa silam, wanita itu pergi menemui seorang dukun untuk meminta susuk dan santet. Dengan wajah dan tubuh lemahnya, ia berjalan dan memasuki sebuah hutan lebat.

Wanita itu tak pernah merasa ketakutan. Demi mendapatkan seluruh keinginannya, ia rela masuk ke hutan belantara untuk menemukan kediaman sang dukun.

"Ini pasti rumahnya," ucap wanita itu tersenyum girang.

Dia berjalan ke arah pintu hendak membukanya, namun pintu itu langsung terbuka sendiri.

Hahahaha.

Terdengar suara tawa yang menyeramkan, hampir seisi rumah itu di liputi oleh barang-barang angker. Lagi-lagi wanita itu hanya bisa melanjutkan tujuannya, dan sekarang ia berhenti tepat di meja persembahan.

Di sana sudah ada seorang pria yang tengah bermeditasi dengan pakaian hitam, topi hitam dan kalung hitam besar di lehernya. Dia adalah Ki Halifkapan atau sering disebut sebagai Mbah Halif.

"Ada keperluan apa anda datang menemui saya?" tanya Mbah Halif.

"Saya ingin Mbah membunuh seseorang. Saya ingin menjadi cantik dan satu hal lagi, saya ingin laki-laki yang saya cintai menjadi milik saya selamanya."

Mbah Halif menaburkan tujuh kembang ke dalam air, lalu ia membaca mantra dengan khusyuk sambil menengadahkan tangannya. Kemudian, Mbah Halif pun menatap wanita itu dengan wajah ngerinya.

"Pergilah ke sebuah sungai yang airnya mengalir pada dua bagian. Bagian kanan bernama Black, sedangkan yang kiri bernama Mountain. Di sana kamu bisa mengucapkan segala macam permohonan. Tapi ingat! Jika permohonan itu terkabul, maka sang penunggu akan meminta imbalan. Apa anda sanggup menerima konsekuensinya?"

Dia menjawab, "saya sanggup menerima setiap konsekuensi yang harus saya tanggung."

Mbah Halif mengambil jimat hitamnya lalu memberikannya kepada wanita itu.

"Kalung ini akan menuntun langkahmu menuju ke sana. Ketika anda sudah sampai, ucapkan mantra di dalam bingkisan ini lalu lemparkan kalung yang saya berikan ke tempat sungai yang bernama Black. Ingat, jangan sampai salah sasaran karena akibatnya akan sangat fatal."

SUBSTITUSI (Sudah Terbit✔)Where stories live. Discover now