41. 👈👉

29 4 17
                                    

Doronglah aku untuk menekan debu kejahatan. Kembali mengikhlaskan semuanya dan berbaring mengalahkan perasaan dendam.

_SUBSTITUSI_

"Ayo berangkat, sayang. Nanti kita telat," ruah Glen memanggil anak kesayangannya sejak tadi pagi, ia tidak ingin hari ini menjadi kesan yang buruk, pokoknya di pagi ini rencananya untuk memberi kejutan kepada Jesi harus berjalan dengan lancar.

"Bentar, yah, kita mau kemana sih?" tanya Jesi yang tengah keluar dari ruangan atas, ia menuruni tangga dengan cepat lalu berlari mendapati ayahnya.

"Capek ya putri Ayah?" tanya Glen dan Jesi tak menyahut karena nafasnya sedang tersenggal.

"Itu di atas meja, barang milik kamu. Cepat ganti baju sana, udah mandi kan?" goda Glen membuat Jesi menyunggingkan bibirnya.

"Ih ayah, Jesi udah mandi tau. Emang ayah, dasar!" balas Jesi membuat Glen tersenyum.

"Iya iya, siapa dulu dong anaknya Ayah Glen. Yaudah sana, buka kadonya terus barangnya langsung dipakai." perintah Glen sambil merapikan kemejanya sendiri, jelaslah sendiri karena Glen tidak ingin tangan kotor Riana menyentuh tubuhnya.

"Siap, ayah."

Jesi langsung berjalan menuju kamarnya lagi, ia membuka Tote bag dengan hati-hati dan mendapati sebuah pakaian didalamnya, oh tidak, lebih tepatnya lagi itu adalah seragam sekolah.

Jesi langsung tersenyum ceria. "Udah lama gak pernah pakai pakaian kek gini. Kalo diliatin, aku makin kangen deh sama sekolah," ucap Jesi tiba-tiba teringat akan masa lalunya, dimana ia harus dikeluarkan dari sekolah secara paksa dikarenakan kehendak orang tua angkatnya.

Jesi memeluk seragam itu, mencium wanginya yang masih tertempel jelas di sana, Jesi tahu seragam itu masih baru dan sengaja dibelikan Glen untuknya.

Setelah selesai memeluk erat seragam itu, Jesi pun segera berkemas dan memakai seragamnya dengan hati berbunga-bunga.

Jesi menatap dirinya di dalam cermin, menyentuh name tag yang tertera di saku sebelah kiri.

"Mulai hari ini, aku janji akan menjadi gadis yang kuat buat Ayah, kak Ando, Christof dan semua orang yang pernah menyakiti ku. Aku tidak akan menaruh dendam pada siapa pun, demi semuanya aku janji akan memaafkan kesalahan mereka meskipun hal itu tak mudah dilakukan." ucap Jesi.

"Tuhan, terimakasih. Terimakasih sudah mengembalikan semuanya." kata Jesi lalu mengambil tas sekolah baru dan pergi menemui ayahnya.

Jesi berjalan dengan langkah merancak sambil menari-nari kecil, Glen yang menatapnya langsung tersenyum.

"Ayah, ayo buruan berangkat, nanti telat lho," Harusnya perkataan itu adalah ucapan yang keluar dari mulut ayahnya, tapi karena Jesi yang terlalu girang maka giliran anak itulah yang memerintah ayahnya.

"Dasar putri ayah yang manja, siapa yang kerja, siapa yang takut telat,"

Seketika Jesi yang tadinya sudah melampaui pintu malah berbalik lagi, mengintip ayahnya dari sela pintu sambil tersenyum renyah.

"Buruan Ayah," ucap Jesi lalu Glen segera menyusul anaknya.

Glen dan Jesi berjalan beriringan, namun tiba-tiba terdengar suara klakson mobil yang mengarah ke rumah mereka.

SUBSTITUSI (Sudah Terbit✔)Where stories live. Discover now