23. 👈👉

55 19 48
                                    

Mengapa menggantikanmu sama seperti memindahkan black mountain? Terasa mustahil namun harus di lakukan.

👣👣👣

Hari ini, kebahagiaan itu kembali sirna dalam hitungan detik, dilenyapkan dalam hitungan jemari.

Sedikit kebahagiaan yang telah di genggam sebentar, namun harus dirampas oleh seseorang yang berhak memilikinya.

Tapi, apa Jesi tak pantas menyandang surat bahagia itu?

Sekarang Jesi telah berdiri menatap dua orang yang saling melingkarkan cincin pada jari manisnya.

Apa yang pernah ia khayalkan menjadi sirna. Impian untuk pergi dari kastil bersama Christof, kini hanyalah keinginan semu yang tak mungkin menjadi kenyataan.

"Meski kita bersama sekalipun, aku tetap tahu bahwa memilikimu itu seperti menggenggam hujan, sulit untuk bertahan. Dan aku juga sadar bahwa menggantikan mu itu seperti memindahkan black mountain, mustahil untuk dilakukan." batin Jesi.

Setelah rangkaian acara itu selesai, semua orang pun sibuk beranjak pergi kecuali Jesi yang saat ini masih betah berdiri di balik peraduan kursi paling belakang.

Gadis itu, dia tidak berani mendekati manusia yang sedang berbahagia. Namun percuma saja, karena Christof mengalihkan pandangannya menatap Jesi dengan tatapan penuh penyesalan.

Christof berjalan meninggalkan Santi yang sedang bersama ibunya, lalu melangkah dan menghampiri Jesi. Dalam pertunangan kali ini, Christof hadir berperan sebagai pria yang sebatang kara, tak ada Ayah karena ia sudah meninggal dan tidak ada sosok Ibu karena wanita itu telah pergi entah kemana.

Dan Santi? Perempuan itu hanya memiliki sang ibu sebagai sandarannya selama ini. Santi beruntung meskipun ia anak yatim piatu, namun hidupnya dipenuhi oleh kasih sayang.

Santi membiarkan saja langkah Christof yang kini sudah setara dengan Jesi, baginya mau bagaimana lagi perasaan itu tumbuh, mereka tidak akan mungkin untuk bersama. Menurut kehendak Yang Maha Kuasa, Christof telah dipilihkannya untuk Santi.

"Calon suamimu?" lontar sang ibu pada anaknya.

"Biarkan dia menyelesaikan apa yang seharusnya ia tuntaskan hari ini." sahut Santi enteng.

Christof menatap wajah Jesi sangat lama, begitu pun sebaliknya.

Selesai saling menatap, Christof dan Jesi masih terus diam dalam waktu yang lama. Mendadak, segala hal yang ingin dibicarakan menjadi tertahan di dalam mulut mereka.

Jesi mengulurkan tangannya ke hadapan Christof. Bukannya menyambut uluran tangan itu, Christof hanya menatapnya dengan serius.

"Kamu kenapa tidak mau menerima uluran tanganku? Apa wanita itu sudah membuatmu begitu jatuh cinta? Apakah singgasanaku dihatimu telah digantikan oleh dia?" tanya Jesi sambil menatap Christof dengan miris.

"Tidak mungkin," sahut Christof membuat Jesi menghela nafas pendeknya.

"Selamat kamu sukses menghancurkan hatiku, dan juga sukses menghancurkan tubuh gadis itu." ucap Jesi menyindir.

Christof mendecap kesal saat mendengar ucapan Jesi, ia langsung menyentuh jemari gadis itu lembut.

"Semuanya masih bisa diperbaiki. Kesalahpahaman ini bisa kita usut bersama. Kamu masih mikir kalau aku ini brengsek?" tanya Christof membuat Jesi langsung menatapnya pasrah.

SUBSTITUSI (Sudah Terbit✔)Where stories live. Discover now