9. 👈👉

97 32 62
                                    

[Seorang penulis bijak akan tahu bagaimana caranya menghargai sebuah karya]

_Happy Reading!

***

Semua aset berharga milik ku telah diambil oleh-nya.

***

Hari demi hari berlalu, kini kondisi Jesi semakin baik. Jesi hanya menatap kosong liontinnya sambil rebahan di ranjang pasien.

Tok! Tok! Tok!

"Boleh saya masuk?" Ando mengintip dari luar sambil membawa buah tangan untuk Jesi.

Gadis itu pun mengangguk.

Ando membuka pintu. Dia berjalan ke ranjang Jesi lalu meletakan buah-buahan di atas meja.

"Bagaimana keadaanmu? Apa masih sakit?" Ando replax memegang tangan Jesi. Kini, ia telah duduk di kursi.

Jesi menghela nafas berat, melepaskan tangan Ando yang menyentuh jemarinya. Dia akan sedikit gugup ketika bercengkrama dengan orang asing.

"Gak usah takut. Aku Ando, aku hanya ingin minta maaf karena telah menabrak mu." Ando menawarkan salam keramahan, namun Jesi hanya mematung. Ando pun menarik kembali tangannya.

"Rumah kamu dimana? Biar aku bisa mengantar mu pulang." Tawar Ando tersenyum ikhlas.

Jesi ikut tersenyum menatap lelaki yang sudah setia merawatnya sejak seminggu yang lalu. Hal kecil yang dia lakukan sudah membuat Jesi menimbun simpati.

"Black Mountain." Sahut Jesi.

Reaksi cepat dari Ando membuatnya membelakkan mata. Ando begitu terkejut ketika mendengar jawaban Jesi.

Sudah saya bilang? 'Black Mountain', adalah gunung anker yang diselimuti oleh binatang karnivora, tumbuhan yang bergerak dan makhluk-makhluk goib. Jadi, kenapa Jesi mampu bertahan hidup disana? Karena Jesi terganggu psikologis nya, dia hampir gila. Jesi masih hidup karena Tuhan yang berkehendak.

"Black Mountain? Are you seriously?"

Jesi mengangguk.

"Kamu manusia, bukan? Kenapa tinggal disana?"

Jesi menggeleng pasrah. "Aku punya nama. Aku Jesi. Tentu saja, aku manusia. Sama seperti kalian." Ucap Jesi.

Ando memutar bola matanya. Dia sangat menikmati kebingungan itu, tubuhnya mulai menggigil sendiri. Tapi dia tidak takut, malahan dia semakin mendekati Jesi. Lebih dekat lagi!

"Aku akan mengantar mu pulang."

DrtDrtt.

Ando mengambil ponsel Jesi yang sempat ia simpan. Ando memberikan ponsel itu kepada Jesi.

"Ponselmu berbunyi." Ucap Ando sambil melihat Jesi yang kini telah mengambil ponselnya.

Ando diam, dia membiarkan Jesi menatap fokus ponselnya.

"Ka-k Ju-Julia." Desis Jesi seraya meneteskan air mata.

"Kenapa?" Tanya Ando.

SUBSTITUSI (Sudah Terbit✔)Where stories live. Discover now