38. 👈👉

38 6 31
                                    

Sepertinya--- hari ini gemuruh itu datang, dan aku pasti akan menangis. Menangis untuk kesekian kalinya, tanpa ada penolong.

***

"Welcome to home, my princess!"

Glen membukakan pintu rumah yang terlihat seperti gedung kerajaan, halamannya begitu luas dan seisi rumah itu penuh oleh barang-barang elit. Jujur, rumah itu terlalu glamour bagi Jesi yang selama ini terbiasa dengan hidup sederhana.

"Rumahnya besar banget, om. Kalo di gunung mah, pas banget buat dijadiin kraton." takjub Jesi dengan mata berbinar-binar.

Glen berjongkok sambil memegang kedua pundak Jesi.

"Panggil aku dengan sebutan Ayah. Mulai hari ini, kita mulai semuanya dari awal, dan lupakan bahwa Jesi pernah dikucilkan di kaki gunung." jelas Glen tanpa menghilangkan senyumnya.

Jesi terkekeh mendengarnya, ia pun tersenyum.

"Iya om, eh maksudnya ayah."

Glen mengacak rambut panjang Jesi, gemas. Sudah begitu lama berpisah dengan anak kandungnya, jadi tak heran jika Jesi sedikit canggung memanggilnya dengan sebutan Ayah.

"Lain kali berlatih lagi, ayah tunggu kesiapan kamu untuk menjadi anak ayah." jelas Glen dengan tulus.

Jesi mengangguk.

"Baiklah, Jesi akan berusaha menjadi anak yang baik dan membanggakan buat Ayah." ucapnya sambil mengangkat kedua tangannya ala-ala penjuang.

"Pinter,"

Karena merasa peka akan Riana yang sejak tadi terus diam dan tak menyambut kedatangan Jesi dengan hangat, Glen pun segera menoleh ke arah istrinya yang sedang melipatkan kedua tangannya di dada, merasa arogan.

"Anda tidak berniat memberikan penghormatan kepada putriku?" ucap Glen menatap tak suka dengan kelakuan Riana.

"Cih, untuk apa aku menyambut gadis dekil dan miskin itu." umpat Riana.

"Sialan! Wanita kotor itu kamu, bukan putriku. Cepat minta maaf padanya!"

"Denger ya mas, aku adalah nyonya di rumah ini. Dan dia...." tunjuknya pada Jesi. "Apa kau yakin dia anakmu, heh?"

"Kurang ajar, akan ku buat mulutmu itu tak bisa lagi mengumpat."

Jesi langsung menghentikan tindakan Glen.

"Ayah, jangan. Jesi gak papa kok, mungkin ini emang salah Jesi karena udah ganggu kebahagiaan keluarga Ayah. Kalo gitu, Jesi gak usah aja tinggal di sini."

Glen menggengam jemari Jesi, melarangnya pergi.

"Kamu tidak boleh pergi, ini rumahmu dan seluruh isinya adalah hak kamu karena sebentar lagi kamu akan menggantikan posisi ayah di perusahaan. Kamu adalah pewaris tunggal harta kekayaanku." jelas Glen membuat Riana terkejut.

"Mas, kamu gak boleh gitu dong. Selama ini aku dan Ando yang sudah menemanimu di sini, harusnya Ando yang menjadi....."

"Saya tau, tapi saya juga sadar kalo kalian tinggal di sini karena harta." potong Glen dengan cepat.

SUBSTITUSI (Sudah Terbit✔)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz