Mimpi

15.4K 847 24
                                    

Hazel coklat Adam menatap langit-langit kamarnya. Alangkah baiknya jika perasaannya pada gadis berjilbab merah maron itu hanya sekejap seperti biasa yang terjadi sebelumnya dengan banyak wanita dihidupnya .
"Dunia mereka penuh batasan yang gak bakalan lo mampu masuki Sob! Lagian mungkin Lo lagi jenuh aja sama cewek-cewek biasa jadi pengen yang beda!" Jelas Ega santai sembari mengotak-atik laptop ditangannya.
"Hmm terdengar klise mungkin saat seorang pemuda biasa kayak gue jatuh hati sama wanita soleha."
"Kayak itu nah, movie yang lagi hits, religi bioskop. Lagian ini cuma sesaat bagi loe!"Tegas Ega berusaha meyakinkan.
"Gimana sesaat klo Wajah tu cewek slalu ada di pikiran gue. Buat nyesek! "Jelas Adam frustasi menjambak pelan rambutnya.
"Mungkin karna Lo lagi Jomblo plus di tambah skripsi yang gak kelar. Gimana klo Ntar malem kita nongkrong Sob buat ilangi stres?!, oke deal!!" Ajak Ega bersemangat. Sejak fokus pada skripsi, dua pemuda itu tidak lagi nongkrong bareng club mobil mereka.
"Gak ah!" Tolak Adam sembari merebahkan tubuhnya di ranjang.
"Anak-anak uda pada chat gue, mereka kangen gabung kita. Lagian gue kagum sama Lo karna jarang ada mahasiswa berprestasi tapi juga asyik di ajak bergaul, jadi jangan karna satu cewek buat Lo jadi Adam yang lain. Ok? Gue nongkrong dulu, klo Lo uda mood, susul ditempat biasa!" Jelas Ega berlalu pergi.
 
Now...
 
(Syair)
Suamiku...
kugoreskan tulus rahasia indah hatiku utkmu, tentang semua kisah bahagia yg kau cipta dalam hidupku..
Suamiku...
Saat kau halalkanku untuk bathin ragamu, sejak itu hanya ada kau satu dihatiku, menjadi kekasih halalmu hadiah cantik dihidupku..
Suamiku...
Taukah engkau tentang mengapa masa laluku memudar?
Yah, itu karena tiada hadirmu disana sedang semua masaku denganmu menjadi goresan takdir indahku..
Suamiku..
Taukah engkau betapa syukurku atas diriku yang tercipta utkmu?
Mata hatimu yang terjaga dari yang haram, menenangkan cemburuku.. Cinta tulusmu yang bersahaja begitu hangat menjagaku dalam kehormatanku..
Suamiku...
Aku tak ingin hidangan mewah jika harus kehilangan senyum manis lembut tuturmu, tak butuh perhiasan memukau jika harus melepas cinta karna Allah yang kau tawarkan untukku, tak perlu istana megah yang tak sebanding dengan pelukan hangatmu yang tenangkanku..
Suamiku...
Taukah  engkau betapa inginku untuk slalu disisimu? Maka tetaplah menjadi halal untukku sampai akhir nafasku..
 
Adam merapikan anakan rambut Salma yang tiba-tiba terjaga dari tidurnya.
"Apa ini hobi baru suamiku? mencuri kesempatan saat istrinya tertidur ?Ledek Salma tersenyum menyipitkan mata kecilnya.
"Hobi berkahkan, saat seorang suami menikmati kecantikan istrinya?" Balas Adam menggoda.
"Hmm Genit ah!!"Salma beranjak dengan rona merah di wajahnya.
Adam melirik manja ke arah Salma saat menikmati makan malamnya. Adam selalu merasa beruntungnya bisa menikahi wanita multitalenta itu.
"Apa tema ceramah tadi?" Tanya Adam menguji. Terlihat Salmah menatap serius sambil berfikir lama.
"Ta'adud (poligami)"Salmah tersenyum menggoda.
"Hmm.."Adam terlihat tidak tertarik.
"Hawa sudah sampai tadi siang  di rumah Mama. Kata Marwah dia makin cantik dengan hijab panjangnya. "Jelas Salmah melirik ekspresi canggung Adam.
"Apa sudah selesai pendidikannya?" Tanya Adam mencoba tenang.
"Ya. Muslimah plus Mahasiswi Univ. Kairo. Keren ya masyaAllah." Ujar Salmah bersemangat.
“ Allah melihat bagaimana seorang hamba berilmu dan mengamalkannya ,itu yang terpenting.”Jelas Adam tenang.
 
Hawa dilahirkan pada tanggal dan bulan yang sama dengan sepupunya Adam. Berharap keduanya berjodoh, orang tua Hawa memberi nama putri tunggalnya dengan Hawa. Gadis cerdas itu terlahir 6 tahun lebih muda dari sepupunya. Sejak kecil Adam begitu akrab dan menyayangi Hawa seperti adiknya sendiri sampai saat itu tiba, ketika Hawa memelas meminta Adam menikahinya. Saat itu Adam menganggapnya hanya sebuah lelucon, hingga memberi syarat untuk Hawa menyelesaikan pendidikan di luar negeri. Dan itu semua dilakukan Hawa untuk bisa menuntut Adam memenuhi janjinya.
"Gak enak ya Mas masakannya?" Tanya Salma membuyarkan lamunan suaminya.
"Enak kok!"Adam terlihat gugup.
"Kok lesu kayaknya makannya, jadi kirain gak enak. Mikirin Hawa ya?” Tebak Salma membuat Adam gelabakan. “Kapan Ana bisa bertemu Hawa? Dan semoga ini menjadi pertemuan pertama kami yang berberkah, insyaAllah “Jelas Salmah mencoba mengalihkan.
"Nanti Mas cari waktu luang Insyaallah. Qodarulloh (takdir Alloh) banyak kerjaan belakangan ini" Jelas Adam cuek.
Apa cemburu itu bagian dari cinta? Saat seorang 'Aisyah bahkan mencemburui Khodijah yang tiada lagi disisi suaminya. Saat 'Aisyah membuang kiriman makanan dari madunya untuk suaminya. Namun fitroh itu masih dalam batas kewajaran, cemburu yang tidak membuatnya mendzolimi hak siapapun...Monolog bathin Salma yang membuatnya tersenyum perlahan. Semua siroh (kisah) terdahulu para hamba sholeh/a selalu terlihat begitu manis dan menenangkan hati.
 
Flashback..
Dirumah Mertua.
Salma menatap lama goresan kata di meja belajar Adam dulu yang masih ada di kamar. Kumpulan beberapa kata. 'Adam dan Hawa diciptakan untuk bertemu dan bersama. Begitu pun Hawa harap untuk takdir kita Mas Adam. Love U..'
 
"Itu ditulis Hawa, sepupu usilnya Adam" Jelas Mama mertua yang tiba-tiba muncul dengan segelas lemon tea di tangannya.
"Oh iya Ma! Bagus sekali tulisannya! masyaAllah!" Puji Salma mengalihkan.
"Hawa memang kayak perangko. Lengket mulu sama Adam. Maklum mereka sering main bareng kayak kakak-adik waktu kecil. Bahkan gitu Hawa lahir, Adam yang waktu itu berusia 6 tahun nunggui mulu. Dikiranya adiknya, sampe Tante Mira Mamanya Hawa gak di kasih bawa anaknya pulang hee..."Jelas Mama tertawa kecil mengulang memori kelucuan Adam.
"Hmmm.."Salmah tersenyum tulus.
"Waktu denger Adam nikah. Hawa ngambek setahun, gak mau di hubungi siapa pun. Mama juga gak tau kok segitu lugunya si Hawa. Uda di jelasin klo Adam anggep dia adik, tapi ngenyel minta dinikahi terus!" Jelas Mama tersenyum.
“Emang Mama setuju?” Tanya Salma tersenyum.
“Ada-ada aja kamu tuh!! Lucu tau nikahi sepupu!.”
"Sepupu itu bukan mahrom jadi bisa nikah Ma!"Jelas Salmah memegang ukiran tulisan itu.
"Ya, tapi Adam cintanya Cuma sama kamu!. Cinta berat!"Jelas Mama membelai lembut rambut Salmah yang kemudian meninggalkannya di kamar Adam dulu.
"Kok asik banget cerita sama Mama kayaknya?! Uda makan?" Adam tiba-tiba muncul.
"Mas uda makan? Ana siapi ya?” Tanya Salma balik, Salma yang mulai beranjak namun Adam segera menahannya.
”Uda makan tadi di kantor. Besok kita uda bisa pindah kerumah barunya." Jelas Adam duduk di samping Salma.
"Alhamdulillah. Tapi apa kita gak lebih baik tinggal di sini biar ana bisa merawat orang tua Mas, karena bagaimana pun cuma Mas anak mereka. "Jelas Salma menatap dalam suami barunya.
"Mama sama Papa udah ridho. Lagian cuma 500 meter jaraknya "Jelas Adam tersenyum. Semakin besar rasa syukur di hatinya saat semakin mengenal sosok pribadi Salma, tidak hanya bisa menerima dan memperlakukan baik dirinya sebagai suami namun juga kedua orang tuanya.
“Abis ngobrol apa sama Mama tadi?
“Mau tau?” Canda Salma mengkerutkan dahinya serius. Adam pun mengangguk yakin. “Ini! (Menunjuk ke meja), Lagi baca tulisan Hawa. Romantis masyaAllah. Apa dia gadis yang manis? lebih ranum pastinya dari ana  ." Goda Salmah dengan senyuman.
"Dia gadis kecil yang usil, jadi nulis aneh-aneh gini. "
"Gadis kecil? sekarang uda wanita Mas!"
"Lalu??" Tanya Adam tenang sembari meraih jemari tangan Salmah dan menggenggamnya lembut.
Salmah terlihat canggung, rona merah di wajahnya mengisyaratkan rasa malu wanita berlesung pipi itu. Perlahan Adam membawa Salmah ke dalam pelukannya.
"Cemburu?” Tebak Adam tersenyum memeluk. “Maka tidak akan ada tempat lagi untuk wanita lain di hati ini" Ujar lembut Adam.
Salma masih terlihat begitu canggung membalas pelukan pria yang baru dua minggu ada disisinya itu.
 
Now..
Salma menatap wajah pulas Adam. Wajah imut mendominasi ketampanan suaminya. Setelah mengambil wudhu, Salma memilih mendahului membasahi lisannya dengan membaca kalamulloh untuk menenangkan hatinya dari percikan was-was syetan atas rasa khawatir dan membatasi rasa cemburunya sebatas yang dibolehkan.
Setelah merasa tenang, kekhusyukan itu terbentuk dalam gerakan-gerakan sholat lail (malam).
Bagaimana hati ini menjadi begitu munafiq dihadapanMu ya Alloh. Lisan berucap Ikhlas atas syariat Ta'adudMu, namun hati memberontak bahkan hanya dengan membayangkannya saja. Tidak ada kepemilikan abadi untuk makhluk mana pun. Semua hanya titipanMu, seorang anak untuk orang tuanya, seorang suami untuk istrinya, semua hanya titipan. Hamba mohon padaMu sang penguasa hati, Tundukkan hati ini atas syariatMu, jadikan Hamba istri sholiha yang membantu suami hamba bertaqwa padaMu, jadikan suami hamba ridho atas hamba sebagai istrinya karna sungguh hamba berharap semua pintu surga terbuka untuk hamba karna menjadi istri soliha. Amiin..
 
Adam terdiam di sisi ranjangnya. Mimpi buruk membuatnya terjaga. Setelah meludah kecil ke arah kirinya, Adam beranjak membasuh wajahnya dengan air wudhu. Bagaimana pun Adam tidak akan pernah menceritakan mimpi buruk itu pada siapapun karena Pesan Rasululloh. ( hadits Abu Sa'id Al-Khudri radhiyallahu 'anhu yang diriwayatkan Al-Imam Al-Bukhari rahimahullahu: “Bila seseorang dari kalian bermimpi perkara yang dibencinya (mimpi buruk) maka hanyalah mimpi itu dari setan. Karena itu, hendaklah ia berlindung kepada Allah dari kejelekan mimpi tersebut dan janganlah ia ceritakan mimpinya kepada seorang pun.Sungguh mimpi itu tidak akan memudaratkannya.")
 
Adam menatap kosong Salma dihadapannya.
"'Afwan Mas gak nge.."
Adam memeluk Salma spontan dan mengecup kening istrinya lembut.
"Tidurlah kembali." Pinta Adam sembari beranjak ke mushola kecil.
 
Mimpi itu..
Adam berdiri tepat di depan musholla kampus Salma. Menunggu Kehadiran wanita pujaannya. Tiba-tiba Salmah muncul dengan senyuman manisnya, mendekat berdiri di hadapan Adam.
"Assalamu'Alaykum suamiku!" Sapa Salma lembut, dengan senang Adam menjawab dan memeluk erat tubuh Salma yang tiba-tiba melepaskan pelukan Adam. Adam tersentak saat Salma menyatukan tangan Adam dengan tangan seorang wanita yang tiba-tiba berdiri di sampingnya.
Adam menatap dalam Salma, isyarat memohon penjelasan. Namun Salma hanya tersenyum dan meraih tangan lain untuk di pegangkan ke tangan Adam satu lagi. Kedua wanita disisi kanan kiri Adam tidak terlihat wajahnya.
Salma tersenyum dan berjalan menjauh meninggalkan Adam yang kemudian mencoba melepas genggaman tangan kedua wanita di sisinya namun tidak bisa, sedang Salma semakin berjalan menjauh. 'Tunggu! tunggu Zaujatii!!' Jerit Adam dengan tetesan air matanya namun Salma benar-benar telah menghilang dari pandangan.
 
                                           
                         * *  *
 
Salma mendapati Adam terlelap di atas tempat sujudnya.
"Mas, pindah ke atas yuk!" Salma membangunkan lembut.
"Tunggu!!!." Adam langsung terjaga dengan wajah berkeringat. Mimpi yang sama berulang.
Salma menatap kosong Adam dengan wajah pucatnya.
" Meludahlah dan Ta'awudz (minta perlindungan Alloh) karena itu dari syetan Mas!"
"Audzubillahiminasysyaithonirrojiim"Ucap Adam menuruti.
Diranjang, Adam menggenggam erat tangan Salma yang masih tidak mengerti namun juga enggan untuk bertanya.
"Bisakah kita tetap menjadi sepasang suami-istri di akhirat nanti?." Tanya Adam pelan.
"InsyaAlloh suamiku"Ujar Salma tersenyum sembari membelai wajah Adam.



زوجتي( Zaujatii)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang