Takdir Indahku

1.6K 86 14
                                    

Sepulang dari konsultasi ke dokter kandungan, Salma terlihat berulang kali memutar tubuhnya di depan cermin. Bersandar di depan pintu kamar, diam-diam Adam memperhatikan tingkah pola lucu istrinya itu.

"Selalu cantik!." Puji Adam saat melihat Salma yang tidak hentinya memegang pipi, lengan dan pinggangnya dengan gusar sebelum akhirnya tatapannya menyorot tenang ke wajah santai suaminya.

"Yakin masih terlihat cantik?" Tanya Salma mengkerutkan dahinya. Tanpa menunggu jawaban Adam, Salma berlalu dari hadapan suaminya dan merebahkan tubuhnya yang sekarang berbobot 65kg.

" Hmm tapi kenapa ana ngerasa Mas meledek ya?!" Sindir Salma sembari membelai perut dan melirik Adam yang melotot heran. Seperti memakan buah simalakama.

"Bukankah asalnya harus berbaik sangka terhadap sesama muslim?! Kok jadi su'udzhon terhadap sesama muslim plus suami lagi!!" Tanya Adam mengecilkan matanya saat menatap Salma yang terlihat memejamkan matanya.

"Mas harus banyak makan juga. Kalau Ana makan 2 piring, Mas harus makan 2 piring juga! kalau Mas gak makan, ana juga gak makan!" Ancam Salma tiba-tiba karena menyadari nafsu makannya bertambah 2 kali lipat.

"Trus gimana hadis makanlah sebelum lapar dan berhentilah sebelum kenyang?" Tanya Adam mengekerutkan dahinya hingga membuat Salma berfikir ulang atas ancamannya.

"Kenapa ana makan 2 piring gak ngerasa kenyang sih? Duh..." Salma kembali menutup wajahnya.

"Trus yang jadi masalah sebenarnya apa?" Tanya ulang Adam yang merasa kegelisahan Salma tidak beralasan.

Salma bangkit dan duduk disamping Adam, dengan menunduk Salma memegangi perutnya.

"Ana gemuk dan jadi jelek. Bukankah ana jadi gak menyejukkan mata Mas?" Jelas polos Salma yang membuat Adam menahan tawanya dan tersenyum lucu sembari meraih tangan istrinya.

"Terdengar klise kalau bicara jujur, tapi ini beneran jujur dari lubuk hati Mas." Adam terdiam sejenak, berfikir cara terbaik menguraikan perasaannya yang pasti kembali dianggap gombal karena Salma tengah pada suasana hati yang begitu sensitif dengan keminderannya. "Dengarkan istriku sayang. Apa pun adanya diri anty, bagaimana pun diri anty, tambah gemukkah, tambah cubbykah, tambah montokkah dan tambah apakah, rasa cinta dan sayang Mas gak akan berubah insyaAllah. “ Jelas Adam bersiap diri atas respon istrinya yang malah tertegun lama.

"Bukankah kebanyakan suami atau pria setelah mendapati tubuh istrinya berubah maka rasa cintanya juga berubah?" Ujar Salma menundukkan kepalanya.

"Siapa bilang?!" Tanya Adam penasaran sembari mengkerutkan dahinya. "Bukankah Aisyah radiallahu anha juga akhirnya menjadi gemuk hingga kalah dalam berlomba lari dengan Rasullullah?!"

"Itukan Rasul..."

"Kami umatnya lho!" Balas Adam mencoba mengalahkan prasangka istrinya.

"Tapi realita yang ada sekarang.." Salma tertunduk lesu.

"Itu karena mereka tidak mencontoh cara Rasulullah mencintai istri-istrinya. Dan poin pentingnya adalah mereka melupakan tujuan dari pernikahan itu sendiri." Jelas Adam dengan tenangnya. "Kayaknya anty harus banyak-banyak makan pisang ni! Biar mood jadi bagus kembali. Ntar mas buatin jus pisang plus bawang putih plus madu." Tawar Adam santai sembari tersenyum tenang.

"Maka nikmat Rabbmu yang manakah yang engkau dustakan??. Allah sudah memberi rizki anak kembar dirahim anty dan sekarang anty mengeluh atas bentuk tubuh anty?" Tanya balik Adam, membuat Salma tertegun menatap dengan mata berkaca dan beristighfar. Perlahan Adam mencium kening istrinya.

"Jazaakillah khoir sudah mau mengandung anak keturunan Mas, semoga Allah membalasi anty dengan limpahan pahala atas kesusahan di atas kesusahan (mengandung+melahirkan) dalam memberi keturunan untuk Mas." Jelas Adam tulus sembari memeluk lembut istrinya. Air mata Salma tertumpah, betapa bahagianya bisa mendapatkan suami seperti Adam yang berusaha untuk selalu mensyukuri semuanya.

زوجتي( Zaujatii)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang