Untukmu Anakku

8.4K 535 3
                                    

Di rumah Sakit Adam menemani Salmah Check up kondisi kehamilannya. Dengan tidak sabar Adam menunggu semua proses dan penjelasan Dokter Alice. Dengan tenang dokter berambut pendek itu duduk berhadapan dengan pasien.

"Bagaimana kondisi janin saya Dok?"T Tanya Salma setelah melakukan check pada janin dan rahimnya. Dokter Alice menatap Salma dan Adam secara bergantian.

"Saya tidak bisa menjamin perkembangan yang baik untuk janin Ibu jika kehamilannya terus dilanjutkan." Jelas Dokter Alice sembari menatap serius Salma yang masih terlihat tenang mendengar semua, berbeda dengan Adam yang terlihat begitu cemas.

"Apa janin saya tidak berkembang dalam waktu sebulan ini?"

"Ya! itulah yang saya lihat, karena itu saya sarankan sebaiknya kehamilan ini di hentikan dan kita fokuskan dulu pada pengobatan Ibu"

"Bisakah kita membiarkan janin ini sampai lewat usia 4 bulan? jika tidak ada perkembangan maka dokter bisa mengeluarkannya." Pinta Salma memegang perutnya. Sebuah harapan dan kepasrahan yang tersimpan di balik ketenangan Salma yang menggetarkan naruni Alice.

"Tapi kemungkinan besar dari yang saya amati, janin itu tidak ada kemungkinan akan.."

"InsyaAllah saya ikhlas dengan semuanya, Jika itu terjadi. Saya hanya ingin memeluk kemungkinan terkecil sekali pun, sebuah harapan!." Jelas Salma tersenyum.

"Tapi.." Adam tidak melanjutkan ucapannya saat tatapan Salma mengisyaratkan permohonannya.

"InsyaAllah ana akan baik-baik saja Mas. Izinkan sebentar saja Ana menikmati kesempurnaan sebagai seorang wanita. Jika Allah berkehendak menjadikan kita orang tuanya maka dia akan terlahir." Yakinkan Salma.

"Hmm baiklah. Saya sudah katakan kemungkinan yang bisa saja terjadi dan semua keputusan di tangan Ibu. Datanglah rutin kemari agar saya bisa mengetahui perkembangan janinnya, minimal untuk mengetahui tidak ada sesuatu yang bisa membahayakan Ibu."

"InsyaAllah. Terima kasih banyak atas pengertian Dokter."

"Ya. Semoga semua tidak seburuk yang saya bayangkan." Harap Alice.

'Mungkin makhluk bernama wanita punya banyak kelemahan tapi tidak untuk seorang Ibu. Janin itu muncul karena sebuah keajaiban maka tidak menutup kemungkinan ada keajaiban lain, Bathin Alice menatap kepergian Salma dan suaminya.

                                                                                                             * * *

Seminggu sudah Salma dan Adam menginap di rumah orang tua Adam. Kini perhatian kedua Mertua Salma hanya semakin membebani Salma setelah mengetahui kemungkinan buruk yang kapan saja bisa terjadi dan Salma tidak akan siap mengecewakan kedua mertuanya jika saat itu tiba.

"Kita pulang kerumah ya Mas? Ana rindu sama Salman! "Bujuk Salma merebahkan kepalanya di pundak Adam.

"Jangan merasa terbebani dengan Mama dan Papa, InsyaAllah mereka akan mengerti." Hibur Adam tenang sembari menggenggam erat tangan istrinya.

"Syukron atas semua cinta, pengertian dan ketulusan Mas. Afwan sudah menjadi beban bagi Mas!" Ujar Salma meneteskan air matanya. Adam meraih wajah istrinya, menatapnya lekat.

"Jangan pernah lagi meminta maaf pada Mas, Sungguh kepedihan anty adalah kepedihan Mas, maka mari saling berbagi dan menguatkan. Mas mencintai Anty sampai kapan pun dan Mas sudah berjanji di depan seseorang untuk membahagiakan anty sampai akhir nafas ini. Berjanjilah pada Mas untuk jodoh yang tidak pernah berakhir didunia dan berdoa pada Allah untuk jodoh abadi kita di akhirat" Pinta Adam tulus menatap Salma yang tidak mampu menahan harunya. Dengan cepat Salma pun memeluk suaminya.

'Untukmu anak Ummi dan Abi. Bisakah kamu percaya pada Ummi dan Abi untuk memiliki, merawat dan menjagamu Nak? Ummi sangat menginginkanmu, melihat senyummu, mendengar tangismu, dan memeluk mungilnya tubuhmu. Bisakah kamu bantu Ummi dan Abi berdoa pada Allah untuk kesempatan bersamamu Nak? karna Ummi dan Abi sangat mencintaimu..'Bathin Salma.

 



زوجتي( Zaujatii)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang