Gadis berjilbab Merah Maron

21.2K 1K 22
                                    

FlashBack...

Adam menggerutu kesal saat jalanan menjadi begitu macet. Janji dengan Dosen pembimbing semakin membuatnya frustasi, Adam begitu berambisi menyelesaikan gelar sarjana tekniknya hanya dalam waktu tiga setengah tahun.

"Kok bisa macet sih!" Adam dengan kesal turun dari mobilnya untuk melihat sumber kemacetan itu.

"Adam! Masuk loe!" Jerit Ega saat mobil di depannya mulai berjalan pelan, namun kekesalan dan emosi membuat Adam tidak menggubris panggilan sahabatnya itu.

Adam mendekat, mencoba mengamankan suasana dengan menjadi polisi lalu lintas KW dadakan, agar lalu lintas kembali lancar namun tiba-tiba matanya menatap sebuah pemandangan kala seorang gadis berjilbab merah maron yang menjulur panjang sepaha itu tengah memapah seorang wanita tua dan mendudukkannya di sebuah halte di pinggir jalan. Terlihat gadis berkulit kuning langsat itu bersegera memunguti kue basah yang berserakan di jalan dan memasukkannya ke keranjang bambu yang ada di belakang sepeda tua milik wanita tua itu.

Terlihat seorang pria paruh baya dengan ekspresi kesalnya menunggu dengan tidak sabar respon dari sang gadis.

"Saya akan bayar sebagai ganti rugi!" Ujar pria berdasi itu gelisah sembari sesekali melirik arloji mewah di tangannya.

"Apa ini adab bapak dalam menyelesaikan masalah?"Tanya gadis berjilbab panjang itu dengan ekspresi tenangnya.

"Saya terburu-buru. Saya tidak mau menarik perhatian orang-orang Cuma karena masalah sepele gini!."

"Sungguh kata 'maaf' lebih meluluhkan amarah dari beberapa helai uang yang bapak tawarkan. Bapak takut menarik perhatian orang? Namun, Sungguh Bapak sudah menarik perhatian maha raja dari semua orang, Tuhan!" Jelas tegas gadis berjilbab itu sembari berlalu menghampiri sang nenek Tanpa mengambil uang yang di tawarkan pria itu.

Pria paruh baya itu terdiam lama lalu menghampiri.

"Jika begitu saya minta maaf. Sekali lagi saya minta maaf Nek!" Pinta pria itu meraih tangan wanita tua di hadapannya, Sang Nenek menatap Gadis itu seperti minta persetujuan dan sang gadis mengangguk tersenyum.

Adam terpukau, matanya terus menatap lekat tiap ekspresi sang gadis.

"Adam! Kita uda telat dan Lo sempetnya ngeliat hal gak penting gini, Ayok masuk!" Ega menarik tangan sahabatnya yang masih sempat mencuri tatapan sang gadis.

"Kenapa masih ada gadis langka seperti itu?" Tanya Adam kalem.

"Dikampus kita banyak kale kalo mau cari yang berpenampilan religius kayak gitu. Lo aja yang terlalu fokus sama cewek-cewek modis dan sexi jadi cewek style ke tutup kayak gitu gak pernah keliatan haa..."Ega tertawa geli melihat keheranan Adam.

"Dikampus kita?" Adam terlihat bersemangat.

"Di Diskotik! Ya iyalah dikampus!! Lebih banyak lagi noh sana di Negara Timur Tengah!" Celoteh kesal Ega.

Sejak kejadian itu, setiap melewati mushola kecil di setiap fakultas di kampusnya, Adam terlihat begitu intens melihat satu persatu mahasiswi berjilbab panjang, berharap akan mendapati gadis berjilbab merah maron akan dijumpainya dari salah satu mereka.

Now..

Salma terlihat serius melihat-lihat bunga mawar di taman kecil belakang rumahnya. Adam menatap diam-diam istrinya dari balik jendela kaca, Lamunannya kembali menerawang jauh ke masa lalu saat Adam melihat kembali gadis berjilbab merah maron yang di harapkannya itu tengah duduk di teras samping musholla kecil di fakultas Bahasa.

FlashBack..

Dengan yakin Adam menghampiri gadis yang tengah membaca lirih buku ditangannya. Semakin dekat terdengar jelas bahwa gadis itu tengah membasahi lisannya dengan kalam Allah, Al qur'an.

Hati Adam bergetar saat suara sang gadis mulai berhias isak tangis kecil, tangannya terlihat menghapus butiran air di pipinya dengan sembunyi-sembunyi.

"Assalamu'alaykum Salma!"

Gadis itu menoleh ramah saat seorang gadis berjilbab panjang lainnya memanggil. Adam terpaku, memantung, berdiri tepat didepan teras mushola, menatap bisu semuanya seperti orang bodoh.

"Wa'alaykumussalam warohmatulloh" Jawab gadis berwajah mungil itu.

"Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al-Qur'an) yang telah mereka ketahui. Mereka mengatakan : Ya Rabb kami, kami telah beriman. Oleh karenanya catatlah kami menjadi saksi surah Al-Maidah ayat ke 83)" Gadis jangkung penghafal al quran itu membaca satu ayat sembari duduk di samping temannya.

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebutkan nama Allah bergetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlan keimanannya dan hanya kepada Robb mereka sajalah mereka bertawakal, dalam surah Al- Anfal ayat ke 2." Balas Salma tersenyum. Kedua gadis muslimah itu terlihat begitu akrab.

"Jadi semakin yakin buat jadiin anty istri untuk Mas Umar ana hee..." Canda gadis bernama Syifaa disampingnya, Salma mencubit pelan perut sahabatnya dan kedua gadis itu larut dalam canda santun mereka, tanpa bully, tanpa dusta, tanpa fitnah dan tanpa ghibah.

Adam masih terpaku, walau pun tidak faham ayat yang dibaca kedua gadis itu namun hati Adam terasa begitu bergetar mendengarnya.

                                                                                  * * *

SALMA...

Satu nama yang terngiang jelas di telinga Adam, meresahkan pikiran dan kewarasannya. Tidak ada yang spesial dari gadis berjilbab merah maron itu selain wajah mungil dan senyum berlesungnya yang begitu manis, serta pesona misterius yang mampu menghipnotis seorang mahasiswa berprestasi, tampan, mapan yang menjadi sumber fitnah bagi banyak gadis.

"Gue benar-benar bisa gila!" Gerutu kesal Adam menatap tumpukan data untuk skripsinya, menutup wajahnya dengan kedua tangan dan menghela nafas panjangnya.

Sejak pertemuan kedua itu, Adam dengan pasti mulai mengumpulkan informasi tentang Salma. Seorang Mantan Mahasiswi fakultas bahasa arab dua tahun lalu yang masih aktif mengikuti kajian Islam di musholla kampus yang juga menjadi Seorang guru PAUD yang juga salah satu pengurus panti asuhan.

"Lo bener-bener strees? buat apa Lo ikuti kajian di Musholla saat sibuk nyusun skripsi? ayolah Adam! Kita harus wisuda bulan empat!" Ega menceramahi panjang teman sefakultasnya itu saat terlihat Adam beranjak membuka sebuah bungkusan paket JNE.

"Bisa sambilan Sob! hitung-hitung nambah kenangan baik saat jadi mahasiswa yang bisa kita ceritain sama anak cucu cicit kelak!" Jawab santai Adam sembari mencoba baju koko barunya didepan cermin.

"Loe belanja baju ginian?? Online??” Tanya Ega tidak percaya.

“ Yah gue gak pede mau beli di Toko bos!!”

“Trus mau loe pake?”

“ Nyoba aja, penasaran gue.”Jelas Adam mulai memakai koko hitam itu.

“Sterss Lo ah!"Ujar kesal Ega sembari beranjak pergi dari kamar Adam.

Now...

Perasaan itu bermula dari kesalahan, Kesalahan manisku yang menodai keputihan nama gadis itu tanpa dia tau. Aku yang diam-diam slalu mengikutinya, mengaguminya, menyukainya, mengejarnya lalu menginginkannya. Namun perasaan itu jua yang akhirnya membawaku mengenal Allah dalam TauhidNya..

Perasaan itu masih lekat menempati seluruh hatiku, dalam lantunan doaku meminta pada Allah agar menghalalkan perasaanku terhadapnya dan menjadikannya halal untukku. Dan kini gadis berjilbab merah maron itu ada disisiku, bersama menemaniku, Istriku..Bathin Adam masih terpaku menatap sang istri dari balik jendela kaca.

زوجتي( Zaujatii)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang