chapter 25

7.2K 659 61
                                    

"Lah? "heran Orio.

"Hp lo mana?" tanya Gian dengan ngegas.

"Hp gua kecemplung akuarium pas gua lagi ngasih makan ikan-ikan gua," katanya.

"Lu punya hp cuma satu?" tanya Raka.

"2 sih, disita Abang gua satu."

Mereka menghela nafas. "Rey tadi malem butuh bantuan, sakit katanya. Dirumahnya gak ada siapa-siapa. Ada Bi Ina cuma kasian lagi istirahat, jadi Rey minta bantu-

"Terus?"

"Diem dulu bego! Gua lagi jelasin," kesal Raka.

"Sorry anjim."

"Heeh jadi kita bertiga kerumahnya, pas subuh ada si Vredo sama kedua orang tuanya langsung bawa Rey keRumah sakit."

Oriopun merasa bersalah, dalam hatinya ia mengerutu kepada abangnya yang mengsita ponsel pribadinya, sedangkan yang kecemplung akuarium hp khusu game juga untuk menstalk gebetan-gebetannya.

"Sorry gua gak tau kalau bakal gini."

"Udahlah udah kejadian juga," ujar Vredo

"Gua aja gak tau apa-apa Yo," lanjut Vredo.

"Gua ngerasa gak guna."

"Udah gak papa kita paham gimana overprotiktivnya mereka sama lo. Kalau pun lo tau, enol kemungkinan lo keluar rumah jam dua malem," jelas Gian yang memang paham betul tentang Orio sikesayangan keluarga.

"Sorry ya guys."

"Udahlah kenapa jadi sorry sorryan gini, gua ngantuk." Raka menyenderkan bahunya pada dinding.

"Pulang sekolah kita jenguk?" Raka mengangguk.

"Jenguklah."

"Pensi untung diundur seminggu, gimana kalau siRey gak keburu sembuh."

"Doain ajalah Rak, dia gak lama kalau sakit," balas Orio.

"Semoga aja."

Merekapun mengikuti pembelajaran walaupun terselingi rasa ngantuk dan juga lapar. Apalagi Gian yang sudah 5 watt, kalau saja tidak senggil Vredo, mungkin Gian sudah tertidur pulas.

Beberapa jam kemudian, kelaspun dibubarkan karena jam istirahat.

"Beskem ajalah, gua mau tidur," ujar Gian yang lesu.

Mereka memang baru mempunyai beskem kecil-kecilan disamping rumah Gian bahkan bersatu dengan tembik rumah Gian. Awalnya itu rumah adalah milik keluarga Gian, tapi karena keinginan Gian akhirnya rumah kecil itu menjadi milik Gian dan teman-temannya.

"Bener itu rumah mau dijadiin tempat nongkrong?" tanya Ganendra.

Gian mengangguk."Papah gua ngizinin bahkan nawarin buat direnov biar lebih nyaman," ujar Gian.

Papahnya Gian baik banget,selalu paham apa keinginan anak-anaknya. Apapun yang keinginan anak-anaknya selalu diturutin kalau masih batas wajar.

Tapi ya Papah Gian jarang pulang,ingatkan Papah Gian adalah pilot.

"Enak jadi lo apa-apa diturutin, bahkan belum minta aja udah peka," ujar Raka.

"Emang lo enggak?"

"Bokap gua gak semudah itu menuhin keinginan gua bruh."

"Tapi bokap lo baik?"

"Lebih dari baik anjir, hak ada tandingannya bokap gua mah," ujar Raka.

"Kita jadi bolos?" tanya Orio.

REYHAN || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang