chapter 7

8.5K 775 70
                                    

Reyhan menselonjorkan kakinya pada meja yang berada dibalkon kamarnya. Acara kangen kangenan bersama Bryan sudah dulu, Bryan butuh istirahat setelah beberapa jam menempuh perjalanan.

"Ayah kenapa ya?" gumamnya.

Rupanya Reyhan masih memikirkan perkataan sang Ayah tadi pagi. Bahkan sekarang Reyhan belum bertemu dengan sang ayah kecuali pada pagi tadi. Entah masih dikantor entah kenapa.

"Gua buat ulah apa ya ke Ayah?" tanyanya.

Reyhan mengenggam ponselnya, lalu membuka aplikasi chat. Dan akan mengirim pesan pada sang ayah.

Reyhan:ayah marah sama Rey,ya?Rey salah apa?

Reyhan tidak bisa jika harus berjauhan dari sang ayah. Kalau emang ada salah, Reyhan akan mengalah sekalipun ia tidak salah.

Dulu Reyhan selalu melihat momen dimana Gibran selalu kena marah Rian akibat kenakalanya yang selalu membantah. Dan kali ini Reyhan tidak mau kena marah Rian seperti apa yang Rian lakukan pada Gibran.

"Reyyy," panggil Raya yang sudah berdiri dibelakang Reyhan. Reyhan menengok sebentar.

"Ia Mah?" tanyanya.

"Ganti baju, Nak. Ayah mau ajak kamu jalan-jalan," ujar Raya yang mengamati anak lelakinya itu masih memakai baju seragam sekolahnya.

"Ayah ada dirumah?" tanya Reyhan.Raya mengangguk.

"Ayah dari tadi dirumah, katanya mau ajak kamu jalan-jalan sebentar kedepan," ujar Raya.

Reyhan menggelengkan kepalanya."Ayah tadi pagi ngomel terus Mah. Masa mau ngajak jalan sama Rey, kenapa gak ngajak kak Bryan aja?" Raya menggelengkan kepalanya. Setelah itu Raya duduk disamping Reyhan,dan mengusap lembut kepala Reyhan.

"Ayah lagi banyak pikiran dikantor. Jadi kayak gitu, bisa aja mau minta maaf dan mau nurutin apa yang kamu mau, iya kan?" Reyhan berpikir sejenak.

"Reyhan mau apa?" Reyhan mulai berpikir.

"Mau motor? Ponsel baru? atau laptop baru atau mobil?" Reyhan menggelengkan kepalanya.

"Jadi Ayah mau nyogok gitu?" tanya Reyhan

"Kalau gak disongok mana mau kamu maafin Ayah," kekeh Raya. Reyhan juga tersenyum.

"Kalau emang mau nyogok aku, nanti aku mintanya sama Ayah bukan sama Mamah."

"Disogok aja kamu mau."

"Ia dong Mah. Lagian kapan lagi Ayah mau ngasih apapun yang aku mau," katanya.

"Biasanya juga aku harus nangis-nangis dulu, baru deh dibeliin," lanjutnya.

"Yaudah sana ganti baju dulu, gak perlu mandi ya. Udaranya dingin, mungkin mau ujan soalnya udah mendung." Reyhan mengangguk.

"Ia mah..

"Mamah tunggu dibawah ya, sekalian mamah mau gantiin perban kamu." Reyhan mengangguk lagi.

"Cio kemana mah? Ko tumben gak sama mamah?"

"Lagi nempel sama kakaknya tuh dibawah."

"Ouh yaudah."

"Jangan lama ya Nak." Reyhan mengangguk.

Setelah menganti pakaiannya, Reyhan berjalan kebawah dengan menggunakan tangga rumahnya.

"Kak Bryan gua kira tidur," ucap Reyhan yang melihat Reyhan sedang tiduran dengan Cio dikarpet bulu depan TV.

"Cio ngajak main terus Rey," kata Bryan.

"Lel.. tamana?" pekik Cio bangkit dari tidurannya dan merangkak ingin digendong oleh Reyhan.

"Jalan-jalan dong," kata Reyhan memangku Cio.

REYHAN || ENDNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ